Serendipity 5: That Florist
Chaeyoung hening saja di tempatnya. Ia tidak tahu harus melakukan apa pada pasangan yang sedang ribut di hadapannya dan Lisa saat ini. Sepuluh menit yang lalu semuanya baik-baik saja, sampai ketika Lisa dan Jennie kembali kemudian tiba-tiba Jennie mendekati sepasang pengunjung yang sedang melihat-lihat bunga disini. Jennie terlibat cekcok dengan gadis cantik yang mengaku sebagai kekasih pria tampan disebelahnya, pria yang mendadak pucat melihat Jennie.
"Jadi gini kelakuan kamu dibelakang, kai?"
Jennie menarik kerah baju Kai sambil menatap mata pria itu lekat-lekat.
"Ini cuma salah paham...."
Kai menyentuh tangan Jennie yang sedang mencengkeram kerah bajunya cukup kuat, menatapnya dengan tatapan mata yang ia harap dapat membuat Jennie luluh, berusaha menenangkannya.
"Jangan ngaku-ngaku ya! Gak mungkin Kai selingkuh!"
"Krystal jangan!"
Kai mengulurkan tangannya, hendak menahan tangan Krystal yang mendorong bahu Jennie tetapi gagal. Bahu Jennie tersentuh, dan itu artinya perang sudah dimulai.
"Sini kau!"
Jennie berusaha menarik Krystal yang dihadang badan Kai. Seketika keributan terjadi, Kai menjadi sasaran empuk kedua wanita yang sedang berseteru disamping kiri dan kanannya.
"Kai minggir!"
Jennie beringas.
"Lepas! Lepas Jen!"
Kai kesakitan, memohon pada Jennie agar melepas jambakan di rambutnya yang cukup menyiksa. Jennie melepasnya, ia mendapatkan gantinya: rambut Krystal.
"Ah! Bangsat!"
Krystal memekik, ia berusaha menarik rambut Jennie.
"Jen jangan!" Kai menarik tangan Jennie, berusaha melepaskannya dari Krystal. Krystal berhasil menjambak Jennie.
"Kai! Minggir!" Jennie meremas selangkangan Kai dengan penuh emosi.
"Ah! Aaah! Jennie! Sakit! Lepas! Lepaskan! Akh! Aaahhh...."
Kai meringis kesakitan saat aset berharganya yang imut itu hampir pecah.
"STOP! KALIAN BERHENTI SEKARANG JUGA!"
Lisa tidak bisa membiarkan keributan di tokonya terus berlanjut. Ia menghadang Krystal yang ingin menyerang Jennie, memunggungi Jennie dibelakangnya.
"BERHENTI SEKARANG JUGA!"
Ulang Lisa.
Ketiganya berhasil mendapatkan kesadarannya kembali setelah selesai baku hantam.
"Akhiri ke-bullshit-an ini sekarang juga. Kai, pilih siapa?"
Jennie menatap Kai dengan tatapan tajam mematikan.
Kai masih mengatur nafasnya, ia masih merasakan nyeri dibawah sana.
"Aku pilih Krystal."
Jawab Kai mantap.
"Enyah kalian. Dasar pasangan menjijikan."
Jennie murka, raut wajahnya mengeluarkan aura ingin membunuh.
"Jaga mulutmu!"
Krystal tak terima dibilang pasangan menjijikan, pasalnya dia sudah menghabiskan berjuta-juta biaya skincare setiap bulan, masa dibilang menjijikan sih?
"Useless." Jennie tersenyum menghina.
"Sudah. Krystal, ayo kita pergi darisini."
Kai dengan tatapan dinginnya menarik tangan Krystal, mengajaknya pergi darisana.
"Kai."
Jennie masih tak bergeming di tempatnya. Tatapannya menusuk punggung Kai.
Kai berhenti berjalan.
"Kita putus."
***
"Hik..hik..."
Jennie masih menangis di meja, Lisa hanya menatapnya kasihan. Sedangkan Chaeyoung pura-pura tuli tak mendengar, duduk membaca novel di meja kasir.
"Inilah salah satu alasan kenapa aku malas berkomitmen!"
"Memangnya sering ya diselingkuhin?"
Lisa tidak tahu harus bagaimana caranya untuk menghibur gadis yang sedang patah hati.
"Sama cowo? Baru sekali sih, tapi menyakitkan."
Jennie mengelap ingusnya.
"...menyakitkan saat tau sebenarnya pacarmu selingkuh dan lebih mencintai selingkuhannya."
"Jen, gak ada selingkuhan yang baik. Kalo dia baik gak mungkin mau sama pacar orang."
Lisa sebenarnya sedang berusaha menjelaskan bahwa Jennie lebih baik daripada selingkuhan Kai.
"Lisa, kalau kamu bisa jatuh cinta sama orang kedua, sebenarnya orang pertama yang buruk. Kenapa? Karena kalo kita benar-benar jatuh cinta sama orang pertama, kita gak akan jatuh cinta sama orang kedua."
Jennie menatap Lisa dengan tatapan yang menggambarkan rasa sakit disana. Tatapan terluka.
"Jen... I am sorry."
Lisa menatapnya dengan sedih.
"It's okay Lisa. It's okay."
Jennie berusaha memberikan senyuman terbaiknya di tengah-tengah air matanya.
Chaeyoung melangkah ke pintu depan, menarik rolling door, dan menguncinya dari dalam.
"Sudah terlalu malam, kau bisa tidur di kamar Lisa. Selamat malam."
Chaeyoung melangkah masuk ke dalam, menuju kamarnya di lantai dua.
"Masih mau disini atau kita pindah keatas?"
Lisa menawarkan.
Jennie mengangguk.
"Kok malah ngangguk sih?"
Lisa menggaruk kepalanya, bingung.
"Mau disini?"
Jennie menggeleng.
"Yaudah ayo kita keatas."
Lisa menarik tangan Jennie, menggenggamnya.
Mereka menaiki tangga kaca. Ternyata di tengah-tengah ruangan yang luas itu ada satu meja bundar yang terbuat dari kaca, sofa, televisi, ayunan, beberapa kursi malas, hiasan-hiasan kaca, akuarium, sebuah lemari lengkap dengan figure action, dan rak buku berwarna putih. Ruangan itu tidak memakai lampu ruangan, tapi dihiasi lampu-lampu neon warna-warni dari berbagai sudut.
"Kenapa desain interior rumah ini unik sih?"
Jennie tersenyum.
"Iya, aku menatanya senyamanku supaya betah."
"Kan kalau begini aku jadi ikut betah."
"Bagus donk, kamu bisa sering main dan lama-lama disini."
Jawab Lisa, santai.
Jennie tersenyum lagi.
"Tahan senyummu sampai kita sampai di kamar."
Lisa melewati kamar Chaeyoung.
Ia memutar knop pintu kamarnya.
Jennie melihat sebuah springbed besar yang muat untuk dua orang.
Kamar itu cukup luas. Hanya ada lemari, meja rias, springbed, sofa, jendela dan meja kecil disamping tempat tidur.
Lisa melangkah mengambil remote disamping pintu, menyalakan AC. Setelahnya ia mengambil remote lain di dekat meja. Seketika plafon rumahnya terbuka, tersisa kaca dan pemandangan bintang malam tersaji diatasnya.
"Woah. Gila. Lisa ini butuh berapa puluh juta?"
Jennie terpukau.
"Beberapa. Hehehe."
Mereka berbaring, menghabiskan malam dengan berbincang-bincang, bercanda, memandang bintang, melupakan segala rasa sakit dan menggantikannya dengan kenangan tak terlupakan.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top