23 | Elio

Luna udah kuantar pulang dengan selamat. Jam setengah sepuluh malam aku udah sampai rumah. Baru aja mau cuci muka dan gosok gigi, ada pesan yang masuk ke Instagram-ku.

Clarissa Ayudisha
Malam
Ini Kak Elio yang tadi nganterin Luna ya?
Maaf kalau salah🙏
Di feed isinya foto pemandangan semua, enggak ada mukanya
Aku ngecek Instagram-nya Luna terus nemu akun Kakak
Maaf juga tiba-tiba nge-chat ya, Kak

Langsung ku-stalk profil cewek yang namanya Clarissa Ayudisha ini. Ternyata, dia cewek yang bareng Luna waktu nungguin aku jemput di restoran. Aku masih ingat wajahnya. Kalau feed-nya kugulir terus ke bawah, banyak foto Luna di sana, entah foto berdua sama Clarissa atau berkelompok. Udah jelas kalau cewek ini ini teman kuliahnya Luna yang tadi ikut reuni juga.

Kami pun bertukar pesan. Clarissa nanyain kabar Luna, soalnya cewek itu enggak balas chat-nya. Kayaknya sih Luna udah tidur. Kubilang kalau dia enggak perlu khawatir, soalnya Luna udah baik-baik aja.

Clarissa Ayudisha
Anxious doang sampai mual-mual?
Dia enggak kenapa-napa waktu dateng
Pas lagi makan nasgor tiba-tiba pergi ke toilet
Ngakunya gara-gara mual
Yakin dia enggak keracunan makanan?
Kenapa Kakak enggak bawa dia ke IGD?

Elio Sandyakala
Beneran
Kamu enggak usah khawatir
Luna bilang kalau lagi cemas, fisiknya sering kena

Clarissa Ayudisha
Separah itu?
Enggak mungkin sampai mual-mual cuma gara-gara cemas

Elio Sandyakala
Loh
Kamu enggak tau kalau Luna punya depresi dan gangguan kecemasan?

Sesaat aku sadar udah kelepasan bicara. Pesannya mau ku-unsend, tapi Clarissa udah nge-read duluan. Jadi, Clarissa enggak tahu kalau Luna punya gangguan mental? Jangan-jangan Luna emang sengaja ngerahasiain penyakitnya, tapi aku malah ngasih tahu Clarissa? Waduh, bisa-bisa Luna ngamuk sama aku.

Elio Sandyakala
Soal Luna punya depresi dan gangguan kecemasan bisa kita rahasiain dulu?
Luna enggak mau orang-orang tau soal penyakitnya

Aku sedikit panik waktu Clarissa enggak balas chat-ku lagi. Jangan-jangan dia langsung membombardir Luna sama ratusan chat? Aku jadi tambah enggak enak sama Luna.

Setengah jam kemudian, baru ada balasan dari cewek itu.

Clarissa Ayudisha
Astaga ...
Kenapa aku enggak pernah ngeh?
Kalau dipikir-pikir masuk akal juga
Sekarang badannya kurus banget
Padahal dulu dia lumayan berisi
Sikapnya sekarang juga beda banget sama waktu kuliah dulu

Aku yang awalnya tiduran di kasur langsung duduk tegak. Ini informasi penting yang aku harus tau. Emangnya Luna waktu kuliah kayak gimana? Kenapa beda banget sama sekarang? Langsung aja aku minta WhatsApp-nya Clarissa supaya bisa ngobrol lewat telepon. Cewek itu tanpa ba-bi-bu langsung ngasih nomornya. Setelah pembicaraan di DM Instagram berakhir, kami pindah ke WhatsApp.

"Halo? Kak Elio?" kata suara di seberang telepon.

"Iya, halo," sapaku, "maksud kamu apa kalau sikap Luna sekarang beda sama dulu?"

"Bentar, aku dulu yang nanya. Sejak kapan Luna punya depresi dan anxiety?" Clarissa malah balik bertanya.

Aku mengembuskan napas panjang sambil memijit pangkal hidung. "Aku enggak tau sejak kapan, tapi pertama kali kenal, dia udah sakit."

"Ini Kakak enggak bercanda, 'kan? Kenapa Luna enggak cerita sama aku?"

"Karena aku juga taunya enggak sengaja." Lalu kuceritain pertemuan kami di rumah sakit waktu Bapak kena serangan jantung ringan. Aku ngelihat Luna keluar dari ruang praktik poli jiwa. Setelah kutanya, barulah Luna ngaku. "Kalau aku enggak nanya, Luna juga enggak akan cerita."

Terdengar helaan napas di seberang telepon. "Aku sakit hati banget. Aku tahu Luna depresi dari Kakak, bukan dari orangnya langsung. Padahal, kita udah sahabatan dari zaman maba ...." Ada jeda sebentar. "Bentar, Kakak ini sebenarnya siapanya Luna, sih? Luna bilang Kakak tuh abang-abangannya dia. Beneran?"

Hati mungilku serasa dicubit. Jadi ... Luna cuma nganggap aku abangnya?

"Waduh ... agak gimana gitu kalau disebut abang-abangan." Kujawab aja gitu. Masa mau bilang kalau aku ini fotografer random yang tiba-tiba Luna kenal?

"Kakak lagi PDKT ya sama dia?" todong cewek itu. Jantungku langsung berdisko. Ini Clarissa lagi ngetes aku, ya?

"Kalau iya kenapa, kalau enggak kenapa?"

"Ya ... enggak apa-apa sih kalau mau deketin Luna. Tadi aja Kakak sigap mau ngejemput dia. Kakak udah lulus tes pertama dari aku sebagai cowok green flag," kata Clarissa santai. Refleks aku mengembuskan napas lega. Lah, ngapain aku lega? Emangnya Clarissa calon mertuaku? "Oke, balik lagi ke topik. Kakak mau tau Luna waktu kuliah kayak gimana?"

"Iya."

"Dulu tuh dia ceria banget. Enggak aktif di himpunan, tapi giliran diajak hangout dia selalu mau. Anaknya suka foto-foto. Segalanya dia upload di Instagram, termasuk buku-buku yang dia baca, makanan, pokoknya macam-macam. Tapi semenjak aku kerja di Karawang dan jarang ketemu Luna, dia jadi sering ngilang. Diajak ketemuan enggak mau terus. Bahkan, chat-ku pernah enggak dia balas berbulan-bulan. Dia udah enggak pernah muncul di medsos, kabarnya enggak kedengaran lagi, padahal dulu pernah hits di kampus," cerocos Clarissa.

Aku berkedip beberapa kali kayak orang bloon. "Sepopuler itu?" Wah, berani banget kamu deketin cewek spek Dewi Aphrodite begini, Elio.

"Beneran, tapi bukan yang hits banget juga. Dulu ada satu senior yang naksir dia. Angkatan atas banyak yang heran, kok ada mahasiswa kupu-kupu yang enggak pernah nongol di himpunan tapi cantik banget, hampir enggak ke-notice orang-orang. Luna udah kayak hidden gem di jurusanku," jawab Clarissa.

"Terus gimana? Luna-nya mau?" Kampret! Hidden gem katanya. Wah, aku harus cepet-cepet gerak buat 'ngamanin' hidden gem-ku.

"Mana mau dia. Luna mah pacaran aja enggak pernah." Jeda sebentar. "Lanjut. Harusnya aku curiga waktu dia sering ngilang enggak bales chat atau enggak update Instagram lagi. Aku kira dia sibuk nyari kerja atau bantuin bundanya bikin kue. Tapi ternyata ... dia depresi." Suara Clarissa memelan. Terdengar jelas semua kepiluannya. "Aku ngerasa gagal jadi sahabatnya."

"Jangan nyalahin diri sendiri, Ris. Bundanya aja enggak tau kalau dia depresi. Yang tau cuma aku sama psikiaternya. Itu pun dia terpaksa ngasih tau gara-gara aku nanya." Aku mencoba menenangkan cewek itu.

"Kira-kira Kakak bisa ceritain ke aku kenapa Luna anxious sampai mual-mual kayak tadi?"

Aku nyeritain apa yang terjadi di reuni tadi, walaupun enggak bisa ngasih tau semuanya soalnya aku juga tau dari perspektif Luna. Clarissa sesekali menggumamkan 'hmmm', tanda ia menyimak ceritaku. Cewek itu enggak nyangka kalau percakapan tentang pekerjaan bisa triggering banget buat Luna.

Untuk beberapa puluh menit ke depan, kami bertukar informasi tentang Luna. Banyak hal yang enggak kuketahui tentang cewek itu. Salah satunya, Luna ngambil jurusan Manajemen Bisnis atas permintaan bundanya, dengan harapan ia bisa mengembalikan Délice Cake and Pastry ke masa jayanya. Sayangnya, cewek itu gagal. Ia berusaha menebus dosanya dengan mencari pekerjaan. Wajar aja kalau Luna tertekan dan akhirnya depresi karena ngerasa harus tanggung jawab ngebantu perekonomian keluarganya.

Panggilan telepon berakhir dan perasaanku campur aduk. Aku kasihan sama Luna. Aku ngerasa makin sedih karena Luna harus menanggung dampak dari kejadian yang berada di luar kendalinya. Ayah bundanya cerai dan pendapatan utama keluarganya pun hilang, pandemi COVID-19 yang nyaris bikin Délice Cake and Pastry bangkrut, hingga lapangan kerja yang amat terbatas karena perusahaan terlalu selektif memilih kandidat dan enggak ada intervensi dari pemerintah. Mereka mah, mengubah peraturan batas usia melamar kerja buat menghindari diskriminasi aja enggak mau. Emangnya cuma anak presiden aja yang butuh kerjaan? Luna juga butuh. Kita semua butuh.

Semua itu bukan salahnya, tetapi Luna harus menanggung akibatnya sampai-sampai mentalnya enggak kuat lagi menghadapinya. Kenapa dunia ini jahat banget ke cewek baik-baik kayak Luna? Hidupnya lurus-lurus aja, tapi kenapa dia harus dikasih cobaan sebanyak ini?

Langsung aja aku bangkit dari kasur, lalu berjalan menuju meja belajar. Kudaratkan bokong di kursi dan menyalakan laptop. Aku enggak akan bisa ngebantu Luna kalau masih ngelakuin hal yang sama kayak dulu. Aku harus ngelakuin sesuatu yang berbeda dari biasanya.

Ini tantangan besar buatku, tapi akan kucoba demi Luna.

Dukung Serene Night dengan menekan bintang di pojok kiri bawah 🌟

27 Agustus 2024

*****

Maaf agak pendek ya, karena kondisi fisikku beberapa hari ini lagi enggak bagus. Kayaknya butuh banyak rehat supaya cepet pulih😔

Makasih buat yang udah mampir💓


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top