Serendipity 1: That Dog

Lisa sedang berjalan di sepanjang trotoar. Dia sedang menikmati suasana sore ini dengan berjalan pelan dibawah deretan pohon-pohon yang ada disana. Menikmati pemandangan taman sekitarnya sambil berusaha membuang rasa penatnya hari ini.

"Hmm~ hmm~ hmm~" ia bersenandung kecil, kedua tangannya ia letakkan dibelakang punggung.

"Auk! Auk!"

"Eh copot anjing!"

Lisa kaget. Tepat di belakangnya seekor anjing menggonggong. Anjing itu masih lengkap dengan harnessnya.

"Aduh kirain siapa... Untung anjing beneran."

Lisa jongkok, mengamati anjing cokelat dihadapannya yang tidak bisa diam.

"Auk! Auk!" Anjing kecil itu berputar-putar mengitari Lisa, ia berhenti dibelakang Lisa dan berusaha memanjat, kakinya menyentuh kemeja garis-garis merah yang dikenakan Lisa.

"Tuan kamu mana? Terpisah ya?"

Lisa celingukan, menoleh ke kiri kanannya, berusaha mencari seseorang yang mungkin saja pemilik anjing ini.

"Auk!" Anjing itu berputar ke depan, memanjat lutut Lisa.

"Sebentar ya..."

Lisa mengusap kepala anjing itu dengan lembut. Ia tersenyum.

"Ikut yuk? Di depan sana ada toko es krim." Lisa memegang tali anjing itu dan membawanya kesana.

"Nah, ayo kita makan pelan-pelan ya sampai tuanmu datang." Lisa mengajak anjing itu ke bangku taman sambil menyuapi es krim vanilla yang sengaja ia beli dua cone, satu untuk anjing itu.

***

"Kumaaaa! Kumaaa..."

Sebuah suara merdu terdengar di sekitar taman. Gadis dengan kaos putih dan celana ripped jeans hitamnya sudah berjalan mencari hewan peliharaannya sejak satu jam yang lalu, sebelum matahari terbenam.

Ia berjalan lemas, terduduk di trotoar. Air matanya sudah tidak bisa ditahan lagi, ini sudah malam.

"Auk! Auk!"

"Kenapa?"

Lisa menoleh ke sekitarnya, matanya menangkap seorang gadis sedang terduduk di trotoar. Wajahnya tidak kelihatan karena posisi kepalanya telungkup diatas tangan.

"Auk!"

Anjing itu mendadak berisik dan berlari menuju gadis itu.

"Eh tunggu!"

Lisa ditarik anjing itu.

"Permisi? Maaf, ini anjing kamu ya?"

Lisa menyapa gadis yang masih belum mengangkat wajahnya itu.

Gadis itu langsung menoleh begitu mendengar suara Lisa. Matanya sembab.

"Kuma?! Kuma!!"

Gadis itu menjerit senang begitu melihat seekor anjing duduk dengan tenang di dekat kaki Lisa.

"Kuma kamu kemana aja?!"

Gadis itu langsung memeluk anjing itu. Lisa tersenyum melihat wajah lega gadis itu.

"Makasih ya. Maaf anjing saya ganggu." Gadis itu berdiri, menatap Lisa.

"Enggak kok. Anjingnya lucu. Hehe." Lisa tersenyum, menatap anjing tadi.

"Saya kehilangan dia waktu talinya lepas...namanya Kuma. Dia lari! Dasar anjing nakal!" Jennie menjelaskan sambil jongkok, menggendong Kumanya.

"Lisa..."

"Hmm?"

"Ah... Eh... Itu.. nama saya." Lisa tersenyum kikuk.

"Oh..." Gadis berkaos putih itu tertawa.

"Namaku Jennie." Jennie berdiri, ia menatap Lisa sambil tersenyum.

"Udah malem. Sebaiknya kamu bawa Kuma pulang."

"Kamu juga."

"Iya. Oh iya, ini...." Lisa menyodorkan es krim yang dipegangnya pada Jennie. Es krim ketiganya yang baru dia beli beberapa menit lalu.

"Wah, makasih." Jennie menjilat es krim itu.

"Eh! Eh! Jangaaan!" Lisa shock, ia  berusaha menahan tangan Jennie, tapi terlambat. Jennie sudah menjilat es krimnya.

"Itu bekas Kuma." Lisa menatapnya miris.

"Apa?!!"

Gadis itu melotot, ia shock. Lisa tidak bisa menahan tawanya lagi melihat ekspresi gadis di depannya ini.

"Aduuuh kumaaaa!"

Jennie mengerang frustasi sambil menatap Kumanya.

"Sebaiknya kita bubar sekarang. Daah." Lisa masih berusaha berhenti tertawa. Ia mulai berjalan.

"Eh tunggu, Lisa..."

"Iya?" Lisa menoleh ke belakang.

"Jadi daritadi kamu jagain Kuma?"

"Hmm, iya."

"Satu jam??"

"Iya ya? Masa? Maaf Jennie, saya gak bawa jam. Hehe." Lisa menggaruk kepalanya.

"Iya. Makasih ya. Maaf, jadi nyusahin. Ah, ini uang ganti es krimnya kuma!" Jennie buru-buru merogoh saku jeansnya.

"Ah enggak repot sama sekali kok. Udah yaa, dadaaah!" Lisa buru-buru berlari menghindari Jennie yang hendak membayarnya.

"Hei! Tungguuu!" Jennie tidak bisa mengejarnya karena Lisa sudah jauh. Di posisinya yang sudah sangat lelah ini dia hanya sanggup berteriak.

"Yah, dia pergi. Apa boleh buat. Ayo kuma, pulang!" Jennie melanjutkan menjilat es krimnya. Sayang gak dimakan, mubazir.

"Auk!"

***

Ih jennie jorokz wkwkwk








Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top