10☔-Victor

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Victor masih duduk menghisap rokok ditangannya itu, membiarkan tubuhnya diisi oleh asap beracun itu. Setidaknya itu bisa meredakan rasa sakit di hatinya, Victor sisi lainnya itu. Tersenyum duduk di sebelah Victor, ruangan yang gelap dan hanya sebuah tv menyala. Sebuah cahaya kecil disana, dan sisanya. Ruangan kamar itu penuh dengan aroma bunga, dan sangat berantakan. Tidak terawat, ada beberapa kursi dan perabotan yang berpindah karena Victor terbatuk-batuk, beberapa darahnya menetes dan membekas di lantai. Dan Victor yang terlihat begitu lelah, dia bahkan tidak bisa lagi tersenyum dan melakukan apapun.

"Apa kau sudah puas?" Tanya Victor gelap itu, Victor menatap ke arahnya singkat dan kembali menatap ke arah depan. Entah apa yang dipikirkan olehnya lagi, puas?. Dia berantakan dan sekarang sangat kacau. Mungkin ini yang dimaksudkan dengan puas, cintanya membuat masalah dan menghancurkan dirinya. Benar benar hancur.

"Mungkin,.." Victor mematikan apinya di lantai. Dan kembali menghisapnya. Menghembuskan nafas penuh asap rokok perlahan berbaur menghiasi ruangan gelap dan pengap itu, bunyi bunyi tidak terdengar lagi selain mereka berdua. Victor mode tenang, saat dia tidak peduli lagi. Victor tidak akan mempedulikan sekitarnya, dia akan berada disini sendirian. Terkadang di temani oleh sisi lain dirinya seperti saat ini.

"Apa kau tidak lelah Victor?, selalu merasakan , dan selalu mencintai orang yang tidak akan pernah kau dapatkan" seru Victor gelap, dia mendudukkan dirinya. Memiringkan kepalanya pada posisi duduknya itu.

"Aku tidak akan pernah lelah mencintai Yuuri ...", Seru Victor menatap ke arah langit langit kamarnya yang terasa begitu dingin dan gelap, cintanya pada Yuuri. Meksipun dia sudah dikacaukan olehnya, menderita dan mengalami Hananaki Kyou, Victor tidak bisa melupakan cintanya pada Yuuri. Setiap kali ia mengingat Yuuri, melihat Yuuri. Semuanya, ia kembali mencintai Yuuri. Jatuh ke dalam pesona tidak terbatasnya.

"Kau tau Victor, kau itu aneh. Bukankah kau sudah kacau, menderita Hananaki Kyou dan sekarang semua orang tau tentang orientasi seksual mu, kau tidak pernah membenci Yuuri. Bukankah dia yang telah membuatmu begini?"

Victor mematikan rokoknya dan menarik kerah Victor gelap ke arahnya. Wajahnya yang begitu dingin dan begitu serius. Tidak terima kalau Yuuri di salahkan dalam hal ini, Yuuri tidak salah. Dia yang salah karena telah merasakan perasaan aneh padanya ,Disini Yuuri adalah korban. Jika ia tidak mencintai Yuuri semua masalah ini tidak akan pernah terjadi, kami berdua bisa menjadi sahabat dan semuanya baik baik saja.

"Jangan pernah kau katakan seperti itu, dia tidak salah. Aku lah yang mencintai Yuuri!"

"Tapi~, jika dia tidak bertemu denganmu. Bukankah semua ini tidak akan terjadi?. Yuuri juga ikut ambil bagian dalam hal ini, dia bersalah~♡" seru Victor gelap dengan seringai, dia tersenyum seperti mengejek dan tau tentang segalanya.

"Pertemuan ku dengan Yuuri bukanlah kesalahan!, Aku sangat bersyukur bertemu Yuuri..!" Seru Victor mendecih, Victor gelap itu tersenyum. Dengan mudahnya menarik tangan Victor menjauh, ia berjalan di samping Victor seraya menepuk pundaknya, seolah prihatin. Dia membuka kedua matanya yang berwarna biru sama dengan Victor, menatap penuh dengan kedalaman kepada Victor.

"Jika kau bertemu dengan Yuuri, kalian tidak akan bisa menjadi sahabat. Kenapa?-" Victor gelap itu tersenyum. Tertawa, "-Karena kau sudah mencintai Yuuri! Kau sudah terperangkap sedari awal dengannya! Semua yang kau bayangkan itu adalah sebuah khayalan semata!". Victor membulatkan matanya segera ia memukul Victor gelap di sebelahnya itu. Dia membiarkan dirinya terpukul dan terjatuh di atas lantai. Victor gelap itu tertawa, memegang ke arah pipi nya dan tersenyum sinis.

"Kenapa kau marah? Bukankah aku adalah dirimu?"

"Diam!"

"Semua yang kukatakan adalah yang kau ingin katakan, benar kan. Victor?" Seru Victor gelap itu. Kedua matanya yang seolah menatapnya dalam. Berhenti, jangan terperdaya. Dia hanya sisi gelap mu, disini kaulah yang merupakan Victor asli. Victor mengerjapkan matanya dan Victor gelap itu ada di depannya, tidak ada suara. Hanya suara Victor yang perlahan menggema mencoba memberitahu Victor semua isi pikirannya itu. Kata kata yang seolah menusuk masuk ke dalam, memenuhi diri Victor dengan semua itu.

"Yuuri kasihan sekali harus di cintai oleh mu Victor.."

"Diam! Berisik! Jangan pernah bicara!" Seru Victor langsung mengarahkan kepalan tangan nya namun tembus, tentu saja karena itu hanyalah bayangan nya semata. Itu hanyalah sebuah pikirannya yang sebenarnya, Victor gelap itu tersenyum lagi. Senyuman yang meledek.

"Yuuri yang trauma dengan lelaki, harus di cintai oleh pria juga. Kasihan sekali. Tidakkah kau merasa jahat Victor?"

"Aku tidak pernah menyentuh nya! Seperti mereka, aku berbeda! Aku mencintai Yuuri!" Seru Victor bersikeras, dia sangat mencintai Yuuri. Dia tidak ingin membuatnya menderita, ia ingin Yuuri selalu bersamanya. Tapi apakah itu hal yang benar?. Perkataan Victor terhenti saat pertanyaan yang mendadak muncul, seolah mempertanyakan dirinya.

"Tapi kau sebenarnya ingin menyentuhnya kan?, Kau ingin menyentuh Yuuri sama seperti pria lainnya. Itu sama seperti mereka Victor, kau sama seperti mereka.." bisik Victor gelap, dan mengarahkan tangannya untuk menyentuh tubuhnya sendiri. Tidak, itu tidak benar. Cinta yang dia rasakan berbeda, namun benarkah itu?. Dia mencintai Yuuri, dia ingin menyentuhnya. Ia ingin menciumnya, ia ingin menyetubuhinya. Bukankah dia sama seperti mereka?. Mereka yang melecehkan Yuuri , cinta yang mereka rasakan dan Victor rasakan adalah sama. Victor terdiam, semua kata kata yang terucap kan benar. Cinta yang selama ini dia rasakan itu sama, dia melakukannya pada Yuuri.

"Lihat, kau sendiri mengetahui itu. Kenapa kau malah terus saja menyembunyikan semuanya, dasar penipu. Tidakkah Yuuri merasa jijik saat tau kau selama ini hanya berakting sebagai sahabatnya?, Selama ini Victor mencintainya hingga ia perlahan menderita Hananaki Kyou" bisik Victor gelap. Ia berjalan ke belakang Victor, Victor segera menoleh. Tidak ada seorangpun. Dan dia berbalik lagi, melihat Yuuri yang ada di depannya. Yuuri yang manis dan polos, Victor berusaha mendekat dengan sebuah senyuman. Dia sangat merindukan Yuuri, selama beberapa hari ini dia belum melihat Yuuri. Dia ingin melihat wajah manisnya itu.

"Apa itu benar Victor?" Seru Yuuri menatapnya dengan wajah kecewa. Dia menunduk dan melihat Victor dengan tatapan ketakutan, memeluk tubuhnya sendiri dan perlahan tetesan air mata turun dari pelupuk matanya. Membuat Victor menghentikan tangannya, sosok Yuuri yang tidak pernah ingin dilihatnya. Dia menatap ke arah kedua tangannya pelan, merasa kalau dirinya gemetaran. Ia harus mengatakan ini, ia tidak seperti itu. Tidak seperti itu!

Deg!

"Ti-tidak..Yuuri. aku..aku tidak seperti itu..". Yuuri menjauh dari nya. Dan membuat Victor terdiam di tempatnya, Victor gelap muncul di sebelahnya memegang ke arah lehernya dengan satu tangannya dan satu tangannya lagi memegang ke arah dadanya. Victor terdiam disana, dengan tetesan hangat perlahan mengalir. Perasaan yang terus di pendam, membuat Victor menjadi gila perlahan.

"Perasaan mu ini menyakitkan kan?. Yuuri juga sudah tau sebenarnya dan sebentar lagi kau akan mati perlahan. Kau tidak mau mengakhiri nya sekarang Victor?. Tidakkah kau merasa lelah, ingin istirahat?" Bisik Victor gelap, dia tersenyum dengan sebuah kemenangan.

Benar, dia lelah. Dia terus mencintai Yuuri tanpa diketahui oleh siapapun bahkan oleh dirinya. Terus menghentikan perasaan nya saat di dekat Yuuri. Mencintai Yuuri dalam diam meksipun tau kalau ini adalah hal yang salah. Ini adalah hal yang tidak benar, mencoba semuanya baik baik saja bertingkah sebagai sahabat yang baik. Yuuri mengalami trauma, ia mencoba sebaik mungkin untuk tidak membuatnya tidak mengingatnya lagi. Dan dia malah mencintai Yuuri begitu dalam hingga mengalami Hananaki Kyou, setiap kali Yuuri menatapnya polos seolah tidak tau. Setiap kali Yuuri selalu dekat dengan orang lain tanpa tau betapa hancurnya perasaan Victor. Saat Victor berusaha untuk membahagiakan Yuuri dan mengorbankan dirinya. Yuuri secara perlahan memakan diri Victor. Memakan perasaan yang dirasakannya, rasanya sangat sakit. Dia lelah harus terus tersenyum, dia lelah harus selalu terperangkap dalam rasa cinta pada Yuuri. Dia takut suatu saat Yuuri akan membencinya, menganggap nya sebagai hal yang sama seperti mereka yang telah melecehkan Yuuri dan dia lagi lagi terperangkap tanpa sadar di dalam Yuuri. Tanpa ada yang tau, menyembunyikan terus menerus sampai rasanya seperti mau mati. Victor yang harus terus mengumpulkan serpihan hatinya yang pecah, dan berderai menyatukannya dan kembali seperti semula agar dirinya tidak segera hancur.

Berapa kali?. Ia terus melakukan hal itu, sampai lupa sudah berapa kali dia terluka karena Yuuri. Karena perasaannya itu. Wajahnya terasa begitu beku, senyuman yang terasa menyiksa. Tatapannya yang mati rasa, perasaannya yang tercabik cabik dan hampir tidak tersisa. Terus dan terusan melakukan itu tanpa adanya jeda dan waktu, entah untuk sampai kapan hal tersebut akan berlanjut. Sampai dia mati kah?, Tidak ia tidak akan melupakan perasaan ini. Karena Yuuri adalah hatinya, seberapa sering dia berusaha merapikan nya. Hatinya hanya untuk Yuuri. Meksipun sudah hancur sekalipun, tatapan Victor menatap ke arah depan. Tanpa adanya perasaan, sekarang Yuuri juga menderita dan tau tentang segalanya. Pertahanan terakhir Victor, ia tidak tau harus melakukan apa lagi. Semua yang dia lakukan sia sia, semuanya sudah tau. Ia bahkan tidak bisa membayangkan apa yang akan di lakukan Yuuri saat bertemu dengannya nanti.

Marah?

Benci?

Sedih?

Takut?

Membayangkan itu saja sudah sangat menyedihkan, Victor gelap menunduk di depan Victor. Dia memainkan rambut Victor yang terlihat berantakan. Victor tidak tau lagi apa yang harus dia lakukan sekarang. Semuanya sudah tau, sudah berantakan. Semuanya kacau. Semuanya sudah tau tentang perasaannya, Hananaki Kyou, Orientasi seksual dan penipuannya akan perasaannya itu. Tidak ada yang tau betapa sakitnya Victor untuk berusaha menahan semua ini, merasa kalau hatinya akan di hancurkan setiap saat. Harus selalu tersenyum lebar seolah semuanya baik baik saja, berdiam sendirian tanpa ada yang bisa membantu. Ia harus membiasakan dirinya dengan rasa sakit ini. Semakin lama ia berusaha membiasakan diri, rasa sakit itu semakin menyiksa. Menghancurkan Victor dari dalam, meretakkan hati Victor dan memecahkannya. Dan Victor yang harus terus saja mengumpulkan serpihan serpihan hatinya itu seorang diri. Tanpa seorangpun yang tau tentang perasaannya. Ia hanya mencintai Yuuri, hanya sekedar perasaan itu saja. Apakah itu adalah hal yang salah?. Cinta itu adalah hal yang salah-kah?. Berapa kali pun ia menanyakan itu terhadap dirinya, ia hanya mencintai Yuuri. Perasaan tulus seperti itu saja. Victor mencintai setiap bagian dari Yuuri. Ingin dia terus merasakan bahagia. Melihat senyumannya yang sangat membahagiakan. Selalu ada di sisinya. Begitu saja merasakannya dari dalam lubuk hatinya. Victor mengenggam erat hatinya, memeluknya seorang diri merasakan betapa sakitnya hal itu. Diantara segala hal yang terjadi, ia hanya ingin melindungi Yuuri. Ia hanya ingin mencintai Yuuri. Ia hanya ingin bersama Yuuri, serpihan hatinya satu satunya itu. Tanpa ada seorangpun disekitarnya, hanya sendirian. Hanya dia yang tau tentang seberapa besarnya cinta, perasaan nya pada Yuuri.

Ia hanya mencintai Yuuri tanpa adanya alasan pasti.

Hanya sekedar itu.
.

.
Victor mengeratkan tangannya, merasakan kalau seluruh suasana di sekitarnya menjadi kosong. Tanpa suara apapun, padahal sedari tadi ribut. Victor melihat kearah depan, dimana ruangan itu hampa. Hanya ada aroma bunga, bahkan suara tv sama sekali tidak terdengar. Karena dia Yuuri mengalami masalah, Karena dia Yuuri harus mengalami semua ini. Semua orang akan bertanya padanya, Yuuri tau tentang segalanya. Dia tau kalau Victor menaruh perasaan padanya bukan hanya sebagai sahabat, Yuuri menjadi kerepotan karenanya. Sekarang semua orang akan melihatnya, mengatakan kalau dia adalah orang paling kasihan. Yuuri yang tidak salah apa apa, Dia malah membuat hidup Yuuri semakin susah. Padahal dia baru saja memulai kehidupan baru yang bahagia. Dia akan menikah, dan akan hidup bahagia tanpa Victor tanpa dirinya, Victor merasakan kalau tetesan hangat mengalir pelan dari pelupuk matanya. Dia tanpa sadar menangis, padahal selama ini dia tidak pernah menangis. Membayangkan kalau Yuuri tidak akan di sisinya, dan Yuuri yang kesusahan karena dirinya. Victor adalah yang terburuk, dia adalah penyebab dari segalanya. Seharusnya dia tidak pernah mencintai Yuuri, tidak seharusnya sejak awal dia tidak merasakan ini. Te-rantai dalam perasaan tidak berujung. Victor melihat kearah hatinya, dia peluknya erat erat perasaan yang gampang hancur itu.

Krak!

Dan terjatuh lagi, Victor menunduk mengumpulkan semua serpihan halus itu. Hingga seseorang berhenti di depannya, Victor menatap orang itu. Hingga dia membantu mengumpulkan pecahan itu, saat sudah selesai membentuk sebuah hati. Victor hendak meraih namun ia menjatuhkan begitu saja, membuat retakan lagi dimana-mana. Victor ingin mengumpulkan lagi, namun dia menghentikannya. Menunduk dan menatapnya dengan wajah beku dan wajah jengah. Dia adalah Victor gelap, sisi lain dari dirinya. Sisi sebenarnya.

"Sampai kapan Victor?, Sampai kapan kau akan seperti ini?"

Victor terdiam. Sampai kapan, tentu saja dia akan mencintai Yuuri sampai kapanpun. Victor gelap itu mengarahkan kedua tangannya memegang pundak Victor, Victor yang terlihat begitu lelah, begitu kesakitan. Matanya memancarkan rasa kelelahan, Wajahnya pucat dan ada darah dimana mana jika ada yang bisa melihatnya. Itu adalah luka dimana setiap kali Victor terus dilukai oleh perasaannya sendiri, tidak terlihat karena itu hanyalah luka yang bisa dirasakan oleh orang itu sendiri. Tidak akan ada yang tau selain pemilik luka itu, tidak akan ada yang tau seberapa sakitnya luka itu. Saat dimana tidak ada penyembuhan nya dan dirinya yang harus menyembuhkan sendiri. Dia mengatakan itu, Victor pun tidak tau seberapa lama ia bisa menahan ini semua. Untuk sekarang saja dia sudah terlalu lelah, Victor menatap datar ke arah depan. Dengan tatapan yang mendingin dan tanpa adanya senyuman lagi.

"Bukankah kau lelah Victor?"

Aku lelah, benar. Dirinya lelah. Merasakan semua perasaan dan kesakitan ini seorang diri. Dia merasa kalau akan gila sebentar lagi. Dirinya tidak tahan. Jiwa dan raga nya begitu lelah hingga bergerak saja tidak sanggup, dia harus menyalurkan rasa sakit ini pada sesuatu agar bisa sedikit mereda. Jika tidak, perasaannya perlahan akan termakan dan tidak akan tersisa lagi. Ia bahkan tidak tau harus bagaimana lagi, senyumnya terasa hambar. Tidak bisa mendengar suara apapun di sekitarnya, semuanya terasa sangat sepi. Ia melupakan semuanya, melupakannya.

"Yuuri juga menderita karena mu. Semuanya sudah sia-sia"

Yuuri.. pertahanan terakhir yang dia miliki. Sosok yang ingin dia lindungi senyumannya, sekarang dia sudah mengetahui semua tentang perasaannya yang dia pendam sekuat tenaga, sekarang Yuuri mengalami kesulitan karena nya. Itu semua adalah karenanya, membuat trauma nya muncul lagi hanya karena perasaan anehnya itu. Dan dia bahkan sekarang dikelilingi oleh para wartawan dan orang orang yang ingin mengetahuinya. Semua orang mengetahui siapa dirinya sekarang. Harapan yang selama ini dia harapkan tidak akan ada lagi, Ice Skating yang dia mainkan. Tidak akan ada yang menyukainya. Karena tidak akan ada yang mau menonton seseorang homo sepertinya, tidak akan ada yang menerima perasaan anehnya itu. Dia hanya ingin berada di samping Yuuri meskipun perasaan ini harus melukainya dari dalam, ia ingin bertingkah baik-baik saja. Ia akan berusaha terus tersenyum untuk Yuuri. Yuuri nya yang polos dan manis, sekarang apa yang harus dia lakukan?.

Semuanya kacau. Tidak ada lagi yang bisa ia lakukan. Dan itu adalah karena dirinya sendiri. Yuuri pasti akan membencinya, dia dilecehkan oleh para pria dan disukai oleh pria pula. Dia akan melupakan pria menjijikan sepertinya. Senyuman Yuuri tidak pantas untuknya, kebaikan Yuuri tidak pantas untuknya. Dia telah bersalah akan semua ini. Bersalah karena merasakan hal ini pada Yuuri. Victor tertawa, menertawakan dirinya sendiri. Tidak ada gunanya lagi mencoba semuanya baik baik saja, semua nya sudah berubah. Dia sudah ketahuan, seperti penipu saja. Hanya karena keinginan konyol ia melakukannya, cinta itu adalah sesuatu yang aneh. Victor merasa bisa melakukan apapun, dan nyatanya dia hancur tanpa bisa melakukan apapun juga.

"Apa kau sudah sadar?"

".."

Victor berdiri mengusap kasar rambutnya yang berantakan. Ia tertawa pelan sebelum menatap dengan penuh kesakitan pada Victor gelap di depannya. Wajahnya yang sangat lelah dan kacau. Dia tersenyum sebelum ia memegang kedua pundak Victor, membagi bebannya dengan yang lainnya. Tangannya gemetaran, luka yang terasa sangat berat dan hanya bisa dirasakan oleh dirinya. Jika ada yang bisa melihat Victor sedang berada di ambang batasnya sekarang.

"Kau benar!, Aku sudah kacau Victor.., a--aku mengacaukan semuanya. Yuuri sudah tau dan semuanya sudah tau.." tawa Victor putus asa, dia menangis di tengah tawanya dengan begitu mengenaskan nya. Tanpa mempedulikan apapun lagi, disini tidak ada siapapun, tidak ada yang akan membencinya, hanya ada ruangan hampa tanpa apapun disini. Lalu ia langsung mengarahkan kepalanya pada pundak Victor gelap merasa pertahanannya sudah runtuh semuanya. Ia merasa begitu lelah, tidak bisa bergerak dan merasakan apapun. Semua yang dikatakan Victor itu benar, semuanya tanpa ada kesalahan apapun. Dia benci dirinya yang seperti ini. Tanpa bisa apa apa, sebelum ini. Dan bahkan setelah ini. Yuuri mengalami masalah karena dirinya, dan sekarang ia merasa kalau dirinya terlalu lelah untuk semua ini, Victor menengadahkan kepalanya, perlahan menatap ke arah langit dan tertawa lepas disana. Victor menertawakannya dirinya sendiri, merasa geli dengan semua hal yang terjadi tanpa henti belakangan ini. Tidakkah semuanya menjadi lebih buruk?.

"Kau benar ...aku..-" Victor tertawa, menarik kedua pundak Victor dan menatapnya dengan kedua matanya yang perlahan membelalak. Perasaan campur aduk, dan suara tawa yang biasa bercampur disana. "-Aku telah membuat Yuuri menderita". Lalu ia perlahan tertawa lagi kali ini tawanya semakin menipis, rasa sesak yang menghantam dada Victor berkali-kali. Rasanya seperti mau gila saja, hingga ia terbatuk-batuk mengeluarkan kelopak bunga berbagai macam warna disana. Bunga yang biasa nya akan sangat indah, kini terlihat seperti sisa perasaan yang terbuang. Perasaan yang sama sekali tidak berharga, dia merasa kasihan dengan dirinya sendiri. Merasakan jatuh cinta pada seseorang yang tidak akan bisa dimiliki. Menyembunyikan dan kemudian semuanya tau, dan semuanya tidak akan sama lagi. Ia sama sekali tidak bisa melakukan apa apa, hanya bisa bersikap seolah baik baik saja.

"Haha, cinta itu menyakitkan" gumam Victor tertawa lirih.

Membayangkan kalau Yuuri akan memandang nya dengan tatapan jijik, membuatnya semakin terasa sakit. Victor menyipitkan matanya merasakan kalau hatinya teriris dalam-dalam. Melihat kearah tv yang perlahan menampilkan Yuuri yang ada di rumah sakit, tampak kesusahan disana.

"Sampai kapan kau bisa bertahan Victor?". Merasakan kalau tatapannya semakin terasa menyakitkan kian detiknya. Victor menunduk menatap ke hamparan lantai polos yang terasa begitu dingin, semua itu adalah rasa cintanya. Melihat Yuuri yang tersenyum disana, seolah seperti Video kilas balik kehidupan. Ia ingin terus merasakan ini, melindunginya, selalu bersama dengannya.

"Maafkan Yuuri...cinta ini terlalu berat untukku" gumam Victor tersenyum disana, mencintaimu adalah hal yang menyakitkan. Semakin ia mencintai Yuuri semakin ia menginginkannya, semakin ia mencintai Yuuri , semakin Victor terluka saat tau kalau perasaan itu tidak akan pernah sampai. Yuuri akan sangat membencinya ketika tau, ia akan semakin mengkhianati Yuuri setiap melihat ia bersama dengannya tersenyum seolah tidak tau apa apa, ia ingin terus bertahan. Namun semakin ia berusaha bertahan, semuanya akan terasa semakin sakit.

Victor tertawa disana, lebih ke arah menertawakan dirinya sendiri. Tawa yang terasa begitu hambar dan menyakitkan, Victor tidak tau apa yang dia rasakan sekarang. Semuanya terasa begitu menyakitkan, menangis. Ia ingin menangis, namun Victor adalah laki-laki. Sudah lama ia tidak menangis, menahan segala perasaannya dalam diam. Dan itu bahkan terasa semakin dan semakin menyakitkan, Victor mengigit bibirnya saat dirasakan wajah Yuuri di depannya.

Ia telah berbohong, ia mencintai Yuuri. Sangat cinta, setiap bersama dengan Yuuri. Victor ingin mengatakan itu, itupun tidak bisa. Setiap ia memandang mata indah Yuuri, ia merasakan setiap kepedihan didalamnya kalau ia tidak akan pernah bisa memilikinya. Ia ingin mencintai Yuuri, memeluk nya. Namun ia hanya sebatas sahabat. Victor tidak akan pernah mendapatkan Yuuri, dia begitu dekat namun begitu jauh. Ada batasan, dan Victor tidak akan bisa meraih batasan itu. Setiap merasakan itu, mencoba tidak memikirkan hal itu. Ia akan merasa sakit, karena Victor terus bersama dengan Yuuri. Terus tersenyum, berwajah seolah semuanya baik baik saja. Padahal semakin bersama Yuuri, merasa akan semakin hancur didalamnya.

Betapa menyakitkannya, mencintaimu Yuuri.

"Victor, apa aku ini bodoh?"

".."

"Terus saja mencintai Yuuri, padahal itu akan semakin menyakitkan karena aku akan selalu bersamanya, hahaha"

".."

"Tidak akan...bisa bersama dengannya.."

".."

Tidak ada jawaban, tentu saja tidak ada siapapun selain dirinya disini yang tau, ia tidak bisa mengatakan ini pada siapapun. Termasuk Yuuri, menyembunyikan semuanya. Victor tersenyum, merasakan kalau wajahnya semakin terasa menyedihkan. Ia ingin tertawa, namun semakin ia tertawa rasanya semakin hampa, kedua mata biru Victor menatap ke arah langit. Menatap betapa polos nya langit-langit itu, lalu sebuah senyuman terlukiskan disana. Senyuman tipis yang terasa begitu menyedihkan, ia bisa merasakan wajahnya yang tampak menyakitkan. Ini adalah hal bodoh yang pernah dia lakukan, mencintai Yuuri dan cinta itu menyakitkannya.

"Hahaha, aku ini bodoh"

"Selalu saja merasakan cinta tanpa bisa menghilangkannya"

"Hahaha, rasanya sakit"

"Sakit...sekali.., hahaha"

Dia meremas dadanya yang terasa semakin sakit, menekan dan berkali kali memukuli nya sambil tertawa lepas.

"Hahaha, hahaha..bahkan Yuuri tau tentang hal ini, aku tidak pantas bertemu dengannya" seru Victor pelan, meraih kedua sisi kepalanya meremasnya pelan. Membayangkan kalau Yuuri akan melihatnya dengan tatapan seperti apa. Dan itu semakin membuatnya sakit, Victor tertawa menunduk menatap ke hamparan lantai itu. Air mata yang seolah mengering, hanya ada tatapan kosong dan sendu. Senyuman kosong menyedihkan yang terasa menyakitkan.

"Yuuri..apa kau membenciku?"

Tersenyum, walaupun wajahnya terasa begitu kaku. Hatinya begitu hancur seperti tersayat luka untuk beberapa kali tidak terbatas. Sampai kapan?. Meninggalkan serpihan yang harus ia kumpulkan seorang diri menatap perasaan nya yang tidak akan pernah sampai. Victor mencoba baik baik saja, menganggap kalau ia bisa bertahan dari ini semua. Nyata nya ia tidak bisa bertahan selama ini. Perasaan nya bukan hal yang mudah seperti itu, dan kali ini perasaannya sekarang dihancurkan dan alasan untuk mengumpulkan serpihan itu tidak ada. Ia sampai menatap dalam diam, berpikir sedang apa disini. Jika tidak ada yang bisa mencintainya, seseorang yang bisa ia cintai dalam diam. Seseorang yang tidak ingin dia tau dan ia ingin menjaga hati ini untuk dia selalu tersenyum, dan sekarang itu sama sekali tidak berguna. Dia sudah tau dan pasti tidak akan menerimanya. Victor sama seperti mereka, mencintai Yuuri. Ia ingin menyentuh Yuuri dan berpikir akan hal seperti itu membuatnya merasa jijik sendiri. Dirinya menjijikan karena punya perasaan itu, dirinya menjijikkan karena selalu saja berbohong. Dirinya semakin dan semakin menjijikkan karena tidak pernah bisa menghilangkan perasaan itu. Victor tidak akan bisa melihat senyumannya lagi, dia sudah terlalu menjijikkan.

"Aku sama sekali tidak berguna, semuanya lagi lagi kacau.., aku. Semua karena perasaan ku" seru Victor tersenyum lebar, dimana dia tidak bisa mengendalikan emosi nya. Semuanya terasa begitu kosong, perasaan nya yang sudah lama terpendam. Dia berusaha mengendalikan semua ini. Namun semuanya memiliki batasan, ada saatnya dimana seseorang tidak akan tahan lagi. Ketika semua masalah terus saja menumpuk dan harapan hanya tinggal sebuah harapan tanpa bisa diwujudkan, Victor telah melakukan kesalahan bahkan sebelum kejadian itu ia telah jatuh cinta seenaknya para Yuuri. Yuuri tidak butuh cinta darinya, ia hanya butuh seseorang yang mendukung nya. Seseorang seperti sahabat, karena dia tidak punya hak untuk menyukainya. Dia adalah pria, dan Yuuri mengalami trauma terhadap pria. Dengan melakukan itu bukankah dia juga sama seperti mereka, tidak ada bedanya. Dan itu membuat dirinya semakin buruk. Semua perasaan nya pada Yuuri seperti jarum yang ditancapkan, semuanya terasa sakit mulai saat ini. Kenangan bersama Yuuri menambah kepedihan dalam hal itu. Mengingat kalau Yuuri yang selalu tersenyum dan percaya padanya, membuatnya terluka kalau dia sudah membohongi nya selama ini. Dia telah merasakan hal yang berbeda padanya, perasaan ini salah.

Bukan, dirinya yang salah.

Victor terlihat begitu sangat menyedihkan sekarang, senyum yang biasanya selalu menawan kini terlihat begitu dipaksakan. Membuat semua orang pedih saat melihatnya. Matanya yang menahan kesakitan seperti akan tersayat beberapa kali. Dia tampak pucat, air mata dan perasaan yang seolah telah kering. Seperti inilah Victor sekarang, bergumul dalam dirinya yang menyedihkan. Victor gelap tersenyum, berbisik di sebelah telinga Victor.

"Kalau begitu bagaimana kalau kau mati sekarang?"

Apa kalau aku mati semuanya akan menjadi lebih baik?. Seolah tau Victor gelap itu tersenyum.

"Tentu saja, semuanya akan terasa lebih mudah. Kau tidak ingin mencobanya?"

Victor terdiam, menatap ke sekeliling saat dilihatnya ada sebuah pisau buah disana. Ia tidak mempunyai apapun lagi, semuanya sudah menghilang. Hanya ada disini, akan membuat Yuuri menderita karena perasaan nya ini. Lebih baik dia mengakhiri semuanya, Victor meraih pisau itu. Duduk di pojokan. Perlahan ia mulai mengarahkan pisau itu pada tangan kanannya di nadi, kalau ia mati semuanya tidak akan ada yang berubah. Yuuri akan hidup bahagia tanpa dia, dia akan menikah sebentar lagi. Dan berita ini akan selesai, tidak ada lagi kesakitan karena terus menahan perasaannya. Semuanya akan menjadi baik baik saja, semuanya berakhir.

Srek!

Victor perlahan tersenyum saat merasakan rasa sakit itu, saat pisaunya menyentuh kulitnya dan mengeluarkan darah dan membuat sensasi menyakitkan, semuanya menutupi rasa sakit akan perasaan Victor. Ia ingin menutupinya lagi, Victor gelap disana tersenyum menatap ke arahnya. Sama seperti kejadian lalu. Dimana ia mau bunuh diri, dia akan selalu melihatnya.

Srek!

Darah perlahan mengalir makin deras. Membasahi lantai yang ada di bawahnya, rasa sakit itu tertutupi secara perlahan. Sama seperti rokok itu, mengeluarkan tetesan darah yang seperti obat tidur disana. Ikut mengeluarkan semua perasaan yang terpendam dalam Victor. Perasaan yang selalu ia sembunyikan dibalik wajah cerianya itu, mencintai adalah perasaan yang rumit dan memuakkan. Datang dengan sendirinya dan mengambil tempat terpenting dalam hatimu membuat setiap serpihan begitu berharga. Saat terjatuh dan saat terluka. Kau akan memungutnya lagi secara perlahan membentuk nya kembali menjadi bentuk semula. Itulah cinta, kadang kala itu terasa begitu menyakitkan dan begitu melelahkan. Tapi tidak mau berhenti, seperti itulah yang dirasakan Victor. Dia tersenyum, melakukan apa saja untuk kebahagiaan Yuuri. Tidak mengatakan perasaannya sekali pun walaupun ia mengigit hatinya sendiri saat terus saja menahan hal itu. Ia ingin berkata hal hal penuh cinta pada Yuuri. Semuanya tertahan dan pada akhirnya dia hanya bisa tersenyum, senyuman kaku yang sangat dingin. Dan hatinya pun hancur lagi untuk kesekian kalinya, tanpa ada yang tau dan tanpa ada yang mengerti. Dia tetap tersenyum dan tetap memungut kepingan berharga itu berharap tidak akan jatuh lagi, seperti itulah. Semuanya terasa begitu hening saat dirasakan perlahan hatinya mulai berdetak, entah karena kesakitan. Dan kelopak bunga itu adalah bagian darinya.

Perasaan tidak terbalaskan.

Srek!

"Aku membuat Yuuri begitu menderita karena hal ini, karena perasaan menjijikan ini. Aku jijik dengan diriku sendiri.." seru Victor meringis bukan karena lukanya, melainkan karena mengingat setiap perasaan aneh yang tiba-tiba muncul saat ia bersama Yuuri. Ia merasakan hal itu disaat Yuuri tulus kepadanya. Ia sama saja seperti para pria itu dan mengingat nya ia tidak mampu melihat Yuuri lagi, dia terlalu menjijikan untuk hal itu. Berharap hal yang sama dan dia menjadi menjijikan, hal seperti ini tidak cukup untuk dia. Setiap kali ia memegang perasaan itu ia merasa jijik dengan dirinya sendiri, bertanya berkali-kali alasan ia memiliki perasaan ini. Namun yang dia lakukan pada akhirnya hanya menjaganya dengan sepenuh hati berharap kalau Yuuri tidak akan tau.

"Apa kau akan mati Victor?"

Victor tersenyum. Senyuman yang begitu menyayat hati. Tanpa adanya tangisan, hanya sebuah senyuman tipis.

"Jika ini membuatnya bahagia, jika ini membuatnya tersenyum lagi. Dan jika ini membuat diriku dimaafkan.., aku menjijikan"

Mengingat kalau dia mencintai Yuuri sama seperti mereka, dia menjijikan. Selama Yuuri bisa bahagia. Selama Yuuri bisa terus tersenyum. Meksipun tanpa dia, Yuuri akan terus bahagia. Dia hanya ingin Yuuri tersenyum bahagia. Dia tidak pantas di samping Yuuri. Merasakan perasaan yang seharusnya tidak dirasakan. Ia akan merindukan senyum Yuuri untuknya, dia terlalu menjijikan untuk itu. Dia terlalu membuat banyak masalah karena perasaan tidak pentingnya itu. Karena itu, jika ia mati semuanya akan selesai. Tetesan darah yang perlahan mengalir membasahi lantai bersama dengan segala kesedihan dan kesakitan. Pisau yang menyeret pelan kulit Victor dari tempatnya, mengantikan semua rasa sakit yang pernah dia alami. Perasaan cinta yang begitu menyakitkan, ini tidak bisa dibandingkan dengan itu. Tapi setidaknya menghapuskan semua kenangan menyakitkan dia dengan Yuuri. Perasaan sakit saat tau dia tidak akan bisa dia miliki. Senyuman yang bukanlah untuk nya, dia terlalu tidak pantas untuk itu. Perasaannya sama sekali tidak pantas, dia hanyalah sahabat Yuuri dan dia tidak pantas mencintainya.

"Hei, berhenti melakukan itu" suara Yuuri menggema, Victor bisa merasakan tangannya dihentikan oleh sesuatu. Pisau yang hampir memutuskan nadinya. Disana ada Yuuri yang tersenyum padanya, dia sedang bermimpi. Yuuri tidak ada disini. Semua kenangan dan kata kata itu seolah terasa kembali. Victor ingin melanjutkan namun tangan itu lagi menghentikan gerakan Victor. Dia tersenyum lagi membuat Victor terhenti, ia masih memegang pisau nya.

☔☔☔

Victor dan Yuuri berjalan bersama, ini kedua kalinya. Victor tersenyum pada Yuuri yang tampak membaik. Dia bahkan bisa diajak keluar dan tidak takut dengan yang lainnya sama seperti yang pertama kali dia datang kemari. Dia lebih mudah tersenyum dan terbuka. Meksipun itu hanya pada Victor saja, Victor bersyukur. Hingga dia merasakan kalau tangannya disengat sesuatu, saat ia ingin mengaruk bekas itu. Yuuri yang menghentikannya, memegang tangan Victor dan tersenyum lagi pada Victor membuatnya tertegun untuk kesekian kalinya.

"Hei, berhenti melakukan itu"

"Hm, kenapa?" Tanya Victor heran. Yuuri tersenyum lagi. Senyuman indah yang akan selalu diingat oleh Victor.

"Itu akan menyakitikan lebih baik kau obati saja, semuanya tidak akan menjadi baik dengan cara yang kasar seperti itu"

Victor tersenyum dan mereka berjalan berdua lagi di taman rumah sakit itu. Yuuri meraih bunga melati cantik disana, ia tersenyum manis yang membuat Victor merasakan bahagia juga. Tanpa sadar dia ikut tersenyum, mungkin sejak saat itu. Bukan, ia sejak awal mencintainya.

"Apa trauma mu sudah sembuh Yuuri?" Tanya Victor khawatir.

Yuuri tersenyum lagi masih melihat bunga bunga disana, ini akan masuk dalam memori Victor sebagai kenangannya bersama Yuuri. Entah kenapa ia ingin mengingatnya terus.

"Sudah lumayan Victor, aku baik baik saja.."

"Sungguh?"

Yuuri memiringkan kepalanya sedikit terkekeh geli, "Kau khawatir denganku Victor?". Dia selalu saja terlihat manis.

"Tentu saja Yuuri!. Aku selalu khawatir denganmu". Awal yang indah sebelum terjadinya masalah, sebelum mereka menjadi sahabat dan sebelum mengenal cinta. Hanya ada Yuuri dan Victor. Hanya ada mereka berdua, tidak ada yang lainnya. Belum terikat hubungan yang menyesakan hanya sebuah hubungan sederhana belaka.

"Apa kau pernah khawatir tentang hidup Victor?". Yuuri menanyakan sesuatu yang aneh. Dia memegang ke arah bunga dan memetik kelopaknya perlahan, menjatuhkan kelopak diatas rerumputan lembut.

"Tentu saja Yuuri. Dulu sekali, bukan sampai sekarang aku berpikir kenapa aku masih saja hidup disaat semuanya hanya kepalsuan belaka. Semuanya terasa membosankan..., Hanya Ice Skating yang mengobatinya, mungkin aku mau mati saja"

"Apakah itu akan lebih menyenangkan?" Seru Victor menatap ke arah langit yang tampak cerah, matahari yang semakin meninggi. Membuat suasana semakin hangat.

"Hidup itu menyenangkan Victor, kau mungkin akan mengerti itu jika menikmati nya, aku ingin hidup. Setiap kali aku ingin melakukan itu. Hidup seperti menantang ku, setiap hari berdoa kepada siapa saja yang menolongku" seru Yuuri. Victor memandangnya sendu, Yuuri menengadah dan perlahan tersenyum sangat lebar.

"Dan kau datang dalam bentuk pertolongan itu. Aku bersyukur bisa hidup Victor itu adalah karena mu. Jadi jangan pernah bilang kalau kau ingin mati ya?, Aku hidup karena Victor dan Victor harus terus hidup untuk aku. Kau harus bertanggung jawab akan hal itu, Victor.." seru Yuuri. Tersenyum tipis yang begitu indah, seperti ada sebuah debaran yang menemaninya.

☔☔☔

Tangan Victor terhenti, pisau yang perlahan jatuh. Dan tetesan darah. Yuuri mengatakan itu, di saat terburuknya dia malah mengingat kata kata itu seperti sebuah mukjizat. Victor segera mengambil perban dan menutup darahnya. Untung masih sempat, Victor menyandarkan dirinya, bernafas tersengal-sengal. Ia menatap ke arah langit, dimana langit hari itu sangat cerah. Ia masih mengingat bagaimana langit hari itu, perkataan Yuuri dan senyumannya yang seolah menghipnotis nya seolah ada sesuatu yang dibangun dalam dirinya. Bukan perasaan cinta, lebih ke arah perasaan kagum. Melihat senyuman Yuuri dan tingkah yang positif, hidup. Kata kata yang sungguh sederhana.

Dia sampai lupa akan hal itu, dikala berada dalam banyak masalah. Dan justru percakapan itu yang menyelamatkan nya. Victor merasakan rasa sakit dari lukanya itu. Semua yang dia rasakan dan dia pikirkan benar, ia telah kehilangan segalanya. Victor memegang ke arah dadanya tempat dimana perlahan perasaan nya berdetak meninggalkan jejak. Hati ini adalah milik Yuuri, meksipun ini sangatlah menyakitkan.

Sampai akhir pun dia akan terus melindungi nya, melindungi rasa cintanya pada Yuuri. Meksipun semua orang membencinya dan meksipun hancur berkali-kali, dia hanya ingin mencintai Yuuri. Dalam diam pun tidak apa, semua orang membencinya pun tidak masalah. Ini hanya terhadap perasaan nya saja, tidak ada yang boleh ikut campur dalam perasaan nya itu. Sampai akhir pun Yuuri benar benar menolongnya, Victor perlahan tersenyum, senyuman lega dan senyuman kesedihan.

Yuuri bilang padanya jangan mati, dia menyelamatkan Yuuri dan sekarang dia harus hidup untuk Yuuri. Setiap kehidupan ada kesedihan dan kebahagiaan, sama seperti hatinya. Cintanya pada Yuuri membawa banyak kesedihan, namun juga membawa banyak kesenangan di dalamnya. Yuuri telah menyelamatkan dirinya saat ia berada dalam kematian. Dengan kata katanya, dengan senyuman manisnya, dan dia harus tetap bertahan hidup sama seperti yang Yuuri inginkan. Terus hidup, karena Yuuri juga bersyukur karenanya. Yuuri bersyukur karena diselamatkan oleh Victor, dia ada disini karena dirinya. Perasaan ini memang salah, namun meksipun begitu ia tidak akan membenci Yuuri karena telah memberikan perasaan ini padanya. Perasaan ini menyelamatkannya, ia akan terus hidup demi Yuuri dan demi hatinya. Ia menatap ke arah jendela yang perlahan mulai menitikkan hujan gerimis, perlahan-lahan hujan itu jatuh memenuhi tanah. Sama seperti perasaannya perlahan-lahan memasuki hatinya, dan mulai memasuki hidupnya. Rasanya ngantuk, ia mengerjapkan kedua matanya dan perlahan menutup. Tertidur di kamarnya. Victor gelap disana hanya tersenyum, ia keluar dari kamar sedikit berhenti untuk tersenyum singkat padanya. Sebuah salam perpisahan dan dia menghilang kali ini untuk selamanya, tidak akan pernah bertemu lagi.

Dia tersenyum dibalik pintu itu, sebuah perasaan yang semakin menyedihkan kala detik jam yang semakin bergerak, suasana yang tidak lagi sama. Meskipun begitu, Yuuri tetaplah cintanya. Meksipun menyakitkan, namun perlahan-lahan perasaan itu akan terus menghantuinya. Berapa kali pun berusaha untuk melupakannya, ia akan terus hadir dalam bentuk cinta. Yuuri yang manis, Yuuri yang polos, Yuuri yang tersenyum. Semua itu adalah harta berharga bagi Victor, miliknya yang berharga namun tidak akan bisa Victor dapatkan. Hal itu menyedihkan dan menyakitkan, namun itulah kehidupan. Itulah yang selama ini dirasakan oleh Victor.

Taukah kau tentang hal itu, Yuuri?. Lihatlah perasaan ku ini. Victor, betapa besarnya ini hingga aku tidak bisa melupakan ataupun meninggalkannya. Setiap mengingat itu, perasaan ini semakin besar dan terus bertahan. Perasaan tulus yang bernamakan cinta, setiap dari nya menginginkan kebahagiaan mu. Meksipun ini menjijikan, Victor akan tetap mencintainya dari dalam lubuk hatinya paling dalam. Yuuri sudah ada disana, Victor hanya ingin melihat Yuuri yang terus tersenyum bahagia. Sampai kapanpun Victor tidak akan bisa menghilangkan perasaan ini. Karena perasaan ini akan selalu ada bersamanya. Perlahan bersama rintikan hujan yang meninggalkan bekas genangan air dingin di jalanan, orang yang lalu lalang dan daun yang perlahan meneteskan air hujan. Perasaan itu sama, akan selalu meninggalkan bekas.

"Yuuri..."

"Kaulah Serpihan Hatiku..."
.

.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top