7☔-Hananaki Kyou
Victor langsung pulang tidak mau bertemu Yuuri hari ini, ingatan-nya teringat lagi tentang pernyataan cinta mereka. Victor merasa kalau nafasnya sesak, dan langsung menuju ke kamar mandi. Memuntahkan semua bunga yang terasa menghujani tenggorokannya itu, hari yang dingin dan hujan, sebaiknya dia cepat pulang sebelum lebih lebat lagi dari sekarang ini.
"Yuuri...apa kau menyukai ku?"
Uhuk!
Uhuk!
Suara itu seolah berputar, Victor mengenggam payung ungu itu sekuat tenaganya. Namun kata kata itu seolah terus saja berlalu dalam pikirannya. Membuat tenggorokannya terasa sesak, dan bunga itu menyelimutinya. Tetesan hujan semakin deras, orang orang mulai berjalan cepat menghindari hujan. Victor berjalan dengan cepat berusaha agar dia secepatnya sampai ke rumahnya, hari yang mendung dan mulai gelap. Matahari yang mulai tampak terasingkan di langit. Sama seperti perasaannya yang disembunyikannya itu.
"Yuuko, kau wanita yang baik"
Uhuk!
Uhuk!
Hatinya seperti diremas oleh sesuatu tak kasat mata, satu tangan Victor digunakan untuk memukul-mukul dadanya agar perasaan itu pergi saja. Namun tidak bisa, malah semakin terasa sakit. Padahal rumah sakit sudah jauh, jalanan mulai sepi. Orang orang mulai berpergian dari daerah sekitar untuk berlindung ataupun masuk ke dalam kendaraan. Hujan semakin deras membasahi jalanan, bunyi tetesan yang menghantam jalan yang terasa seperti alunan musik sangat keras. Dan seolah tidak membiarkan suara apapun untuk terdengar disekitarnya, dengan ini Victor semakin terperangkap dalam dirinya sendiri. Ia menahan rapat rapat nafasnya yang terasa sesak.
Yuuri tersenyum, "Kurasa aku akan menyukaimu juga"
Uhuk!
Uhuk!
Victor melihat kearah banyak bunga yang berjatuhan dari mulutnya, jatuh dan hanyut oleh aliran air yang membentuk genangan disekitarnya, untung saja tidak ada orang disini. Senyuman Yuuri yang seolah seperti kutukan baginya, Victor menutupi mulutnya saat dirasa kalau tenggorokannya begitu sesak dan gatal. Victor berusaha keras untuk menghentikannya.
"Be-ber-", tidak bisa, rasanya seperti sebuah racun di hatinya, jika ia tidak melakukan ini. Maka dia akan merasa tersiksa, batuk yang tidak bisa dicegah, bersamaan dengan perasaannya yang terus mengalir tanpa henti membuat luka di hatinya.
Terus menerus.
Uhuk!
Uhuk!
Pembicaraan yang mereka bicarakan terus terputar dalam pikirannya membuat hatinya jauh terasa sakit, rasa sakit itu berubah menjadi bunga yang menyesakkan dirinya. Victor melihat bagaimana Yuuri dan Yuuko tampak sangat bahagia tanpa dirinya disana, seperti dia tidak dibutuhkan lagi. Victor tersenyum nanar. Menutupi mulutnya lagi saat dirasa batuk itu kembali lagi padanya.
Uhuk!
Uhuk!
Semakin parah, Victor berusaha menahan kelopak bunga yang terus berjatuhan. Hingga ia merasa kalau tidak sanggup dan tangannya menjatuhkan payung yang dikenakan. Patung itu jatuh di atas jalanan, sebuah mobil jatuh dan menabraknya, dan memberikan cipratan air yang langsung membuat Victor basah, dia benar benar kacau sekarang. Victor melihat kelopak bunga yang berjatuhan perlahan, bunga yang sangat indah dan jatuh di atas jalanan. Merasakan kalau tubuhnya basah, Victor membalikkan tubuhnya hendak mengambil payung itu.
"Hahaha, dia menyedihkan" rintih Victor menertawakan dirinya sendiri saat melihat pantulan wajahnya di atas genangan air itu. Mengambil payung ungu disana yang sudah rusak. Payung yang menjadi awal pertemuan nya dengan Yuuri. Bahkan sudah rusak, Victor tersenyum dan mendekat ke arah tong sampah terdekat dan membuangnya disana. Victor merapatkan jasnya saat dirasa hawa dingin menusuk, sekarang ia harus pulang seperti ini. Dia benar-benar kacau.
"Apa kau mau coba berpacaran denganku?"
"Eh, apakah boleh..?"
"Tentu saja, mungkin saja kita bisa saling menyukai, kan?"
Uhuk!
Uhuk!
Uhuk!
Victor terbangun saat mendapati mimpi itu, Victor menutupi mulutnya lagi yang terasa akan memuntahkan bunga itu lagi. Dia menyeka mulutnya, dan melihat kearah jam di samping kasurnya. Jam 3 pagi, Victor tersenyum melihat kearah kelopak bunga yang bertebaran di sekitar kamarnya. Kamarnya yang gelap, dia berusaha untuk tidur lagi. Namun, seberapa kuat dia berusaha untuk tidur lagi. Bayangan kejadian tadi terus bermunculan dan membuat Victor tidak bisa menghentikan kelopak bunga yang keluar dari mulutnya. Victor memiringkan kepalanya menatap ke arah jarum jam yang perlahan terus bergerak. Detik demi detik, wajah Victor pucat. Dia belum tidur sedari tadi, kelopak bunga yang terus bertebaran. Batuk kecil yang membuatnya terus teringat serpihan kecil itu. Saat ia kesakitan, kelopak itu akan terus muncul seperti sebuah penyakit. Tentu saja itu adalah penyakit Hananaki Kyou, dan itu terus membuatnya semakin menderita setiap ia merasakan perasaannya itu, perasaan cinta tidak berbalas kepada Yuuri.
Lihatlah Yuuri, taukah kamu kalau aku begitu mencintaimu?
Dan lagi lagi tenggorokannya terasa begitu sesak, dia dengan cepat terbangun menutupi lagi mulutnya dengan satu tangan. Padahal tadi belum sempat dia tertidur, ia hanya memejamkan matanya sejenak dan rasa gatal tidak tertahankan itu muncul lagi membuatnya tidak bisa tidur. Victor merasakan kalau dadanya kering karena terlalu banyak terbatuk-batuk. Hari yang gelap, selesai hujan dan dini hari yang sangat sepi. Tidak ada suara selain suara Victor yang mengisi rumah besar tanpa penghuni lainnya itu.
Uhuk!
Uhuk!
Victor membuka matanya, melihat lembaran kelopak bunga yang berterbangan lagi. Perlahan dia tersenyum sendu, terkekeh saat merasakan kalau tenggorokannya ngilu terasa sakit saat dia terus terbatuk, hari yang terasa begitu hening. Dan dirinya yang menyedihkan, saat ia mengingat hal itu lagi. Maka perasaan itu berubah menjadi kelopak bunga yang menyiksa Victor, Victor tersenyum pelan di rumahnya seorang diri pada kamarnya itu. Pada dini hari, dengan kelopak bunga yang tampak berjatuhan pelan di sekitaran kamar besarnya itu. Perasaannya tentang Yuuri, yang jatuh berubah menjadi kelopak bunga indah bernama Hananaki Kyou (Cinta yang tidak terbalaskan).
.
.
Pagi tiba, hujan sudah berhenti turun. Menyisakan nuansa yang menyejukkan dan genangan ada dimana-mana, lembar daun yang saling meneteskan air bening hujan bekas kemarin ikut membasahi jalanan dibawahnya, Victor mengetuk pintu kamar Yuuri. Yuuri tersenyum sebelum ia menatapnya khawatir.
"Kau kemana kemarin Victor?" Tanya Yuuri mengiringi langkah kaki Victor menuju ke kasurnya. Dengan senyuman menawan, dia tampak kurang sehat. Terlihat jelas, matanya merah kurang tidur dan tampak di usap kasar. Memakai syal menutupi lehernya dan jas hitam yang selalu dikenalkan nya, Victor meletakkan tasnya berisi buku buku dan DVD Ice Skating di atas kasur putih kamar Yuuri.
"Aku langsung pulang saja, tidak enak menganggu Yuuri yang sedang kasmaran bukan?" Seru Victor sedikit menggodanya, Yuuri mengembungkan pipinya sedikit kesal tentu saja.
"Kan gak masalah, kau sahabat ku kan Victor, aku merasa sangat kesepian saat kau tidak datang" seru Yuuri tampak sedih, Victor tersenyum simpul. Yuuri sampai mencemaskan nya, ah dia sangat beruntung sekali. Senyumnya luntur sejenak saat mengetahui kalau hanya sebatas sahabat, dia sampai lupa akan hal itu karena terlalu senang. Seharusnya dia baik-baik saja, Yuuri kesepian karena dirinya itu seharusnya menjadi hal yang cukup untuk dirinya. Victor merasakan kalau dadanya berdenyut-denyut.
Sakit
Victor mendudukkan diri di sebelah Yuuri. Yuuri menatap nya dalam dengan wajah manis yang mengkhawatirkannya. Victor jadi gemas sendiri dapat melihatnya, ia menghentikan dirinya ingin mencubit kedua pipinya itu. Ia dan Yuuri sekarang memiliki batasan, Yuuri memiliki orang lain dan orang itu yang memiliki hak untuk hal itu. Dia hanyalah sebatas sahabatnya belaka, dan ia tidak pantas seperti itu.
"Apa kau kurang sehat Victor?" Seru Yuuri khawatir.
Victor memiringkan kepalanya dan tersenyum menawan, dia harus mencoba untuk baik-baik saja, ia sudah ahli akan hal ini.
"Apa Yuuri mengkhawatirkan diriku?, Ah manisnya~♡" seru Victor tersenyum walaupun dalam hati dia tidak ada niatan untuk melakukan itu.
Yuuri tampak memerah malu saat sadar kalau perhatiannya terlalu berlebihan, Yuuri pelan menunduk gemas. Kedua matanya tampak tidak berani untuk menatap kearah Victor. Tangannya perlahan meremas selimut putih yang dikenakan menutupi sebagian tubuhnya, saat dia melakukan itu. Tingkah malu-malu Yuuri sungguh imut dan membuat Victor ingin cepat segera memeluknya, tapi ia tau batasan. Yuuri tidak sedekat itu, dia dan Yuuri hanyalah sahabat yang memiliki batasannya.
"Kan Victor itu sahabat aku, dan juga yang pertama kali dekat dengan Yuuri. Adalah Victor, wajar saja kalau Victor itu sosok yang penting bukan?" Seru Yuuri dengan polos. Dia memerah malu saat mengatakan itu, Victor terdiam melihat Yuuri. Semburat merah tipis menghiasi wajahnya, Yuuri nya yang imut dan polos. Tanpa tau hal yang dia lakukan membuatnya terus jatuh cinta, Victor mengulas senyuman tulus hanya kepada Yuuri. Perlahan ia mengusap pipi Yuuri, tangannya ikut mengenggam tangan Yuuri yang menggenggam pelan selimut putih. Mereka berdua saling berhadapan menyelami wajah masing-masing dalam satu waktu di ruangan yang sama. Disaat sisa rintikan air hujan mulai berjatuhan pelan dari dedaunan, jatuh membasahi tanah secara perlahan-lahan.
"Yuuri juga adalah seseorang yang sangatlah berharga..,"
Karena aku mencintaimu...
"Kau tidak perlu mencemaskan ku. Aku baik baik saja..ya?"
Apa aku akan baik baik saja?, Penyakit ini tidak bisa otomatis disembuhkan karena menyangkut perasaan. Tidak bisa melalui medis, dan tidak ada obatnya. Semakin terperangkap dalam perasaan ini semakin banyak pula kelopak bunga itu...
"Aku akan mendukung mu, lagipula kau sahabat ku Yuuri.., semoga kau cepat bahagia"
Bisakah aku mengantikan tempat itu Yuuri, aku ingin disisimu...
Yuuri membentuk wajah ceria disana, membuat Victor bisa merasakan kalau untuk kesekian kalinya perasaannya pupus. Dia merasa terkekang dengan cinta yang dia rasakan untuk Yuuri, cinta yang seharusnya dia tau tidak akan memiliki akhir yang bahagia. Karena itu adalah Tabu. Sesuatu yang sangat ganjil.
"Terimakasih Victor!" Seru Yuuri bersemangat, dia tampak sangat senang dan antusias. Wajah yang selama ini Victor inginkan, tapi itu pula yang membuat Victor merasa tersakiti dari dalam. Ia merasa kalau hatinya terasa akan tercabik untuk kesekian kalinya, ia menahan dalam dalam agar perasaan itu tidak keluar berupa kelopak bunga yang sekarang menghantuinya membuatnya merasa buruk.
"Ya kan?" Seru Victor seraya tersenyum menawan disana, ia akan terus mendukung Yuuri. Jika itu untuk kebahagiaan dia, jika demi membuat senyuman itu selalu hadir disana. Karena Yuuri bukanlah orang asing lagi baginya. Melainkan seseorang yang mengisi hatinya, dan orang yang begitu paling berharga.
Mereka duduk menonton tv yang tersedia di rumah sakit itu, semuanya baik baik saja. Hingga acara tv berganti, yang semula menampilkan Ice Skating yang sekarang berganti pada berita disana. Tampak beberapa orang yang kepergok berada dalam satu ruangan, dan itu adalah para pria. Mereka melakukan hubungan seks terlarang, dan polisi menemukannya. Mereka seperti tempat pelacuran biasa, Victor melihat kearah Yuuri karena khawatir tentu saja. Ia khawatir dengan keadaan Yuuri yang juga mengalami trauma karena hal itu. Ia terdiam, membulatkan matanya saat ia melihat Yuuri yang memandang dengan wajah polosnya itu.
Suara berita mulai terdengar membuat ruangan itu terasa makin ramai, kata kata ejekan yang menyusup masuk dan mengejek secara tidak langsung untuk Victor yang merasakan nya, dan Melihat Yuuri yang kini memperhatikan dengan seksama tanpa ada rasanya ketakutan.
☔☔☔
"Bagaimana dengan Fetish yang terjadi antar mereka?"
"Cih, sangat menjijikkan. Setiap kali aku mengingat kalau aku melihat hal itu. Mereka seperti tidak menghargai kehidupan!"
"Jadi para gay itu tidak benar?"
"Benar! Tidak seharusnya mereka melakukan hubungan menjijikan seperti itu! Pencipta menciptakan pria dan wanita untuk bersama. Bukan untuk sesama pria!"
"Bagaimana pendapat tentang para gay yang berkeliaran dalam masyarakat sehari-hari?"
"Itu menjijikkan dan aneh, saat mengingat kalau akan ada di Antara kita yang gay, itu seperti aib dalam keluarga, dan lagipula para gay itu tampak aneh!, Huek! membayangkan kalau para pria yang saling berjalan bersama akan membuat geli siapapun!"
"Orientasi seksual menyimpang memang sering terjadi dalam masyarakat sekitar, bagaimana menurut pendapat mu?" Tanya pembawa berita lagi pada para masyarakat yang berkeliaran disana. Mereka semua berhenti dan memandang dengan tatapan jijik-nya, seperti menahan rasa kebencian pada para homo yang di tanyakan oleh wartawan. Seperti mereka adalah sebuah kelainan yang harus dibasmi, dan membuat luka untuk orang yang sedang mengalaminya.
"Mereka tidak menghargai kehidupan, jujur saja mereka itu adalah kelainan dalam orang lain, lihatlah mereka bisa saling bahagia namun memilih untuk menjadi gay, bukankah itu hanya mencari kerumitan sendiri?"
Seolah dia mengatakan itu pada Victor, dia juga tidak tau. Hal ini sangatlah rumit, jika saja ia tidak sedang mengalami jatuh cinta pada Yuuri. Bukankah hal ini tidak akan menjadi rumit seperti ini?. Ia ingin mengatakan hal itu, namun beberapa kali pun ia berusaha mencari alasan. Dia tidak menemukannya, karena ia hanya mencintai Yuuri. Apakah itu adalah hal yang rumit ,aneh?
Cinta itu bukanlah sesuatu yang bisa saling dipaksakan. Cinta antar lawan jenis, sesama jenis bukankah itu hal yang sama. Lalu bagian manakah yang merupakan hal yang beda-nya?. Berapa kali pun Victor ingin mengatakan itu, tidak akan merubah apapun. Pandangan masyarakat yang selalu sama, dan menganggap kalau para homo adalah kelainan dan cinta yang mereka rasakan adalah hal menjijikkan. Padahal jika dilihat dari sudut pandang berbeda, sebenarnya itu adalah hal yang sama. Hanya para homo yang dianggap sebagai kelainan, apa bedanya?. Bukankah itu sama sama cinta. Namun masyarakat tidak akan menerimanya, itu adalah hal yang menjijikkan. Dan merusak reputasi untuk setiap langkah yang di tempuh, pandangan yang seolah meneliti dan mencerca, merasa kalau dirinya paling benar. Seperti itulah manusia, cinta antar sesama jenis adalah sesuatu tabu seperti itu. Tidak benar, jijik dan sangat aneh. Namun bukankah itu adalah hal yang sama-?.
"Ada kabar kalau para artis dan orang orang terkenal ternyata menyukai sesama jenis, dan itu sangat meresahkan masyarakat yang ada di sekitarnya,.." suara pembawa berita dan beberapa foto terpampang jelas disana, saat mereka saling bertemu dan saling berciuman mesra. Yang dianggap sebagai sesuatu yang tidak suci dan sangat menjijikan, padahal jika dilihat dari satu sisi itu semua akan terlihat normal saat di lakukan oleh lawan jenis, lalu bagian mana yang salah-?.
Tatapan para masyarakat yang menatapnya dengan aneh dan berbeda seketika hanya karena ia mencintai seseorang, mereka saling mencerca dalam pikiran dan pandangan tersendiri. Victor bisa melihat bagaimana mereka menganggap orang itu sebagai kelainan, penyakit yang harus di atasi, ada beberapa yang di kucilkan masyarakat. Tidak mau saling mengenal setelah tau, ada pula yang membawa ke rumah sakit atau psikiater menganggap kalau itu adalah kelainan dan kejanggalan, ada yang mengejek secara langsung. Melemparkan batu dan mengatakan kalau itu adalah hal yang menjijikkan, sebenarnya siapa disini yang begitu menjijikkan-?. Para homo yang menyatakan cinta tulus, atau para masyarakat yang menganggap kalau diri mereka benar dan mengejeknya? Semua itu adalah hal yang selalu terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Dan dalam hal itu, Orientasi Seksual adalah hal yang selalu salah dan menjadi pertimbangan dalam masyarakat. Dalam hal ini hubungan sesama jenis adalah hal yang menjijikkan, karena Perempuan dan Pria diciptakan untuk bersama. Itulah cinta yang didefinisikan sebagai tulus dan manis, bukan sesama jenis. Setulus cintanya mereka, tidak akan ada yang tau. Mereka akan selalu berpikir kalau itu adalah hal yang menjijikkan. Bukanlah cinta yang manis, melainkan busuk dan aneh. Setiap orang akan berpikir begitu, sehingga akan lebih baik bersembunyi dan memperbaikinya. Se-murni apapun cinta itu, selama sesama jenis itu adalah hal yang salah. Dan hal itulah yang selalu terjadi sekarang. Victor memegang dadanya dimana merasakan rasa pedih itu, sekarang dia ada di antara mereka. Ia mencintai Yuuri dan itu adalah hal yang salah, bukan Yuuri yang salah melainkan dirinya sendiri. Cinta yang dia rasakan, seharusnya untuk orang lain. Lawan jenis, bukan untuk sesama jenis. Dan dalam hal ini. Victor menatap nanar, dengan sebuah senyuman yang perlahan terukir di wajah tampannya itu. Ia sudah tau jelas, dalam hal ini siapa yang salah. Dan itu membuat dirinya semakin tersakiti setiap kali ia menyadari akan hal itu.
Perasaannya-lah yang salah.
☔☔☔
"Yuuri.." Victor menoleh ke arah Yuuri di sebelahnya, Yuuri pelan mengenggam selimutnya. Dia menunduk membuat rambut hitamnya segera berderai untuk menutupi seluruh wajahnya. Dia tidak bisa melihat wajah Yuuri sekarang, TV sedang membahas masalah itu. Topik yang cukup panas, dan selalu dibahas tanpa henti. Hal yang terjadi dalam masyarakat sekitar, pikiran yang masih sama. Tidak berubah.
"Mereka menjijikkan.."
Deg!
Rasanya Yuuri menancapkan duri tepat pada dirinya, Yuuri menaikkan wajahnya dan menatap ke arah depan dimana TV menayangkan itu, tatapan dan wajah Yuuri yang menatap dengan tatapan jijik ke arah sana. Tatapan yang selalu ada dalam bayangannya, manik hitamnya menatap serius dari balik kacamata yang dikenakan itu. Rasanya Victor merasa di ejek secara langsung, Yuuri yang benar-benar mengatakan itu.
"Para Homo sialan, kuharap mereka mati saja di neraka.." Yuuri tampak kesal, meremas kasar selimut itu. Tampak jelas ketakutan dan bayangan masa lalu yang menghantuinya lagi dam lagi. Victor tau kalau Yuuri dilecehkan dulunya. Namun ternyata Yuuri menyimpan kebencian yang teramat sangat pada mereka, Victor bersyukur dia tidak mengatakan hal itu. Kalau tidak, dia akan ditatap dan di katakan dengan kata yang sama. Yuuri akan membencinya, dia dan Yuuri tidak akan pernah menjadi sahabat seperti saat ini. Ini adalah hal yang benar, kan?.
Deg!
Hanya dua untaian kalimat yang dikatakan Yuuri namun itu terasa seperti menembus dirinya dalam-dalam. Mengatakan dengan jelas kalau semua yang dia rasakan adalah hal yang salah, Victor tersenyum tau kalau dirinya sangat menjijikkan merasakan hal itu. Ia tidak ingin menghilangkan perasaan ini. Dan hal itu membuatnya merasa semakin buruk dan tersakiti, entah sudah berapa kali Victor merasa kalau hatinya di tancap beberapa kali. Rasanya sangat dingin dan sakit, tapi tidak ada tetesan air mata yang keluar. Semuanya terasa membeku dan dia akan merasa sendirian.
Menyadari kalau Yuuri yang mengatakan itu. Menyadarkan Victor kalau apa yang dirasakan selama ini adalah hal yang salah, cinta yang dia rasakan adalah hal yang sangat aneh. Orientasi Seksual seperti nya adalah sebuah kelainan. Kuman yang harus segera dibasmi. Orang sepertinya harus dijauhi oleh masyarakat sekitar karena akan membawa pengaruh yang buruk dan dia sudah masuk dalam perangkap itu. Seberapa susah nya ia berusaha pergi , seolah ada rantai yang menariknya lagi. Dia sudah terperangkap dalam cinta pada Yuuri, melihat Yuuri manis yang selalu tersenyum. Hal itu membawa Victor lagi lagi terperangkap semakin dalam.
Yuuri meremas selimutnya dan menatap ke arah Victor dengan wajah sendunya, penuh dengan pengharapan. Tangannya yang gemetaran menahan ketakutan, kedua matanya yang penuh dengan binar kesedihan. Ia mengalami hal menyakitkan, sangat menyakitkan hingga ia membenci hal itu. Ketakutan akan hal itu, dan seharusnya hal itu tidak akan pernah menjadi masalah jika ia tidak merasakan hal yang sama dengan mereka, mereka yang melecehkan Yuuri. Namun dengan kejamnya, ia malah merasakan akan hal itu. Seharusnya dia sadar, kalau dia adalah pria. Tidak pantas untuk Victor merasakan ini. Ada begitu banyak wanita diluar sana, namun ia kenapa ia tidak pernah jatuh dalam pesona mereka. Malah jatuh dalam pesona Yuuri dan tidak bisa melepaskan diri sepenuhnya dari sana. Dari Yuuri, dari perasaannya dan dari dirinya sendiri. Rasanya sesak.
"Victor kau tidak akan sama seperti mereka kan?"
Victor tersenyum menahan rasa sesak di dadanya yang berubah menjadi serpihan tajam dan kelopak bunga yang seolah terus menyesakkan dadanya.
"Tentu saja Yuuri, aku ini tidak akan seperti mereka"
Uhuk!
Uhuk!
Victor terbatuk saat merasakan kalau ia tidak tahan lagi, segera ia menutup mulutnya. Melihat kearah kelopak bunga yang ada disana, tanpa diketahui siapapun dan dirinya sendiri yang hanya merasakannya. Ia berkata hal seperti itu, padahal ia sendiri yang sudah merasakannya. Dan mengalami Hananaki Kyou, dia telah berbohong. Ini adalah hal yang terburuk, Yuuri menatap khawatir disana. Lebih baik dia menyembunyikan semua ini, jika tidak ia akan berakhir sama seperti mereka. Tidak disukai dan dijauhi oleh siapapun, Victor menepis kelopak bunga itu.
Lagi lagi menyembunyikan perasaan itu. Meksipun jelas jelas ia sudah mengalami hal itu, perasaan tidak terbalaskan.
Dia yang paling 'Terburuk'.
☔☔☔
Gay Menjijikan!
Ya itu adalah dirinya!
Dia menertawakan dirinya!
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top