Cewek China Serba Merah
Melihat Arnold yang berfokus pada satu tempat, niat usil Bay langsung menggebu. Ia perlahan mendekati sahabatnya itu dan kemudian....
"HA!!"
"NENEKKU SALTO KESEDING NAGA." Arnold asal ceplos cepat sebab terkejut setengah mati. "Anak Anj**g lo, Bay."
Bukannya rasa bersalah yang Bay alami, tapi ia tertawa terbahak-bahak karena ceplas-ceplos Arnold yang begitu lucu di matanya. "Ya, elo sih, fokus banget ngeliatin tuh warung. Ada apaan emang?"
Bay melirik tipis-tipis warung itu.
"Alah, kepo banget lo jadi orang!" Arnold langsung menepis wajah Bay dari arah warung tersebut. "Tau aja kalo gue lagi merhatiin cewek."
"Cewek? Mana ada cewek di warung sembako, Ibu-ibu banyak noh!" celoteh Bay yang tak kunjung melihat cewek-cewek di warung tersebut. Mau sejauh apapun ia memandang ke dalam, hanya Ibu-ibu berjilbablah yang ia lihat.
"Mata tuh dipake, bodoh!" Arnold langsung menarik temannya itu untuk segera duduk di sebelahnya. "Duduk sini dulu, biar gue kasih liat."
"Cih! Awas aja ya lo! Gue gesek kepala lo."
"Iya, udah duduk aja. Ribet amat jadi manusia." Bay kemudian duduk, Arnold segera menunjuk satu arah, sedikit ke arah samping warung tersebut. "Liat, nggak? Itu yang pake baju merah."
"Merah?" Bay menyoroti sosok yang ditunjuk oleh Arnold.
"Iya, cewek pake gamis merah bermotif bunga gitu. Yang pake masker. Ya elah, gue aja langsung keliatan. Mata tuh pake, Bay, jangan cuma jadi pajangan."
"Ba**sat," Bay menyudahi sorotannya, ia sedikit mundur. "Ini pasti akal-akalan lo doang, kan? Biar aksi lo yang ngeliatin ibu-ibu itu gak ketahuan?!"
"Si Anj**, dikasih tau beneran malah nuduh gue yang bukan-bukan. Liat noh, dia lagi duduk di teras sebelah warung itu. Lagi main hp. Foto2."
Bay melihat lagi dan kali ini barulah ia melihat sosok itu. Cewek seumuran mereka yang memaki masker medis. Wanita itu memasang banyak pose di depan kameranya dan mengambil banyak foto.
"Dih, dih, dih. Tau aja lo cewek good looking." Respons Bay setelah melihat wanita itu. Di balik maskernya, cewek itu sudah menampilkan aura yang sangat cantik. Keduanya bisa membayangkan betapa cantiknya wajah dibalik masker itu.
"Oh, jelas, dong! Arnold gitu loh. Bukan kek lo, sukanya sama modelan gorila."
"Apa lo, bilang!"
Arnold tertawa renyah.
"Gimana kalo gue tantang lo buat ngedeketin dia. Gimana?"
"Dih, gak ada untungnya buat gue."
"Ya elah, gue kasih goceng deh."
"Dih, kalo segitu doang mah gue juga ada."
"Lah ngelunjak, ya udah ceban plus nasi padang sebungkus. Gimana? Masa masih nggak mau."
"Hem, ya udahlah, duit dari bapak juga belum cair."
"Nah, gitu dong." Bay tersenyum jahat. Ia membayangkan betapa malunya Arnold saat kenalan dengan cewek itu nanti.
Tanpa menunggu lama, Arnold segera bergerak dan ia menemui wanita itu.
"Hai, cantiks!" Arnold mendekati dan melambaikan tangannya. Namun, cewek itu cuek saja dan tidak menanggapi. Arnold tidak menyerah begitu saja. "Sombong banget sih, cantik. Sapa Kakak sini dong."
Kali ini cewek itu membuang muka.
"Ya ampun, style cuek, idaman banget deh." Arnold semakin menjadi-jadi.
Cewek segera melepas maskernya dan Arnold terkejut setengah mati. "Byanka?! Kok bisa sih lo ada di sini!"
"Justru gue yang heran di sini, Nold. Lo ngapain godain gue coba? Udah kehilangan akal lo? Udah nggak sayang nyawa?"
"Buk, bukan gitu, Byan, gue kira tadi orang lain, makanya gue godain. Lagian lo juga, ngapain pake masker terus pake baju merah-merah gini."
"Eh, anak Anj**, lo lupa? Hari ini tahun baru Imlek!"
"Lah, terus?"
"Gue keturunan china ba**sat! Jadi gue ngerayainlah. Dasar otak dongkol! Dah lah, cabut gue." Byanka tiba-tiba pergi begitu saja.
Arnold kembali dengan tubuh yang lemas, Bay tersenyum bahagia. "Cie yang ditolak."
"Bapak kau ditolak. Lo mau tau gak siapa cewek berbaju serba merah itu?"
"Siapa emang?" Tantang Bay.
"Byanka, cok! Bayangin. Elah, mana udah gue goda lagi. Duh, nggak kebayang malunya."
Bay terkejut juga. "Lah, Bynaka? Oalah iya, hari ini kan libur Imlek, terus Byanka kan China. Sial amat lo, Nold. Haha!" Ia tertawa besar.
***
Next!
Cewek Jago Main Gitar.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top