👻2

Aku datang lagiii~~

Jangan lupa dengerin lagu kebangsaan kita✌

Happy Reading 🤘
Wajib Vote coment🤭

**

Bright terduduk disudut kamar dengan tubuh bergetar.

"Bright liat gue dong!" Sosok itu berdiri tepat di depan Bright, bergerak gelisah kesana-kemari agar Bright menatapnya. Tapi Bright yang sudah kepalang takut tetap mengalihkan matanya dari sosok itu. Bahkan tubuhnya meringkuk di sudut kamar sambil mengibas-ngibas tangannya guna mengusir hantu manis itu.

"Briiighhtt!! Liat sini!"

"E-engg-ahk!" Bright menggeleng. Raga Bright terlihat bergetar, matanya sedikit berkaca. Bright tidak menyangka bisa melihat bahkan berbicara langsung dengan hantu.

'Bundaa, Bright sekarang anak IndiHomo!' seru Bright, batinnya berteriak.

"Lu kenapa? Takut sama gue? Padahal kan gue gak gigit lo, Bright!" seru si hantu manis sambil tertawa kecil.

"T-tapi kan lo s-setan ... W-win!!" Bright meraung, mencoba berdiri dan berlari dari kamar tapi kakinya ditahan oleh si hantu manis.

"Gak usah kabor! Kalo lo pergi gue sendirian lagi guoblok!" Terdengar nada yang sedih di balik intonasi nya yang tinggi.

"Udah pas jadi manusia gue sendiri, pas jadi hantu juga sendiri lagi. Lo tega banget sih!" Lanjut Win kini mulai menangis, dia tak dapat menahan emosinya terlalu lama.

Bright terpaku, hantu juga bisa nangis? Baru tau.

"W-win? Lo bisa nangis?" tanya Bright, tapi bukannya memberikan jawaban dari pertanyaan Bright, Win malah semakin menangis.

"Eh-eh sori, gue gak maksud apa-apa. Gue C-cuma takut karena lo kan ha-hantu," ucapnya gugup.

"Hiks ... Gue kan kesepian Bright." Win mengusap matanya yang tidak mengeluarkan air mata.

Bright terdiam, mulai berfikir. Apa dia begitu kejam saat dulu mengatakan itu pada Win? Goblok! Pake ditanya.

Dia sangat tau Win selama ini kesepian. Orang yang di percayai oleh Win di dunia ini cuma Bright. Walaupun Win masih memiliki Ayah tapi kehadiran Ayahnya tidak berguna sama sekali untuk Win, Ayah Win adalah laki-laki brengsek yang hidupnya selalu menyalahkan Win atas kematian Istrinya. Tidak ada yang bisa Win harapkan dari Ayahnya. Tapi berbeda dengan Bright, banyak harapan yang muncul saat Win bersama Bright. Tapi kini harapan itu tinggal angan, karena takdir telah bertindak lebih dulu.

Bright kini berpikir. Apa kehadiran Win sekarang yang berwujud hantu bisa membuat Bright menebus kesalahannya? Kalau iya maka Bright akan melakukan apapun untuk Win.

"Win, gue minta maaf. Gue sadar gue salah banget, lu mau kan maafin gue?" pinta Bright tulus. Tapi jujur jantungnya bergetar hebat karena takut. Ini hantu masalahnya bos.

Win menatap Bright lama. "Kenapa lo minta maaf pas gue udah mati sih?" decak nya kesal.

"Ya maaf, lu sih ngapain cepet mati!" ucap Bright membuat Win tertawa hingga terbahak-bahak seram. Bright meringis, "Win bisa gak ketawanya biasa aja, gue takut."

"Eh iya maap, lo sih ngelawak mulu." Win meredakan tawanya.

Keadaan kembali hening. Bright dengan menebalkan mentalnya mencoba untuk melakukan sesuatu.

"Hmm ... Win, gue bisa peluk lo gak ya?" tanya Bright, jujur dari lubuk hati Bright yang tidak terlalu dalam ini, dia rindu moment seperti ini. Dia rindu Meta, sahabatnya.

"Ngg-gak tau. Coba aja." Win mengedikkan bahunya seolah tak tau. Win tidak bisa menolak bahwa dirinya kini salah tingkah. Bright? Minta peluk? Mana bisa nolak omaygat!

Lalu perlahan Bright memajukan tubuhnya untuk memeluk Win, tapi yang terasa hanya angin.

Bright memandang wajah Win yang terlihat kecewa, hingga membuat Bright penasaran dan bertanya, "Kenapa?"

"Gapapa, mungkin belum waktunya."

Bright menyerjit bingung, win hanya tertawa pelan dengan wajah hambar.

"Bright gue pengen makan."

Bright kaget hampir shok. "M-makan apa? Lu masih bisa makan emang? Eh sekarang lo gak makan orang kan?" Bright memeluk tubuhnya sendiri, seolah perlindungan diri.

Win tertawa kecil. "Ya enggak lah gue mau makan nasi kalikk!"

Bright menghembuskan nafasnya lega. "Udah jadi hantu lo masih laper?" heran Bright.

"Gue gak laper Bright, tapi gue pengen makan aja. Terakhir gue makan sebelum pergi dugem itu pun siangnya. Gue kangen makan aja tau." Win memasang wajah melasnya. Bright menggeleng kan kepalanya pelan, Win mati dalam keadaan pulang dugem, berdosa sekali.

Bright menghembuskan nafasnya pasrah. "Yaudah tunggu sini, gue ambilin." Bright berdiri lalu keluar dari kamar mengambil makanan untuk Win.

👻

Tak berselang lama Bright datang bersama dua buah piring ditangannya. Satu untuk Win dan satu lagi untuknya sendiri.

"Kok dua?" tanya Win melihat Bright membawa dua buah piring berisi makanan penuh.

"Ya kan satu lagi buat gue, emang lu doang yang pengen makan!"

"Cie mulai ngegas, gak takut lagi nih sama gue? Rawrr!" ledek Win mencubit kecil lengan Bright, walau sebenarnya yang terasa hanya angin.

Bright mendengus, "Nih makan." Bright meletakkan piring untuk Win di lantai, bersamaan dengan piring miliknya juga. Mereka berdua duduk lesehan dilantai.

"Yeayy makan ... Gilak Bunda lo masak Ayam kecap? Tumben, kata lo kalo Bunda masak ayam jarang ada yang makan?"

"Ini bukan Bunda yang masak, tapi ini kiriman dari rumah lo, biasanya kalo orang lagi berduka pasti masak ayam."

Win memandang nasi dan lauk di depannya dengan serius, tumben sekali Ayahnya mau keluar uang cuma untuk nya yang sudah mati.

"Lo gak mau makan karena ini masakan dari rumah lo?" tanya Bright.

"Ya makan lah! namanya makanan wajib gue makan. Gak ada sejarah yang namanya Win Casaru gak mau makan nasi apalagi ini pake ayam, surga banget buat gue ini, Bright." Win tertawa karena kalimatnya. Sedangkan Bright tiba-tiba terperangah melihat Win menyantap makanannya.

"Anjir gue kayak lagi ngasih sesajen!"

*

TBC

Gimana?
Lanjut gak?

Jangan lupa vote dan komen

Polow juga aliyakimber

-Babunya Ame🐱

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top