MY BORN
Untuk AmetoAi,bisanya cuma segini doang.
SERIBU TAHUN YANG LALU....
"My Lady,sekarang,tepat bulan purnama ini bayi anda akan lahir."
Suara sapaan salah satu dayang membuat sang Lady Inu-Kimi tersentak.
"Mmm.Aku tahu itu,Kizumi.Apakah Tuan Besar Inu-Taisho sudah kembali?"tanya Inu-Kimi.
Kizumi hanya terdiam tidak tahu harus menjawab atau tidak pertanyaan dari sang Lady.Dia begitu sedih dengan kondisi Ratu besar Siluman Inu ini.Sampai detik ini pun Inu-Taisho tidak memperhatikan kondisi kehamilan sang istri.
"Anu~~.Maafkan hamba,My Lady!..Tuan belum kembali juga dari seminggu yang lalu."jawab Kizumi menunduk sedih.
"Kau.Jangan pernah mengkhawatirkan kondisi tubuh dan hatiku ini,Kizumi.Aku akan baik saja walaupun Tuan Inu-Taisho tidak mendampingiku disaat aku melahirkan."ucap Inu-Kimi memandang sendu rembulan seraya mengelus perut besarnya.
Sementara jauh di daerah perbatasan Utara,Sang Inu-No Taisho sedang berjuang melawan siluman Gagak dengan pedang Tessaiga.Sudah banyak jurus yang dikeluarkan Inu-No Taisho untuk membunuhnya.Tapi,semua nampak tak berefek.
"Apakah itu yang kau sebut kekuatan,Inu??"ledeknya.
"Sialan kau,Kurama tengik!!..Akan ku bungkam mulut mu itu!..hyaat!!..SOUNGA!!.."
Detik itu,Kurama itu pun lenyap hancur seketika.Inu-No Taisho terpaksa memakai pedang yang selama ini sulit untuk dikendalikannya,Pedang Sounga.
"Cih!..Merepotkan!.."decihnya dengan nafas tak beraturan.Pertahanan tubuh Inu-Taisho kian melemah.Perlahan,dia memperlihatkan wajah seram silumannya.Mata semerah darah,kuku tajam runcing muncul di kedua tangannya,dan dua taring panjang mencuat keluar dari mulutnya.Dia menggeram penuh kesakitan akibat efek kekuatan pedang Sounga.
Di tengah gelapnya hutan,Inu-Taisho bersandar di sebuah pohon.Matanya masih terbuka dan tubuhnya masih belum bisa dikendalikan.
Dua kilometer dari hutan,ada beberapa puluh bandit yang sedang asyik menebas sekelompok prajurit istana yang melewati hutan ini.
"Kreeet...Crashhh.."
Suara sayatan samurai itu terdengar sangat menakutkan bagi yang mendengar.Termasuk dengan sang Putri yang masih berada di dalam tandu.
"Tuan Putri,kau akan aman disini.Percayalah!..Prajurit kita pasti akan menang melawan mereka."ucap seorang dayang yang berada di dalam tandu.
Sang Putri nan cantik jelita itu hanya bisa terdiam gemetar tak berani bersuara.
"Tsrukk!..Tuan..Put..ri.."
"Aaaaa!...Utabi!..."teriak sang Putri saat sebuah samurai menusuk jantung dayang-dayangnya tepat dihadapannya.Putri itu pun keluar dari tandu dan menangis sejadi-jadinya.
"Sang Putri akhirnya keluar juga...haha!.."seru salah satu bandit yang adalah ketuanya.
"Bos,apakah kita harus membunuh dia juga?"tanya anak buahnya dengan tawa iblis.
"BAKA!...Aku tidak mungkin membunuh seorang wanita secantik ini!..Putri,maukah kau menjadi istriku?.Aku jamin,hidupmu akan lebih bahagia jika bersamaku...haha!.."ucapnya.
Sang Putri hanya bisa menangis memeluk lututnya dan berharap seseorang menyelamatkan hidupnya.
"URUSEI!!...SREET..SREET.."
"AKKK...AKK..."
Suara bariton seorang pria membuat sang Putri mendongak melihat apa yang terjadi didepannya.Para bandit itu tewas seketika dengan leher putus seperti ditebas oleh samurai.Dia tambah terkejut saat seorang pria berambut silver dan memakai pakaian aneh berada dihadapannya.Mata merah,cakar tajam,dan taring mulai membuat sang Putri mengerti makhluk apa yang ada didepannya.
"You..kai!.."serunya serak.
"Grrr!..Manusia!..Kau harus mati!.."seru sang Youkai yang ternyata adalah Inu-Taisho.Dia melesat cepat menghampiri sang Putri.Sang putri tidak punya cukup waktu untuk lari darinya.
"Grabbb!.."
Inu-Taisho menggenggam sangat kuat pergelangan tangan sang Putri tanpa perduli suara jeritan kesakitan dan ketakutannya.
"Akk!..lepaskan aku!.."seru sang Putri.Dia masih enggan memandang mata sang Inu youkai.Dia masih terlalu takut.
Tapi,dia tidak tahan jika di perlakuan seperti ini.Dia harus selamat.
"Lepaskan aku!..Youkai!.."teriak sang Putri yang menatap kedua mata merah sang Youkai.
Inu-No Taisho hanya bisa menggeram dan menatap balik sang Putri.Tatapan sang Inu-Taisho seolah meminta tolong pada sang Putri.Entahlah.
"Youkai...apakah kau tidak ingin membunuhku?Apakah kau sedang terluka?"tanya sang Putri yang mendadak mencemaskannya.
Dan,saat itu juga Inu-No Taisho terhuyung tidak sadarkan diri.
Sang Putri pun tidak tahu apa yang akan dia lakukan pada youkai ini.Dengan membuang pikiran negatifnya,akhirnya dia menolong Inu-No Taisho.Dia memapahnya dan membaringkannya disebuah pohon.Dia lalu memberikan beberapa obat tradisional yang dia bawa dari istana.
Hari mulai malam,sang Inu-Taisho masih belum tersadar.Sang Putri hanya meringkuk duduk disampingnya seraya menghangatkan tubuhnya di depan api unggun.
"Nin-gen,untuk apa kau menolongku?"
suara khas itu mengejutkan sang Putri.
"Youkatta!...Kau sudah sadar."seru sang Putri tersenyum ke arahnya.
"Mengapa kau tersenyum?Apakah kau tidak tahu kau sedang berbicara dengan siapa?"ucap Inu-Taisho menatap dingin.
"Aku tahu.Kau adalah Youkai.Aku tahu,kau sangat membenci kehadiranku.Tapi..jika bukan karena kau,aku pasti sekarang sudah dibunuh atau menjadi istri dari bandit itu.Jadi,terima kasih karena telah menyelamatkanku,Youkai."ucap sang Putri tersenyum lagi.
"Inu-No Taisho.Panggil aku INU-NO TAISHO."ucap Inu-Taisho datar tidak menatap wajah sang Putri.
"Inu-Taisho??"
Sang Putri bergumam tidak mengerti akan sikap aneh sang Youkai.Inu-Taisho berdiri memandang lekat bulan purnama.
"Nin-gen,siapa namamu?"tanya Inu-Taisho.
"Izayoi."jawab sang Putri.
"Izayoi,pergilah ke arah barat!..Disana kau akan mendapatkan pertolongan dari warga desa disana.Dan,jangan pernah kau ceritakan tentang diriku pada siapapun!..Mengerti!.."seru Inu-Taisho memandang sang Putri.
Inu-Taisho pun langsung melesat terbang dengan moku-moku halusnya.
Putri Izayoi nampak tersenyum melihat kepergian pahlawannya.Dia tidak akan memberitahukan tentang Inu-Taisho pada siapapun tapi,dia akan menyimpan kenangan indah ini di dalam hatinya.
ISTANA BARAT
"My Lady,berjuanglah!!.."seru dayang Kizumi sambil mengelap keringat yang bercucuran di dahi sang Ratu.
"Andai Tuan Inu-Taisho hadir disini.Pasti persalinannya takkan sesulit ini."ucap sang Tabib.
"Inu...Taisho.."gumam Inu-Kimi menahan rasa sakit di perutnya.
Kemudian,seseorang yang ditunggu pun datang.Dia segera berdiri disamping istrinya.
"Maafkan aku,Inu-Kimi.Aku sedikit terlambat.Sekarang,berjuanglah demi keturunan klan kita."ucap Inu-Taisho memberikan semangat.
Dalam hitungan kesepuluh,Inu Kimi berhasil mengeluarkan anaknya dari rahimnya.Sesosok bayi lelaki yang sangat tampan dan gagah akhirnya lahir ke dunia.Surai silver dan garis biru keunguan di kedua pipinya menandakan bahwa dia adalah putra penerus sang Inu-Taisho.Dan,sebuah bulan sabit berwarna ungu didahinya menjadi bukti bahwasanya dia juga milik Inu-Kimi.
"Anak kita tampan bukan,Inu-Taisho?"ucap Inu-Kimi tersenyum pada sang anak.
"Ya.Dan kini,klan Inu sudah mempunyai generasi penerusnya.Aku rasa tugasku telah tuntas sekarang."ucap Inu-Taisho datar.
"Iya.Tapi...Siapakah nama anak penerus klan Inu ini?"tanya Inu-Kimi.Dia berharap agar suami tercintanya mau memberikan nama untuk putra kecilnya ini.
"Aku belum tahu,Inu-Kimi.Sebaiknya,kau saja yang memberikannya nama.Aku mengandalkanmu."
Seusai berkata,Inu-Taisho pun pergi lagi entah kemana.Dia sama sekali tidak perduli dengan putranya sendiri.
Dalam kesedihan hatinya,Inu-Kimi menangis dalam hati akan perlakuan dingin sang suami.
"Nak,maafkan ibu.Karena Ibu,kau jadi terabaikan.Kau tidak dipandang sebagai seorang putra oleh Ayahmu."ucap Inu-Kimi yang sedang menyelimuti putra kecilnya dengan Moku-mokunya.
Hay,Minna!..Ini adalah cerita Fanfic pertamaku yang gak pake becandaan.Maaf kalau tidak bahus seperti Fanfic punya sebelah..hehe.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top