I FOUND YOU


I found you....

Al POV

Setelah acara selesai, kami langsung masuk ke kamarku. Ketika sudah di dalam, aku langsung memeluknya dari belakang. Aku sangat merindukannya, aroma levendel dari tubuhnya aku hirup dalam-dalam. Memberiku ketenangan dan aku menciumi bahunya yang terekspose tampak mulus. Aku rasakan sekarang tubuhnya merinding.

"King, mandi dulu." Suaranya tertahan sambil membujukku tapi aku menggeleng, aku tetap masih menciumi bahunya dan kini merambat ketengkuk dan belakang telinganya.

"I love you and I miss you so much, Queen," bisikku dengan pelan tepat di telinganya.

"I love you more and I miss you too, King," balasnya sambil menunduk karena mungkin menikmati kenyalnya bibirku yang mengecup-ngecup tengkuknya.

Tanganku mulai meraba dadanya dari belakang dengan bibir masih mencumbu leher jenjangnya. Sedikit aku remas kedua gundukan itu hingga dia mendesah. Tubuhnya menggelinjang hingga pantatnya menggesek tepat pada kejantananku. Seketika pusakaku menegang di dalam balik celana kain hitam, aku merasa celanaku terasa sesak.

"Aaaaahhhh, King," desahannya membuatku semakin bergairah.

Aku tetap mencumbuinya sambil menanggalkan busana pengantin kami. Hingga kami tanpa sehelai benang pun. Aku membalikkan badannya, sambil menciumi leher dia. Saat aku berdiri di depannya, aku melihat matanya sayu, mengejap dan memicing menikmati sentuhan tanganku yang kini memilin putingnya.

Desahan yang membuatku semakin terbakar gairah. Aku rasakan tubuhnya semakin menegang, ketika aku cumbu dadanya. Aku angkat tubuh sinyal dia masuk ke kamar mandi. Aku turunkan tepat di bawah shower, kubuka keran agar rintikan air membasahi tubuh kami.

Di bawah guyuran air dari shower aku kembali mencumbunya. Aku melumat bibirnya dan dia membalasnya, aku sesekali menghisap bibir bawah dan atasnya. Desahan nikmat dari bibir tipisnya menggema di dalam kamar mandi mewahku. Aku menurunkan ciumanku pada leher jenjangnya, aku peluk tubuhnya hingga aku merasakan gesekan antara kulitku dan kulitnya menyebabkan aliran listrik dari tubuhku menjadi tinggi.

Gelora asmara yang menguasaiku malam ini untuk memadu kasih di atas cruise semewah SM Rotterdam. Oh ini terlalu nikmat, bercumbu di bawah kucuran air bersama wanita tercinta yang telah sah menjadi istriku.

Aku turunkan ciumanku pada dadanya dan berakhir di salah satu puting dia. Aku kulum, sesekali aku jilat dan bermain dengan benda kecil berbentuk seperti biji kelengkeng. Tangan kiriku menarik punggungnya agar lumatanku pada buah dadanya semakin dalam.

Tangan kananku meremas pelan pantat putih nan mulusnya. Aku lirik dia ternyata istriku sangat menikmati setiap sentuhanku. Matanya terpejam dan kepalanya menengadah dibiarkan basah terkena rintikan air shower. Dia seksi dan menggoda dengan wajah basahnya. Kedua tangannya menyelusup ke dalam sela-sela rambutku yang sudah basah. Dia menekan kepalaku agar cumbuanku di dadanya semakin dalam.

"My King ... cu-kup...," pintanya terbata saat jemariku mulai bermain diarea sensitifnya.

Aku mendongak menatapnya dengan mata sayu dan nafsu yang tertahan.

"Kenapa, Queen?" tanyaku takut jika melukainya.

Dia menegakan tubuhku dan menukar posisi kami, hingga tubuhku terbentur dinding kamar mandi. Matanya menyeringai licik padaku.

"Sudah cukup kamu mempermainkanku, ini giliranku, King," ucapnya lalu berlutut di depanku.

Tanpa kuduga dia melahap habis kejantananku.

"Oh My Queen! Kamu gila!" umpatku nikmat tanpa sadar menjambak rambutnya yang panjang. "Aaarrrrgh!" eranganku merasakan nikmat yang tak tertara.

Dia mulai memaju mundurkan kepalanya hingga kulit juniorku bergesekan langsung dengan rongga mulutnya.

"Aaaahh nikmatnya Queen, percepat lagi, Sayang," pintaku tak tertahan ingin sekali mengeluarkannya.

Aiitttsss kenapa dia justru berhenti? Dia menengadahkan wajahnya menatapku menggoda.

"Tidak semudah itu, King. Kamu mengeluarkan benih cinta kita. Apa kamu akan membuang benih pertamamu bukan pada tempatnya?" ucapannya berdiri dan menempelkan dadanya di dadaku.

Dia menurunkan ciumannya pada leherku membuat tanganku reflek memeluknya erat. Dia menjilat area sensitif di belakang terlingaku. Aku naikan kaki kirinya agar bertumpu pada pinggangku. Sambil dia masih mencumbuku, aku perlahan mengarahkan milikku di liang kenikmatan duniawiku yang sudah halal ini. Perlahan aku coba masukan, tapi masih sulit, dia mencengkram tengkukku.

"Pelan-pelan, King. Sakit," rengekannya.

"Maaf, Queen." Hanya itu yang aku bisa katakan.

Aku meraba keran shower dan memutarnya agar kucuran air semakin deras. Aku berpikir dengan guyuran air, tubuh kami terasa relaks dan aku dapat memasukinya karena air dapat mengurangi rasa sakit. Aku kembali mencobanya lagi, kali ini dia membantuku menyibak sisi area sensitifnya.

Sambil aku cium dan lumat bibir merah delimanya agar dia terhanyut dalam lumatanku dan sakitnya sedikit teralihkan dengan kenikmatan. Aku tekan punggungnya untuk menempel pada tubuhku, sedangkan tangan kanannya menarik tengkukku agar ciuman kami dalam. Kini yang bekerja adalah tangan kirinya dan tangan kananku. Setelah dia menyibak sisi area sensitifnya tanganku mengarahkan milikku masuk dalam tubuhnya. Sedikit demi sedikit dapat masuk, perlahan kudorong pantatku.

Ketika kurasa kejantananku sudah masuk setengah, aku membuka mata, ternyata dia juga membuka matanya dan juga menatapku. Masih dalam sesi lumatan dan pagutan di bibir, aku berkomunikasi dengannya lewat tatapan mata.

'Sudah siap?' tanyaku lewat tatapan kami.

Matanya sayu menatapku dan dia tersenyum dalam lumatan bibir kami. Itu artinya dia mengizinkanku untuk membelah selaput virgin-nya. Aku pagut bibirnya lembut, kuberi dia kenikmatan dan ketenangan. Dia mengalungkan tangannya di leherku. Saat dia sudah terbuai dengan kenikmatan langsung aku tekan pantatnya dan kudorong panyatku, dan akhirnya aku berhasil tenggelam penuh dalam dirinya.

Saat kuterobos miliknya tak terasa dia menggigit bibir bawahku sangat kuat, aku yakin ini pasti berdaran dan luka. Biarlah aku juga rela bibir ku terluka, karena aku juga sudah melukai bibir bawahnya hingga menyobek selaput virginnya.

Perlahan namun pasti aku milai memasuk keluarkan perlahan juniorku dalam miliknya agar terasa lebih licin dulu. Ini benar-benar nikmat, juniorku terasa terhimpit dan tersedot dalam miliknya. Ini terasa kesat dan tergambar dia merawatnya dengan baik. Oh betapa beruntungnya aku, di zaman sekarang mendapatkan virgin di malam pertama. Tapi, kalian jangan berpikir aku cuma-cuma mendapatkan ini. Aku juga ikut menjaganya dan benar-benar menahan hasratku saat berdekatan dengannya. Tak aku sangka, ternyata yang aku jaga selama ini menjadi milikku.

Jagalah dengan baik apa yang seharusnya kalian jaga, karena jika kalian memiliki apa yang selama ini sudah kalian jaga dengan baik saat merasakan hasilnya lebih memuaskan.

"Oh, King lebih cepat," pintanya tertahan.

Namun aku menghentikan pacuanku dalam dirinya. Aku lihat ada rasa kecewa pada sorot matanya. Perlahan aku tarik juniorku dan aku balikan tubuhnya. Aku arahkan kedua tangannya untuk bertumpu pada tembok dan memintanya menungging. Perlahan aku buka sedikit kakinya dan memasukan kembali juniorku. Dengan cara ini aku lebih leluasa melihat masuk keluarnya juniorku pada liangnya. Saat juniorku merasa lebih keras dan denyutan di area sensitif Queen lebih terasa, aku menghujaminya tusukan yang dalam dan cepat.

"Aaaahhhh nikmatnya King, lebih cepat lagi, Sayang," pintanya tersengal-sengal.

Tanpa aku menjawab, aku percepat lagi hujamanku. Tanganku membantu pantatnya untuk maju mundur agar dapat lebih mendalam tusukanku. Saat aku merasa mulai akan klimaks dan juniorku semakin keras di dalam sana aku lebih percepat lagi.

"Queen a-a-ku mau keluar, Sayang," ucapku susah payah karena tertahan oleh gairah yang sudah memuncak hingga di ubun-ubun dan siap meluncurkan benih cinta ke dalam rahimnya.

"Keluarkan King, aku sudah ingin klimaks. Percepat King, please," mohonnya terdengar tidak sabar.

Dengan gerakan cepat dan kuat, aku menghujaminya tusukan-tusukan kasar namun menikmatkan.

"Aaaaaarrrrrggggg," lenguhan dari mulut kami bersamaan.

Aku merasa kedutan di dalam sehingga membuat juniorku terasa keri namun nikmat. Aku keluarkan benih cintaku dalam rahimnya. Tubuhku terkulai lemas dan jatuh di atas punggungnya dalam posisi junior masih tertancap di dalamnya.

"King, tubuhmu berat," rengeknya menyadarkanku.

Seketika aku menegakan tubuhku dan perlahan mencabutnya.

"Maaf sayang," ucap ku membantunya berdiri tegak.

"Aw aw, sakit, perih," keluhnya sambil memegangi area sensitifnya.

Aku berjongkok menjoba melihatnya, benar saja miliknya merah dan aku rasa ada sobekan pada ujung sensitifnya. Aku berdiri meraih handuk yang tergantung di belakang pintu.

"Maaf membuatmu terluka," ucapku tulus dan menyesal.

Lalu aku mengangkat tubuhnya dan membaringkannya di atas king zise empuk dan luas.

Aku berbaring di sebelahnya, sedikit menindih tubuh mungil dia, sambil membelai wajah cantik istriku.

"Sebelumnya aku tidak menyangka jika keperawananku akan terenggut di dalam kamar mandi dengan hujaman yang hot dan memabukan itu," ujarnya malu-malu dan mengalungkan tangannya di leherku.

"Maaf," hanya itu yang dapat aku ucapkan untuknya.

Aku kembali memagut bibirnya, mungkin malam ini kami tidak akan tidur hingga pagi untuk memuaskan rindu, hasrat, dan cinta. Akhirnya aku menemukan wanita yang sudah pantas aku perjuangkan dalam hidupku.

Mencintai itu mudah apalagi jatuh cinta, itu tidak sulit. Namun untuk membangun pondasi yang kuat dan menjaganya agar tetap kukuh hingga akhir khayat itu yang sulit, itu semua butuh perjuangan dan pengorbanan. Jika memang kalian sudah mendapatkan orang yang tepat dan yang kalian cintai dengan tulus, perjuangkanlah dan pertahankanlah. Cintai dia dengan tulus dan ikhlas.

Falling in love is easy but stay in love is ferry difficult.

Salam cinta dari Raja dan Ratu penguasa lautan. Al Ghazali Egy Barun Adibrata & Prilly Malca Rissa Adwitiya

We love you.

########## THE END #########

Akhirnya aku udah nggak punya hutang di sini ya?
Ini udah bener-bener 'END', nggak ada extra dan bonus. Kalau masih mau membaca khayalannyaku, kalian datang saja di cerita yang lain. Hahaha

Terima kasih untuk vote dan komentarnya. Bye!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top