👻4
Datang lagiiii~~
🎶Lagu kebangsaan kita🤟
Jangan lupa Vote dan Komennya pren👍
.
.
Hujan masih belum berhenti. Malah kini langit sudah gelap, hujan juga semakin lebat. Dan yang seperti kita tahu, Win masih di sini. Di rumah Bright.
Tapi yang membedakan, hantu manis itu sedari tadi termenung diam. Tidak seperti biasanya, jika dia masih hidup pasti sekarang segala isi rumah Bright akan menjadi topik hangat mulut si manis.
Bright bahkan sekarang bingung. Apa dia berbuat salah lagi sekarang?
"Win?"
"Bright?"
Kedua anak adam itu serentak memanggil. Bright tertawa kecil, sedangkan Win dengan wajah dinginnya. Kesampok nih bocah? Eh, tapi kan udah jadi hantu, mana bisa kesampok lagi, yang ada juga bikin orang kesampok bisanya.
"Kenapa Win?" tanya Bright lembut, mungkin hantu manis ini sedang badmood, kan? .
"Gue pengen ngerokok deh," ujarnya.
"Hah?" Nyawa Bright hampir di buat tercabut saking kagetnya. Lebay sih emang, namanya juga Bright. Tapi ini gak salah? Win minta rokok?
"Win? Gak salah? Dulu lo bilang pengen jadi duta anti rokok. Lo gak inget dulu lo bilang, Rokok itu membunuh mu!" seru Bright, bingung juga lah dia.
Win mengangguk setelahnya menjawab, "Tapi Gue kan udah mati paok!"
Bright ikut mengangguk. "Iya juga sih."
"Tapi kenapa? Tumben banget lo minta rokok? Ada masalah? Cerita dong, ada apa sih kawan?" lanjut nya.
"Kasih gue rokok dulu baru cerita!" kekeh Win.
"Cerita dulu baru gue kasih rokok!" Bright juga tak mau kalah.
"Ishh, melas!" kesal Win.
" Males, goblok!" ucap Bright memperbaiki perkataan Win.
"Yaudah, lagian ntar kan yang kepikiran terus lo juga. Bukan gue," lanjut Bright pura-pura acuh. Dia mengenal Win, jika di balas seperti itu Bright yakin Win akan kalah dan kesal sendiri.
"Ck! Yaudah deh gue cerita!"
Kan?
"Yaudah Cerita-cerita."
"Gue mikir aja. Kita udah beda, gue gak bisa lagi ketemu lo tiap saat tiap waktu, kaya biasanya." Win mulai bercerita, Bright mendengarkan. Seperti biasanya mereka.
"Kita bisa ketemu kalau hujan doang, kan? Dan kalau lo tanya kenapa? Gue juga ga tau jawabannya. Karena yang gue rasakan, energi gue terkumpul saat hujan turun aja. Selebihnya gue lemah Bright."
Bright masih diam mendengarkan, sesekali dia mengangguk paham.
"Dan yang bisa ngeliat gue bukan lo doang, ada satu orang lagi."
"Siapa?" tanya Bright cepat. Siapa yang bisa ngeliat Win selain dia? Bright cuma takut nantinya bakalan menjadi masalah buat Win.
"Nah itu dia yang gue gatau. Gue takut banget kalau yang bisa liat gue ternyata orang gak baik yang malah memanfaatkan keadaan. Secara lo tau sendiri kalau gue itu ganteng dan terkenal, jadi gak menutup kemungkinan orang itu bakal manfaatin ini kan?"
Sombong sih. Tapi itu Metawin jadi gapapa. Bright gak akan marah. Lagian apa yang di bilang Win juga gak salah.
"Win lo tenang aja, gue bakalan selalu jadi garda terdepan buat lo. Apapun yang bakalan terjadi nanti, gue bakalan bantuin lo, " ucap Bright bersungguh-sungguh.
Win terharu. Dia berusaha untuk memeluk Bright, dan Bright juga langsung menyambut pelukan Win. Walau yang terlihat di mata orang lain Bright tengah memeluk dirinya sendiri.
"Win gue mau nanya lagi boleh?"
Win mengangguk. "Hm? "
"Lu kan hantu nih sekarang?" tanya Bright yang dibalas anggukkan oleh Win.
"Bisa terbang gak? Kalo bisa review dong," lanjut Bright.
Win tersenyum datar. " Gak ada pertanyaan lain apa?"
Bright mengedikkan bahunya. "Apa?"
"Ck! Ya gak bisa lah oon! Gue bukan Kunti, gue juga gak punya sayap! " kesal Win.
"Jadi lu hantu merek apa?"
"Gajah duduk."
👻
"Lehan, didepan ada temen kamu, nak." Bright dan Win menoleh ke sumber suara yang berasal dari luar kamar.
Itu Bunda. Win kangen Bunda. Soal Lehan, itu adalah nama panggilan Bright yang di ambil dari nama tengahnya. Bright Lehan Yudhiyono.
Eh tapi ingat ya, mentang-mentang nama belakang Bright ada 'Yudhiyono' sedikit mirip dengan nama belakang salah satu Bapak mantan Presiden negara, bukan berarti Bright anaknya beliau. Yudhiyono itu nama belakang Ayah yang tak lain suaminya Bunda. Karena udah banyak yang ngira begitu. Bright sih mau aja, cuma Win khawatir, kalau misal Bright punya kuasa yang kuat dia bakal menjadi manusia jelek, sombong dan kikir.
Pas Win lolos dan terpilih menjadi Atlet renang, Bright bukan main sombongnya. Bahkan tiap ketemu orang di jalan, Bright bakalan ngenalin dirinya sebagai sahabat Win Casaru, si Atlet terkenal. Tapi dibalik itu, Win tau kalau Bright itu bangga, bahkan sangat bangga dengan prestasi Win, di bandingkan Papanya di rumah.
Balik lagi di waktu sekarang. Bright bangkit membuka pintu kamarnya dan menghampiri Bunda yang berdiri di depan pintu.
"Ya Bunda? "
"Itu, ada temen kamu yang cewe. Namanya Mimin kalau gak salah," ucap Bunda mencoba mengingat-ingat.
"Mimin? Mimin siapa?
Ohh Apa mungkin Jimin? Jimin bities gitu? Apa iya Bright temenan sama member Bities? Yakali!" Win terkekeh sendiri. Pikiran random nya mulai menguasai.
"Kak Vimin?" tanya Bright memastikan. Dan reaksi Bunda menjelaskan bahwa pertanyaan Bright benar. " Nah Iya, Si vimin namanya!"
Bunda langsung menepuk lengan Bright. "Udah sana temuin, kasian cewe cantik di biarin nunggu sendiri," ucap Bunda. Tapi sebelum pergi Bunda sempat memastikan isi kamar Bright.
Win sempat berpikir saat melihat Bunda memerhatikan isi kamar Bright. Apa Bunda salah satu Orang itu, Orang yang bisa melihat Win selain Bright?
Kalau iya sih bagus, Bunda kan orang baik. Win gak perlu khawatir.
Tapi sepertinya Bunda bukanlah orangnya. Bunda tidak dapat melihat titik keberadaan Win. "Bright kalau diliat-liat ranjang kamu udah jelek banget ya, ntar bilang Ayah suruh ganti." Bright hanya mengangguk.
"Oh iya itu piringnya sekalian di angkat bawa ke dapur, dari tadi makan kok piringnya malah di tinggal. Bunda mau ke samping bentar angkat jemuran, tadi kelupaan. Kamu sih udah tau ujan bukannya bantuin Bunda angkat jemuran!" kesal Bunda pada Bright. Sedang sang anak bujang kembali tersenyum. Bunda nya memang begitu. Tapi satu yang menguntungkan, Bunda tidak curiga dengan satu piring lagi yang berada dikamar Bright, yang gak lain itu milik Win.
Win yang melihat dan mendengar nya malah terkikik. Bright menatap Win kesal. Memang semasa hidup Win, dia selalu berpihak pada Bunda.
"Bunda gue itu, yang sabar ya Bright, emang begitu Bunda mah. Lain kali kalo lagi ujan angkat jemuran ya." Win ikut keluar mengikuti langkah Bunda yang entah mau kemana karena arah Bunda berbelok bukan ke arah jemuran.
Bright yang di tinggal sendirian di kamar hanya bisa pasrah. Mau Win hidup atau mati pun sama, Win tetap Win. Selalu sama Bunda. Gak pernah di pihak Bright.
👻
Bright dan Win pikir, Kak Vimin datang hanya sendiri. Ternyata wanita cantik itu datang bersama Adiknya juga. Seingat Bright namanya Jordi.
Jordi dulu selalu datang ke kelas Bright cuma untuk sekedar tanya tentang Win. Bright juga udah firasat kalau laki-laki besar ini pasti punya perasaan lebih untuk sahabatnya.
Dan Bright juga dulu sempat obrolin masalah Jordi ini sama Win, tapi reaksi Win selalu nolak. Win selalu nunjukin dia gak tertarik siapapun dulu.
Dan yang kita tau ternyata sebelum kematian Win, terungkap selama ini pria manis itu naksirnya sama Bright. Ajaib!
Dan sekarang, Win tengah mengendap di balik tembok dinding putih milik Bright, tidak ada yang sadar bahkan Bright sendiri.
Win berdiri diam mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Win pikir mereka cuma bahas masalah tugas kuliah dan lelucon lain. Ternyata tidak, topik mereka merebet kemana-mana, mulai dari masalah politik, ekonomi bahkan sampai siapa calon Pilpres 2024 nanti.
Win pengen ikut nimbrung, tapi dia sadar dia bodoh dalam masalah itu.
Lagi pula, mau nimbrung juga gimana? Gak ada yang tau keberadaan Win selain Bright.
Modal nekat karena bosan, akhirnya Win mendekat kearah Bright.
Win berjalan perlahan dengan santai, tidak mengira sebelum nya bahwa ada yang menyadari nya selain Bright.
"Loh? Kok ada Win?"
.
.
.
.
TBC
.
VIMIN
JORDI
Yuhuu gimana part ini? Lanjut gak?
Seperti biasa aku minta bintang nya 🤭
Hehe....
-babunya Ame 🐱
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top