I AM SESSHOMARU
Sinar Matahari mulai memasuki celah-celah rongga gua ini.Cahaya yang sedikit terang kini menerpa sosok wanita berkimono merah muda itu.Sang Putra Inu-Kimi sedikit terpesona oleh kecantikan wanita dihadapannya.Tapi,dia lebih fokus pada sebuah jalan keluar dari gua yang mulai terlihat.
"Wanita,siapakah dirimu?"tanyanya.
"Aku adalah Dewi Kahyangan yang sudah memberikanmu nama.Mulai saat ini,Namamu adalah SESSHOMARU.Sekarang,tugasku telah selesai.Sampai bertemu lagi,Sesshomaru."ucapnya.Sang Dewi Kahyangan itu langsung menghilang entah kemana seiring hilangnya kekkai yang menyelimuti pintu keluar gua.
"Sesshomaru,kah??...Sokkah,Watashi no Sesshomaru.."ucap sang Putra Inu-Kimi menamai dirinya sendiri.
Tepat siang hari,Sesshomaru pulang ke istana dengan ekspresi wajah yang sama,dingin dan datar.Seluruh dayang,pekerja istana dan prajurit istana sibuk menyapa penuh kekhawatiran pada sang Pangeran kecil.
"My Lady!!..My Lady Inu-Kimi!!..Pangeran kecil telah kembali!!.."seru Kizumi senang.
"Benarkah??Tapi,aku tidak merasakan hawa kehadirannya?Benarkah itu putraku,Kizumi?"tanya Inu-Kimi ragu.
"Biar aku yang memeriksanya,Inu-Kimi!.."ucap Inu-Taisho santai.
Inu-Taisho berjalan menyusuri istana dengan penuh kewaspadaan.Ketika melintasi Kolam pemandian kerajaan,Dia melihat sesosok anak kecil bersurai silver berendam di kolam tersebut.Ciri-ciri itu sangat mirip dengan putra kecilnya tapi,ada bau yang berbeda pada tubuhnya.
"KAU!!..Siapakah dirimu,Nak?!...Bagaimana bisa kau memasuki istanaku!.."seru Inu-Taisho yang sudah memegang erat Tessaiga miliknya.
"Ciciue,kau tidak mengenali putramu ini?Atau sepertinya kau tidak merasa mempunyai seorang anak"tutur Sesshomaru kecil dengan nada dinginnya.Sesshomaru pun beranjak dari kolam dan memakai baju mandinya.Dia berjalan melewati sang Ayah begitu saja.
"Anak ini sekarang berbau harum musim semi.Jauh berbeda dengan sebelumnya yakni berbau kasturi seperti Inu-Kimi.Apa yang sebenarnya terjadi padanya?"pikir Inu-Taisho.
"Kreet!!..."
Sesshomaru menggeser pintu ruang santai tempat sang ibunda berada.
"Putraku!!..Kau sudah kembali!!..Youkatta!!..Kau kemana saja nak!..Ayah dan bunda mengkhawatirkan mu!.."seru Inu-Kimi seraya memeluk erat putranya.
"Aku habis dari hutan untuk melatih kemampuan bertarung ku,Ibu.Sepertinya,Ibu salah besar tentang sosok Daiyoukai Inu-Taisho itu"ucap Sesshomaru dingin.
"KAU JANGAN PERNAH BERKATA TIDAK SOPAN DENGAN MEMANGGIL AYAHMU SEPERTI ITU,NAK!!.."seru Inu-Kimi marah besar.Dia selama ini selalu mengajarkan kepada putranya tentang tata krama dan sopan santun.Dia sangat benci dengan perkataan putra semata wayang nya ini.
"Inu-Kimi,sebaiknya kita mulai upacara pemberian nama pada putra kita.Lebih cepat lebih baik,bukan?"
Inu-Taisho muncul di belakang Sesshomaru yang berada dipelukan sang Ibu.Dia sepertinya ingin membuktikan sesuatu dari putranya ini.
"Baiklah kalau begitu.Kizumi!..Segera persiapkan segala sesuatunya untuk upacara pemberian nama Pangeran Mahkota Inu-Shiro!.."perintah Inu-Kimi pada sang dayang kepercayaannya.
"Baik,My Lady!!.."ucapnya.
"Nak,Ibu sudah mempersiapkan sebuah nama yang pas untukmu.Sekarang,Ibu akan memakaikanmu Kimono ini!.."
Inu-Kimi memperlihatkan sebuah Kimono berwarna ungu dengan ukiran bunga sakura berwarna emas.Kimono ini adalah pakaian turun temurun dari klan Inu-Shiro yang boleh dipakai oleh sang keturunan saat acara pemberian nama nya.
Sesshomaru kecil hanya terdiam memasang wajah datarnya tanpa banyak bertanya apalagi protes.
Para Tamu undangan dari kerajaan youkai lainnya sudah berkumpul memenuhi ballroom istana.Mereka begitu penasaran dengan sosok putra Mahkota Inu-Shiro yang terkenal dengan wajah tampan tanpa ekspresi itu.Banyak juga yang penasaran seperti apa kekuatannya.Selesai memakaikan Kimono pada Sesshomaru,Inu-Kimi dan Inu-Taisho berjalan beriringan sambil menggandeng Sesshomaru yang kini terlihat sangat manis.Tak ada senyum dibibirnya,Sesshomaru hanya menatap datar para Tamu undangan yang hadir di Ballroom ini.
"Lady Inu-Kimi dan Lord Inu-Taisho telah tiba!.."seru seorang pengawal kerajaan yang berada dibelakang Inu-Kimi dan Inu-Taisho.
Semuanya langsung menunduk hormat saat sang Lady,Lord dan Prince itu melewati Altar.
Setelah itu,Inu-Kimi menyuruh putranya duduk di kursi singgasana yang terletak ditengah-tengah.Singgasana kecil ini sungguh sangat mewah dengan berlapis emas dan berukiran bulan sabit ungu dibagian puncak kursi.Sedangkan dia dan suaminya duduk berdampingan di kursi singgasana mereka yang berada disamping kanan dan kiri.
"Acara Pemberian Nama akan dimulai!..Kepada Lady dan Lord Inu-Shiro,diharap naik ke atas singgasana Putra Mahkota!.."seru sang youkai pemimpin upacara tersebut(semacam penasihat spiritual gitulah).
Inu-Kimi dan Inu-Taisho melangkah naik ke atas tempat singgasana putranya berada.Kizumi langsung berlari kecil memberikan Daun suji serta mangkuk berisi air suci.Inu-Kimi lalu membaca semacam ajian doa untuk putranya dan akhirnya dia memulai menyebut nama sang putra dibarengi dengan dicipratkannya air di daun itu ke arah dahinya.
"Putraku.Putra Keturunan Klan Inu-Shiro.Kau akan aku beri nama..."
"SESSHOMARU..."tukas Sesshomaru dengan wajah dingin tanpa ekspresi.
Inu-Kimi terbelalak mendengar apa yang diucapkan putranya.Inu-Taisho juga para youkai yang ada disana seakan diam,hening dan bergetar penuh ketakutan.
"Jadi,inilah yang dimaksud KEKUATAN oleh dewi kahyangan itu.Menakjubkan."pikir Sesshomaru menyeringai tipis.
"Sess..so..maru..??"gumam Inu-Kimi.Dia bingung,darimana gerangan sang putra mendapatkan kosakata itu.Arti dari kata itu adalah hal yang sangat dihindari oleh para youkai bahkan untuk Ningen.
"Ya.Namaku adalah Sesshomaru,Ibunda."jelasnya sekali lagi.
"Sesshomaru.Baiklah,jika kau ingin menggunakan nama itu.Sekarang,kau resmi menjadi penerus tahta kerajaan Inu-Shiro ini!.."
Inu-Taisho berkata dingin lalu mengambil alih mangkuk dan Daun Suji yang ada pada Inu-Kimi.Dia ikut mencipratkannya ke dahi putranya itu sebagai tanda akhir prosesi upacara penamaan tersebut.
"Hi..Hidup Sesshomaru-sama!!..Hidup Sesshomaru-sama!!.."sorak sorai para prajurit istana menggelegar menutup acara ini dengan begitu penuh intimidasi.Nama putra penerus Klan Inu-Shiro ini seperti mempunyai kekuatan negatif yang menakutkan.Sampai detik ini jua,para tamu undangan dibuat gemetar saat menyalami Sesshomaru.
Dua hari setelahnya,Sang Daiyoukai penguasa daerah barat yakni Inu-Taisho kembali pergi tanpa pamit.Inu-Kimi semakin penasaran dibuatnya.Dia merasa ada sesuatu yang begitu mendominasi suami tercintanya.Isi pikiran suaminya terkadang seolah terombang-ambing tak menentu.
"Suimichi!!.."panggil Inu-Kimi.
"Hai,My Lady!..Ada perlu apakah sehingga Anda memanggil Hamba?"tanya seorang youkai bayangan yang merupakan seorang mata-mata kerajaan Inu-Shiro.
"Kau.Carilah informasi tentang suamiku,Inu-Taisho!..Berikan aku informasi tentang semua kegiatannya diluar sana!..Apakah kau sanggup,Suimichi?"perintah Inu-Kimi memandang penuh ultimatum.
"Laksanakan,My Lady!.."ucap Suimichi.
Dalam sekejap,dia menghilang bersama pantulan sinar matahari.
HUTAN SEKITAR ISTANA INU-SHIRO
Bayangan hitam pekat melesat melompat puluhan pohon dengan tergesa-gesa.
"Apakah My Lady sudah tidak waras?Mana ada seorang mata-mata istana memata-matai Rajanya sendiri!..Tugas yang membingungkan!.."batin si pemilik bayangan.
"Creessh!...Takk!.."
Dahan pohon yang dipijaknya mendadak seperti dipotong oleh sesuatu.
"Cambuk kilat hijau??"pikirnya.
"Siapa kau,wahai youkai!!.."teriaknya marah.
"Sesshomaru.Sang Daiyoukai terhebat."
Suara itu begitu dia kenali.Intonasi dingin dan aura kematian ini tak salah lagi milik putra mahkota kerajaan Inu-Shiro.
"Sesshomaru-sama...Go..Gomene-sai!..Hamba tidak bermaksud untuk..."
"Suimichi.Apakah yang kau perbuat di hutan ini?Mencari seseorang,kah?Nani..."ucap Sesshomaru kecil yang melirik penuh rasa ingin tahu.
"Bagaimana ini?!..My Lady melarangku untuk memberitahu ini pada siapapun termasuk Sesshomaru-sama!..Tapi..Aku sungguh tak kuat dengan aura intimidasi yang dikeluarkannya!.."batin Suimichi berkecamuk.
"Itu....Hamba ditugaskan untuk mengintai Lord Inu-Taisho,Tuan muda!..T..ttolong jangan beritahukan kepada My Lady bahwa Hamba memberitahu Tuan muda!.."serunya setengah ketakutan.
"Lanjutkan saja tugasmu itu,Suimichi.Sesshomaru ini tidak tertarik dengan urusan yang menyangkut tentang Inu-Taisho."
Seusai berkata dengan dingin,Sesshomaru kecil kembali berjalan menyusuri gelapnya hutan.
"Anak itu...sangat menakutkan."gumam Suimichi sebelum berakhir pergi menghilang.
Sebuah istana yang sangat luas dan megah berdiri dengan gagahnya.Tuan Besar Gintamashi begitu menikmati keindahan bunga sakura yang tengah mekar dengan cantiknya.Senyum dibibirnya kental akan kerinduan.
"Ciciue!!..Waktunya untuk minum teh!.."sapa Izayoi,Putri sematawayangnya.
"Putriku,sakura putih ini sangat indah bukan?Bunga ini adalah bunga favorit mendiang ibumu.Kau tahu,wajahmu begitu mirip dengan ibumu"ucapnya.
"Dan Ayah ingin melihat ku bisa memiliki gadis kecil dengan wajah seperti ini,bukan?"Izayoi menyindir halus Ayahnya dengan tawa kecil.
"Ah!..Putri Ayah sudah mulai bisa bercanda sekarang..haha.."
Izayoi mulai menuang teh hijau favorit sang Ayah ke sekoci berwarna emas.Gintamashi menghirup lalu menyeruput pelan teh nya.
"Bagaimana hubunganmu dengan Panglima Takemaru?"tanyanya.
"Seperti biasanya.Kami bertambah akrab sekarang,Ayah."jawab Izayoi tersenyum.
"Apakah ada sesuatu yang lain yang membuat hubungan kalian menjadi lebih dekat?"
"Maksud Ayahanda?"
"Kau...Apakah mencintainya,putriku?"
Pertanyaan sang Ayah begitu membuat Izayoi tersentak kaget.Selama ini,dia memang berteman akrab dengan Takemaru.Tapi,itu hanya sebatas kedekatan antara seorang adik dengan kakak laki-laki nya tidak lebih.
"Ayah,bukankah itu terlalu cepat?Usiaku bahkan belum menginjak 17 tahun.Bukankah ibu berpesan agar aku kelak menikah pada usia tersebut?.Aku masih ingin belajar sastra dan ilmu lainnya."ucap Izayoi mencari jawaban yang pas.
"Ya,kau benar,Putriku!..Tapi,berjanjilah saat usiamu 17 tahun,kau akan menikah.Saran Ayah,sebaiknya kau menikah dengan Panglima Takemaru.Kau pasti akan hidup bahagia."ucapnya penuh harapan.
Izayoi hanya mengangguk pelan penuh kegalauan.Jauh dalam lubuk hatinya,dia menginginkan sosok pria lain yang menjadi pendamping hidupnya.Tapi,berbulan-bulan setiap malamnya hanya Inu-Taisho yang berada dalam mimpinya.Mungkinkah itu?Mana mungkin dirinya menjadi istri seorang youkai apalagi youkai yang sudah beristri dan mempunyai anak?.
"Ayah,sepertinya aku akan pergi ke pasar bunga karena ini adalah hari bunga sakura.Aku ingin membeli beberapa pot bunga sakura berwarna lain untuk ditanam di taman istana.Bolehkah,Ayah?"pinta Izayoi lembut.
"Baiklah.Tapi,kau harus pergi bersama Panglima Takemaru."
"Hai!..Ciciue!.."ucap Izayoi gembira.
Dia terburu-buru meninggalkan ruang santai menuju tempat latihan para prajurit istana.
Punggung tegap kekar seorang pria terlihat dari pandangannya.Dengan seulas senyuman,Izayoi memanggilnya.
"Takemaru-sama!!.."
"Izayoi-sama..."
Yang dipanggil menjadi merah padam malu akan teriakan sang Putri yang tidak enak didengar ini.Dia berjalan menyambangi Izayoi agak marah.
"Izayoi-sama,bukankah berulang kali ku katakan jangan panggil aku dengan sebutan itu!..Aku merasa tidak enak dengan prajurit lainnya!.."bisik Takemaru menahan malu.
"Kenapa?Bukankah Kau lebih tua dariku,Takemaru-sama?"gerutu Izayoi kesal.
"Tapi..."
"Takemaru-sama,antarkan aku ke pasar bunga sakura ya!..Aku ingin membeli beberapa bunga sakura disana!.."seru Izayoi tersenyum manis.
"Baiklah!...Tuan Putri Izayoi!.."serunya tersenyum.
"Berhenti mengucapkan kata itu,Takemaru-sama!..Aku tidak menyukainya!.."celetuk Izayoi cemberut.
"Ya..Ya..mmm"
Takemaru tersenyum bahagia melihat wajah Izayoi.Wajah cantik yang senantiasa dihiasi senyuman semanis madu.Sosok seorang putri yang baik hati dan mencintai rakyatnya.Seorang Wanita yang menjadi keinginan hati seorang Takemaru ini.
Jauh di dalam hutan dekat desa tempat Putri Izayoi,Inu-Taisho sedang sibuk berkelana bersama khayalnya.Duduk bertenger didahan sakura,membuatnya tersenyum bahagia.
"Izayoi..Aku merindukanmu.."batinnya melihat arah desa.
"Ah!!..Ayo buktikan bahwa kau adalah Pemenangnya,Inu-Taisho!!..Ayo!!..Nyatakanlah perasaanmu pada Izayoi!.."seru Inu-Taisho macam orang gila.
Dengan cepat,dia merubah wujudnya menjadi manusia dan pergi menuju desa.Dia tidak menyadari akan hadirnya Suimichi,Sang Youkai bayangan yang sedari tadi mengintainya dibalik bayangan pohon sakura.
"Perasaan??..Izayoi??..hmmm..Apakah...Tidak mungkin Lord Inu-Taisho selingkuh!!..."pikir Suimichi tidak percaya.
"WUAHH!!..Sughoii!!..Sakura!..Yamazakura,Yoshino,Edohigan,Kanzan,Fugenzou,Ichiyou,banyak sekali!!.."seru Izayoi senang ketika melihat puluhan stand kaki lima di pasar ini yang diwarnai oleh bunga sakura.
"Kanhizakura dan Kikuzakura sepertinya cocok untuk diistana,Izayoi-sama?"tunjuk Takemaru pada dua jenis bunga sakura dihadapannya.
"Memang.Tapi...yang ini sangat indah warnanya.."
Izayoi berjalan menjauh menyambangi stand yang berada sepuluh meter darinya.Lumayan jauh Takemaru untuk mengikutinya.
"Indah!.."
Sebuah suara bersahut dengan suara Izayoi.Suara seorang pria yang selama berbulan-bulan dirindukannya.
"Inu-Taisho..."
"Izayoi..."
Keduanya bertatap mata dengan tangan mereka yang menyentuh tangkai bunga sakura Ukon(sakura kuning keemasan).
"Izayoi-sama!...Hey,kau!...Lancang sekali menyentuh Tuan Putri!..Minggir kau!.."
seru Takemaru marah.Dia menulak Inu-Taisho kasar hingga terjatuh.
"Taisho!!..Daijoubu!!.."
Izayoi duduk untuk membantu Inu-Taisho berdiri.
"Hmm..Jangan khawatirkan aku,Izayoi."ucapnya sambil menatap Takemaru.
"Kau!!..Kuso!!..Beraninya berkata tidak hormat pada Tuan Putri Izayoi!.."teriak Takemaru murka.
"Hentikan,Takemaru-sama!!..Kau,Kau seperti bukan Takemaru yang ku kenal!.."seru Izayoi marah.Dia langsung pergi ke sebuah kedai teh dengan memapah Inu-Taisho.Inu-Taisho begitu intens memandang wajah Izayoi.Sebenarnya,Dia tidak terluka sedikitpun akibat dorongan Takemaru.Mungkin Izayoi melupakan satu hal bahwa dia adalah seorang youkai.
"Apakah sakit?"tanya Izayoi.
Tangan halusnya rela memeras handuk hangat itu hanya untuk mengobati lutut Inu-Taisho.
"Ittai!!..Pelan sedikit,Izayoi!.."pekik Inu-Taisho pura-pura kesakitan.Raut wajah cemas dan perhatian kini tercetak jelas di wajah Izayoi.Senyuman kecil kini menghiasi wajah Inu,Taisho.
"Izayoi,aku sungguh mencintaimu.Aku sangat ingin selalu berada disisimu."batin nya.
"Sudah..Sudah..Tuan Putri,Ayo kita pulang dan tinggalkan pria ini!!.."seru Takemaru yang datang dengan aura kobaran api kecemburuan.
"Kau sudah membeli bibit sakura untuk diistana,kan?"tanya Izayoi.
"Ahh...Pria ini mengganggu saja!.."batin Inu-Taisho sebal.
"Sudah,Izayoi-sama!..Itu sakura Kanhizakura dan Kikuzakura!.."tunjuk Takemaru pada dua pot bunga sakura yang berada dipunggung kudanya.
"Aku kan sudah bilang,Aku tidak menyukainya,Takemaru-sama!..Aku suka bunga sakura Ukon!.."seru Izayoi merujuk.
"Ukon??.Bunga itu sangat aneh dan seperti bunga layu.Istana tidak cocok untuk ditanami bunga semacam itu."tuturnya.
"Tidak!..Aku mau sakura Ukon!..Ukon itu Indah dan..."
"Cahaya kuning keemasan membuatnya bagai senja di tiap harinya..begitu kan maksudmu?"cela Inu-Taisho menatap lekat Izayoi.
Izayoi tak sengaja ikut menengok ke arah Inu-Taisho.Ada sebuah getaran kuat dalam hatinya.Itu sudah cukup meyakinkan hatinya bahwa takdirnya hanya untuk bersama dengan pria youkai ini.
"Iya!..benar!.."ucapnya tersenyum.Takemaru langsung menatap sengit Inu-Taisho sebelum akhirnya dia pergi membeli keinginan sang putri.
"Inu-Taisho,sepertinya kita harus berpisah lagi.Tapi...Aku ingin kau berada didesa ini..Maksudku...Jangan pernah temui aku lagi!.."seru Izayoi mendadak emosi.Dia masih menyimpan rasa kesal dan sakit hati akan kenyataan bahwa Inu-Taisho sudah berkeluarga.
Akhirnya,Izayoi dan Takemaru pun pulang ke istana meninggalkan dilema untuk Inu-Taisho.
"Izayoi...Aku masih belum memahami jalan pikiran mu.Mengapa tadi kau seolah menginginkanku tapi sedetik kemudian kau membenciku?"tanya Inu-Taisho dalam hati.
"Ke..ke..ke...Siluman lemah!..Aku tahu sekarang apa kelemahanmu!.."
Sebuah tawa yang sangat kecil terbawa hembusan angin.Sang Siluman kecil ini terbang lalu bersembunyi diantara semak-semak hutan.
Haii...Minna!..ada yang bisa tebak gak musuh Inu-Taisho di chapter selanjutnya??
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top