The American Singer

Setiap saya menulis sebuah cerita yang entah berupa novel atau novela, saya selalu mendengarkan lagu-lagu yang sekiranya sesuai dengan plotnya. Anggap saja seperti soundtrack. Ada banyak lagi yang biasanya saya gunakan, tetapi kebanyakan adalah lagu-lagu dari penyanyi favorit saya sejak dulu, Taylor Swift. Sampai sekarang, banyak lagu yang ditulis dan dinyanyikan oleh Taylor bisa memberikan ide-ide meskipun hanya berupa satu atau dua bab, atau bahkan keseluruhan cerita. Saya tidak akan menampilkan keseluruhan perjalanan hidupnya, seperti di mana ia lahir atau bahkan bagaimana masa kecilnya. Rasanya sudah terlalu banyak artikel yang memuat kisahnya, bahkan di Wikipedia, kita bisa membaca biografinya secara lengkap tanpa perlu bersusah payah. Jadi, saya hanya akan menuliskan bagaimana pengaruh karya seorang penyanyi Amerika ini dalam tulisan-tulisan saya.

Sebelum memiliki fandom yang diberi nama Swifties yang besar seperti sekarang, mengidolakan Taylor Swift rasanya seperti aib. "Ih, Taylor Swift? Lagu-lagunya begitu doang, mirip-mirip semua." Begitulah komentar seseorang saat saya menyebutkan namanya. Ia sering dianggap sebagai cewek yang gonta-ganti pacar dan menghasilkan uang dari lagu yang menjelekkan mantannya. Padahal kalau mendengarkan lagu-lagu lain, banyak juga musisi yang melakukan hal yang sama. Saya menganggap musisi/penulis lagu, sama seperti saya yang seorang penulis (meskipun masih di tahap merintis), berhak menuliskan pengalaman pribadinya ke dalam sebuah karya. Saya kira, teman-teman penulis lain pun begitu, meskipun tidak melulu novel atau cerpen yang mereka tulis adalah kisah pribadi. Namun, pasti ada satu atau dua adegan yang berasal dari pengalaman diri sendiri. Begitu pula dengan Taylor Swift. Jadi bagi saya, ya sah-sah sajalah ia menulis lagu tentang mantannya, toh tidak semua lagunya berkisah tentang mantan. Saya percaya mantannya yang juga musisi, pernah menuliskan lagu tentang Taylor juga.

Secara musikalitas, mungkin banyak yang beranggapan lagu-lagunya memiliki aransemen yang mirip-mirip. Saya tidak bisa menilai karena saya tidak menguasai ilmu tentang musik. Namun, jika melihat bagaimana ia bisa membuat album country kemudian berganti ke genre pop, hingga alternatif, saya kira tentu ia bukan musisi yang biasa-biasa saja. Salah satu albumnya, Speak Now, memiliki sentuhan rock juga di beberapa lagu. Album favorit saya bergenre alternatif, Folklore, menjadi soundtrack yang sering saya putar untuk menulis karena selain musiknya yang indah, liriknya pun puitis. Keahlian Taylor dalam menulis rima dalam lagunya, tidak bisa dipungkiri adalah hal yang selalu saya suka darinya. Sejak mendengar Folklore, kosa kata bahasa Inggris saya bertambah banyak. Salah satu lagu dalam album Folklore yang berjudul no body, no crime menginspirasi saya untuk menulis novel thriller, padahal mayoritas genre yang saya tulis adalah romansa.

Satu hal lagi dari Taylor yang membuat saya terinspirasi adalah ia selalu percaya diri dengan setiap lagu yang ia kerjakan, bahkan sering membagikan proses pembuatan lagunya kepada para penggemar. Ia tidak peduli dianggap penyanyi medioker karena tidak memiliki suara fantastis seperti Beyonce, Ariana Grande bahkan Adelle. ia memiliki karakter suara Mezzo-soprano yang sering dianggap lemah dan tidak punya ciri khas pada awal karirnya. Mungkin ia melihatnya sebagai peluang, karena lagu yang ia tulis pun, bisa pas dengan karakter suaranya. Mendengar lagu Taylor, seperti sedang membaca cerpen, kisah yang dituturkan sekalipun sederhana, tetapi bisa indah dan berima. Karena itulah, banyak Swifties yang bisa merasa nyambung dengan lagu-lagunya, hingga mengidolakannya. Saya pribadi tidak punya banyak kesamaan kisah dengan Taylor selain tahun kelahiran, tetapi saya menikmati dan menyukai cerita yang dituturkan dalam lagunya. Justru lagunya akan terdengar aneh jika dibawakan oleh penyanyi lain seperti Ariana Grande atau Beyonce. Seakan lagu Taylor ya pas dinyanyikan oleh Taylor, atau penyanyi dengan karakter vokal yang sama. Hal ini membuat saya jadi percaya diri menulis novel dengan gaya saya sendiri, tidak banyak dibumbui kata-kata yang berbunga-bunga. Teman-teman penulis saya dalam satu grup kepenulisan selalu membuat julukan bagi saya penulis ceplas-ceplos. Entah benar atau tidak, silakan berkunjung ke lapak saya di platform Wattpad atau Cabaca ya.

Berikut saya sertakan judul cerita yang saya tulis yang terinspirasi oleh lagu Taylor Swift, barangkali ada yang mau berkenan membaca :

1. The Rumors terinspirasi oleh album Reputation.

2. Mr. Right and The Wrong Girl terinspirasi oleh album Red.

3. Nyonya Durjana terinspirasi oleh lagu no body, no crime.

4. The Flirting Job terinspirasi oleh album Lover, khususnya lagu Me!

5. Kapan Nikah? terinpirasi oleh album 1989.

6. Working with Evil terinspirasi oleh lagu Should've Said No.

Nah, sekian artikel fangirling mengenai tokoh yang mengisnpirasi saya kali ini. Memang cerita yang saya tulis tidak sepopuler novel penulis yang lainnya, tetapi saya belajar dari Taylor Swift untuk selalu totalitas dalam berkarya dan bangga dengan karya yang sudah dihasilkan.

4 Juni 2024

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top