Serendipity 3: That Clover
Sudah dua hari sejak kedatangannya berlalu tapi candaanku dengan Chaeyoung hari itu masih menyangkut di pikiranku. Kenapa jadi kepikiran begini sih? Aku teringat di hari ketika ia datang, hari dimana dia datang aku dan Chaeyoung sedang menguji sesuatu.
"Gantung depan pintu masuk."
"Kau percaya? Ayolah, itu cuma mitos."
"Kalau kau berani, ayo gantung clover ini di depan pintu masuk, Lisa. Jangan takut begitu."
Chaeyoung tersenyum licik sambil menyodorkan sehelai daun four leaf clover yang tangkainya sudah diikat dengan tali, siap digantung atau dikaitkan ke pintu masuk.
"Malas. Gantung aja sendiri." aku kembali menatap bunga-bunga di meja yang sedang kurapikan.
"Takut kan?"
"Enggaaak!!"
Aku berjalan mendekat ke pintu masuk, dengan gengsinya mengabaikan semua kalimat-kalimat mitos yang diceritakan Chaeyoung.
"Di Irlandia, jika seorang wanita menggantung four leaf clover di depan pintunya, maka laki-laki berikutnya yang datang dengan kemauannya sendiri akan berjodoh menjadi suaminya."
"Let's see that hoax won't be come true!" aku turun dari kursi setelah berusaha memanjat demi menggantung clover itu.
"Chaeyoung, tolong cari vas kaca di bawah meja kasir." aku kembali ke meja dan melanjutkan pekerjaanku yang sempat tertunda karena gengsi tadi.
"Ah, tolong ambilin gunting donk." aku berteriak dari meja.
"Ambil aja sendiri, lagi repot tau!" sahut Chaeyoung.
"ck." aku berjalan mendekat ke meja kasir.
Tiba-tiba pintu masuk terbuka, ada tamu yang datang.
"Selamat dat-"
kalimatku terhenti, sosok dengan coat itu... Jennie?
"Lisa??" Dia tersenyum melihatku.
"-tang." Hah?! Kenapa perempuan yang datang?! Gimana ini mitos daun four leaf clover itu?!
"Wah, kerja disini ya?"
Jennie tampak mengedarkan pandangannya ke sekeliling.
"Eh... Enggak... Eh... Iya, saya... Kerja disini."
Aku terlalu bingung harus menjawab apa.
"Jangan pakai saya ah, kaku banget."
Kata-kata Chaeyoung cuma mitos, kan? Daun ajaib itu sudah tidak berfungsi seperti dulu, kan?
Terus apa bedanya kalau yang datang perempuan dan bukannya laki-laki?
"Hehe. Iya." jawabku.
Jennie tersenyum, dia cantik juga.
"Ih kok bohong sih?"
Tiba-tiba Chaeyoung berdiri setelah berhasil menemukan vas bunga yang tadi kuminta.
"Florist ini punya Lisa kok. Dia bosnya."
"Chaeyoung!" Ih kok dikasih tau sih? Kan tadi Jennie taunya aku kerja disini!
Setelahnya mereka berkenalan. Chaeyoung mengenalkan dirinya, dia bilang pada Jennie kalau dia asisten terbaik. Apa? Aku tidak terima!
"Bohong. Dia bukan asisten terbaik, tapi termalas."
Aduh, benar kan tidak akan terjadi apa-apa? Kenapa perasaanku tidak tenang? Kenapa aku gelisah sejak Jennie datang ke toko ini? Kenapa Jennie? Kemana pria tampan di luar sana?
"...seleramu aja yang payah, Lisa."
Samar-samar aku mendengar suara Chaeyoung mengejekku! Ih mengesalkan!
"Sok berselera bagus." aku membalasnya. Ah, sudahlah. Lebih baik aku layani Jennie saja.
Setelahnya aku melayani Jennie seperti aku biasa melayani pelanggan yang datang membeli bunga sampai satu kalimatnya membuatku terkejut.
"Sebenarnya dia perempuan."
Mantan Jennie perempuan? Jadi dia... suka perempuan?
Tapi, tidak masalah kan? Maksudku, sudah biasa kan jaman sekarang menyukai seseorang dengan bebas tanpa terikat gender? Lagipula itu urusan pribadinya, aku harus tetap menghormatinya.
Baiklah, kuputuskan untuk melayani Jennie dengan baik saja hari itu.
Itu cuma mitos kan? Kenapa aku kepikiran?
Tidak akan terjadi apa-apa kan?
Tapi kenapa aku kepikiran Jennie? Kami bahkan baru bertemu dua kali. Itupun tidak sengaja. Bagaimana kal-
"Ah! Copot! Anjing!"
Aku terperanjat, terkejut. Sebuah benda dingin menempel di pipiku.
"Ahaha maaf Lisa! Kamu serius banget sampe gak sadar aku datang daritadi."
"Jennie??" Dia datang lagi??
"Ini, diminum ya." Jennie menyodorkan segelas es kopi dingin kearahku. Dia tersenyum, tampak cantik hari ini dengan kaos putih dan celana ripped jeansnya.
"Eh.. Maaf, tadi aku kagetnya kasar." Aku menunduk malu. Ya. Malu. Malu-maluin banget sih.
"Gapapa santai aja. Tadi Chaeyoung izin keluar. Aku juga sudah izin sama Chaeyoung. Nanti begitu dia balik kita pergi makan siang ya." Jennie tersenyum.
Apa? Makan siang?? Aku melihat clover di pintu masuk. Oh shit! Masih tergantung disitu!
***
Lisa lucu kalo lagi parno :-)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top