29 | Luna

| Play and listen to the multimedia for a better experience |

How could my day be bad when I'm with you?

You're the only one who makes me laugh

So, how can my day be bad?

It's a day for you

*****

Meskipun waktu itu Kak Elio bilang akan berangkat seminggu lagi, kami baru sempat ke Jakarta Aquarium sebulan kemudian. Cowok itu bilang sedang ada urusan, tetapi tidak cerita tentang detailnya. Aku pun tidak bertanya lebih lanjut.

Di hari keberangkatan, Kak Elio menjemputku sekitar jam enam pagi dengan Honda Jazz putih. Perjalanan ke Jakarta hanya memakan waktu dua jam lebih, dikarenakan sekarang bukan hari libur yang macetnya membuat darah mendidih. Kami sarapan terlebih dulu di rest area dan langsung menuju Neo Soho Mall, tempat di mana akuarium itu berada. Tiket sudah dibeli secara online, jadi kami tinggal masuk dan menikmati apa yang ada di sana.

Kami melangkah masuk dan sampai di area pertama. Kudongakkan kepala, lalu kuedarkan pandangan ke sekeliling. Pencahayaan di sini redup, banyak dekorasi menyerupai terumbu karang dan bebatuan. Di kanan kiri kami terdapat kotak-kotak kaca berisi berbagai ikan yang berenang-renang. Di langit-langit terdapat properti kawanan ikan, seperti sedang bermigrasi. Akuarium memantulkan cahaya warna biru, sehingga aku yang berada di ruangan ini berasa seperti sedang berjalan di tengah laut.

Senyumku melebar, inner child-ku berteriak senang. Kukira aku tidak akan merasa se-excited ini ketika mengunjungi akuarium di usia dewasa. Sebenarnya di sini ada pula hewan-hewan darat, tetapi aku lebih tertarik pada hewan-hewan laut.

"Lun, sini! Ada Nemo!" panggil Kak Elio yang sedang berdiri di hadapan akuarium kecil di seberangku. Ia menunjuk-nunjuk kawanan ikan di depannya.

Aku berjalan mendekat, lalu turut mengetuk-ngetuk kaca akuarium. "Ada Dory juga!" seruku.

Di dalam sana ada ikan badut, ikan blue tang, dan ikan-ikan hias lautan lainnya yang aku tidak tahu nama jenisnya. Tubuhnya kecil dan berwarna-warni. Rasanya ingin mengambil salah satu dan memeliharanya di rumah.

Kami berpindah ke area selanjutnya. Banyak makhluk laut yang familier, seperti piranha, penyu, dan kuda laut. Ada akuarium berbentuk tabung yang sangat tinggi. Di dalamnya banyak kumpulan ikan yang berenang mengelilinginya. Gerakannya anggun dan cantik sekali.

Lalu, kami tiba di area di mana akuariumnya tidak berada di kanan kiri kami, tetapi justru di lantai! Kami menunduk, melihat ikan-ikan hiu kecil yang berenang-renang di bawah kaki kami.

Kak Elio mengentak-entakkan kaki ke kaca akuarium agak keras. "Kalau kacanya pecah terus kita jatuh ke sini gimana, ya?"

"Ya basah," jawabku cuek. Pakai nanya.

"Tapi isinya ikan hiu loh."

"Jangan aneh-aneh deh, Kak!" ketusku.

Kak Elio pun tertawa. Kami lanjut menjelajahi akuarium, menuju area lain. Di salah satu area, terdapat akuarium terbuka yang membiarkan para pengunjung menyentuh makhluk laut di dalam sana, seperti ikan pari kecil dan bintang laut.

Cowok itu duluan mencelupkan tangannya ke dalam air dan meraba-raba permukaan bintang laut yang sedang berbaring di atas pasir. "Kasar ya ternyata," komentarnya.

Aku turut menyentuh permukaan makhluk laut berbentuk bintang itu. Benar katanya. Kasar, tetapi geli secara bersamaan. Tiba-tiba saja ada sesuatu yang hitam dan licin menabrak tanganku. Aku terkejut dan refleks mengangkat tangan dari akuarium. Tubuhku sedikit mundur dan menabrak Kak Elio.

"Ih! Apa itu?" seruku histeris.

Cowok berkacamata itu tertawa. Ia mencengkeram kedua bisepku dari belakang. "Cuma ikan pari. Sampai kaget gitu."

"Abisnya dia tiba-tiba nabrak tanganku, ya gimana aku enggak kaget? Mana gelap lagi." Aku tidak sadar kalau punggungku dan dada Kak Elio sekarang menempel. Refleks, aku menjauhkan tubuh darinya. "Eh, maaf, Kak."

"Hm." Kak Elio pun melepas genggamannya dari kedua bisepku.

Kami pun melanjutkan perjalanan hingga sampai di area akuarium yang amat luas, sampai-sampai temboknya hanya terdiri dari kaca akuarium saja. Kulihat banyak orang berfoto di depan sana.

"Eh, foto siluet kayaknya bagus. Coba berdiri di sana. Nanti aku foto," ujar cowok itu sambil menunjuk dinding akuarium.

Aku tidak mengerti mengapa orang-orang terobsesi dengan foto siluet. Wajah kita akan sepenuhnya tertutup bayangan, 'kan? Apa yang bisa dilihat? Namun, aku menurut saja. Mungkin jika Kak Elio yang mengambil gambarnya, hasilnya akan berbeda dari bayanganku.

Kak Elio telah siap dengan kamera ponsel dan menyuruhku berpose. Pertama, aku mengangkat tangan dan melakukan gestur peace, tetapi cowok itu menurunkan ponsel, lalu menggeleng dengan wajah tidak puas.

"Ya terus aku harus gimana?" protesku.

"Candid aja. Pura-pura lagi liat ikan, tapi badannya sedikit nyamping biar fitur wajahmu kelihatan," katanya sambil menggerak-gerakan tangan, mengatur poseku dari jauh.

Aku menurut saja. Kami mengambil beberapa gambar. Setelah kulihat hasilnya ternyata bagus. Tubuh dan wajahku memang sepenuhnya gelap, tidak terlihat sama sekali, tetapi fitur dan lekukan wajahku tetap menonjol sehingga orang yang melihat pasti tahu kalau orang di foto ini adalah aku. Plusnya lagi, Kak Elio menangkap gambar di momen yang pas ketika kawanan ubur-ubur berbaris di belakangku, diikuti oleh ikan-ikan kecil yang berenang di lautan biru. Indah sekali.

Saat sedang asyik mengambil gambar, tiba-tiba terdengar kegaduhan tidak jauh dari kami. Refleks, kami pun menoleh dan melihat orang-orang berkumpul. Ibu-ibu, bapak-bapak, dan kawanan anak kecil menunjuk-nunjuk salah satu area akuarium biru dan berseru senang.

"Rame amat. Ada apaan, ya? Mermaid show kali, ya?" tanya cowok itu.

Senyumku melebar waktu ngecek arloji. Aku menoleh padanya dengan amat antusias. "Iya bener mermaid show! Kalau berdasarkan jadwalnya sih emang jam segini. Ayo kita ikut nonton juga!"

Aku dan Kak Elio tidak ingin melewatkan pertunjukan itu. Kami bergabung dengan kerumunan. Syukurlah karena pertunjukan baru dimulai, orang-orang yang berkumpul pun belum banyak, sehingga kami bisa berdiri di barisan agak depan.

Di dalam akuarium biru, muncul dua putri duyung cantik dengan rambut panjangnya, meliuk-liukkan ekor dan berenang dengan gerakan yang anggun. Mereka berputar mengitari akuarium, berenang bersama ikan-ikan pari dan sesekali menyapa pengunjung di luar kotak kaca. Mereka juga menggambar heart sign dengan gelembung. Senyumnya manis.

Aku amazed sendiri memikirkan bagaimana cara mereka menahan napas sepanjang pertunjukan. Bagaimana mereka bisa berenang dengan kedua kaki rapat dan harus mengenakan kostum mermaid? Bagaimana mereka membuka mata dan tersenyum di dalam air? Tenggelam di dalam kolam renang saja aku sudah panik setengah mati.

Senyumku melebar. Pikiranku dipenuhi oleh dua putri duyung itu sehingga tanpa sadar sesuatu yang hangat menyapa punggung tanganku. Aku berkedip ketika Kak Elio yang berdiri di sampingku menautkan jarinya dengan milikku. Kudongakkan kepala menuju ke arahnya, tetapi cowok itu tidak menoleh padaku. Kepalanya mengarah ke depan. Dari lensa kacamatanya, aku menangkap pantulan warna biru dari akuarium, sehingga tidak terlihat bola matanya mengarah ke mana. Padahal aku penasaran apakah cowok itu melirikku sedikit atau masih asyik menonton para putri duyung.

Namun, apa peduliku? Selama jemari kami bertautan, nikmati saja, 'kan? Aku kembali menoleh ke depan dengan senyum lebar. Kedua pipiku memanas, tanganku juga terasa hangat. Dadaku berdebar-debar, entah karena genggaman tangan Kak Elio atau aku masih amazed dengan pertunjukan di hadapan kami.

Hmmm ... mungkin keduanya?

Kurasa keputusanku untuk tidak melompat dari atas rooftop malam itu sudah tepat. Karena jika aku melakukannya, aku tidak akan pernah bertemu cowok sempurna yang berdiri di sampingku ini.

Dukung Serene Night dengan menekan bintang di pojok kiri bawah 🌟

12 Oktober 2024

*****

NATASHA WINCHESTER ENVY! BELUM PERNAH DIAJAKIN AQUARIUM DATE SOALNYA😭🫵

Tapi enggak apa-apa deh. Aquarium date-nya diwakilin dulu sama Elio Luna.

Barusan aku ngintip outline, beberapa bab ke depan isinya yang manis-manis semua hrrrrrggghhhh harus siapin mental nulisnya supaya enggak envy😩

Ya biasa, bersenang-senang dulu sebelum badai. *eh

Sampai jumpa minggu depan~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top