Chapter 12: Angel and Demon History

Aku memasang wajah bodohku, karena aku memang tidak mengerti. "Tunggu, kau kira kau sedang bermimpi tidur denganku?" tanyaku yang mulai sedikit memahami perkataannya.

Xander melirikku. Dia terlihat bingung. "Ya, tapi bukan dalam konteks yang kau pikirkan."

Aku membuka mulutku lebar-lebar tidak percaya. "Memangnya apa yang aku pikirkan? Tidur dengan makhluk yang jenis kelaminnya saja tidak jelas?" ejekku.

Xander membuat bola matanya penuh hitam sesaat, terlihat berusaha mengancamku. "Jangan katakan itu lagi," perintahnya. "Aku berjenis kelamin jantan jika kau ingin tahu."

Aku tertawa terbahak-bahak mendengar pengakuannya. "Jantan? Kalau begitu aku betinanya," candaku.

Xander tidak tertawa sama sekali. Dia tidak mengerti lelucon yang aku buat. "Dasar makhluk immortal," ejekku lagi.

"Apa kau melihat mataku berubah dan diam saja kemarin?" tanyanya.

"Ya, aku menutupi wajahmu dengan selimut," jawabku. Kemudian aku melangkah menuju pintu kamar. "Aku mau sarapan pagi," kataku dan meninggalkan Xander.

Apa ini ada hubungannya dengan Xander yang menandaiku? Aku tidak yakin, tapi semalam dia memang terlihat menyeramkan. Dan tiba-tiba saja dia tidur bersama denganku, benar-benar menyeramkan. Oke, aku tahu Xander memang tampan, tapi karena aku tahu dia adalah makhluk menyeramkan, maka tidak ada alasan untuk menyukainya.

Aku melihat sebuah pesan tertempel di lemari pendingin.

Ibu harus berangkat lebih pagi.

Sarapanmu sudah ada di meja. Jangan lupa habiskan susumu.

Love, Ibu.

Aku melirik meja makan dan mendapati dadar gulung dengan segelas susu putih. Ibu sangat tahu bagaimana aku suka tidak menghabiskan susu pagiku karena aku suka mengantuk jika terlalu banyak minum susu pagi hari. Sayangnya, Ibu selalu memaksaku untuk menghabiskannya. Dia bilang, susu membuat setiap tulangku kuat. Aku tahu itu, seperti sebuah pelajaran biologi kelas sepuluh.

Xander muncul dan bersandar di kusen pintu. "Kau harus membuatkan sarapan untukku," katanya.

Aku mulai menyuap sarapan pagiku. Tanpa menjawab kata-kata Xander aku terus melahap sarapanku dan kemudian menghabiskan susunya. Xander tidak berkata-kata lagi dan masih mengamatiku sarapan di meja. Aku melewatinya setelah selesai menghabiskan sarapanku. "Aku bukan budak, istri, ataupun yang lainnya yang bisa kau suruh-suruh seenaknya," kataku sebelum beranjak menuju kamar lagi.

Xander melipat kedua lengannya di dada, kemudian menatapku datar. "Kau tidak tahu ya?" tanyanya.

"Apa?" Aku memelototinya.

"Aku belum pernah tidur dengan wanita mana pun. Dan kau satu-satunya yang tidur satu ranjang denganku." Xander tidak melihatku saat mengatakannya.

Aku sangat kagum pada Xander karena tidak pernah tidur dengan wanita mana pun. Namun, apakah perkataannya benar? Aku sungguh meragukannya.

"Wanita pertama yang tidur satu ranjang denganku adalah wanita yang akan mencintaiku." Xander menyeringai licik.

Untuk yang satu ini aku tidak percaya. "Mimpi saja sana, aku tidak akan mencintaimu makhluk aneh bertanduk dan bersayap," ejekku.

Wajah Xander berubah seketika, namun dia masih menatapku datar. Tidak lama kemudian, dia menghilang. Aku rasa dia marah padaku, tapi aku tidak peduli.

***

Perpustakaan tidak begitu ramai siang ini dan aku tidak ada kelas lagi setelah ini, jadi kuputuskan untuk menghabiskan setengah hariku di perpustakaan. Aku suka suasana perpustakaan yang sepi dan tidak ada yang bisa menggangguku. Ya, mungkin selain kedua pria itu. Namun, sejak tadi pagi aku belum melihat Xander. Aku rasa dia benar-benar marah.

Aku melirik ponselku yang diletakkan di atas meja. Sebuah pesan masuk, dari Kai. "Kau di mana? Ada yang ingin aku bicarakan."

Aku mulai mengetik pesan balasan. "Di perpustakaan, bawakan aku kabar baik."

Pesan dari Kai lagi beberapa saat kemudian. "Sayang sekali, aku hanya punya berita buruk. Aku akan menemui sekarang."

Aku membaca pesan itu hampir lima kali. Semakin penasaran, berita apa yang akan Kai bawakan. Mungkinkah mengenai nilai sejarah mitologiku yang menurun belakangan ini? Aku melihat Kai memindai ruangan sampai dia menemukanku. Aku bisa mendengar kepakan sayap peri milik Kai bahkan dari jarak sepuluh meter.

"Kabar buruk apa?" tanyaku penasaran.

Kai meletakkan tasnya di atas meja, kemudian mengeluarkan sebuah buku. Awalnya aku kira itu adalah buku mantra milik para peri. Namun, Kai bilang, itu buku mengenai beberapa makhluk mitologi yang belum terdeteksi keberadaannya sampai sekarang.

"Aku menemukai sejarah mengenai Xander," kata Kai. "Dalam buku ini, makhluk dengan sayap dan tanduk adalah salah satu makhluk terkuat yang pernah ada. Kau ingat mengenai tugas Profesor Henna untuk tugas besar?" tanya Kai.

Aku mengangguk. "Sejarah mengenai cinta antara malaikat dan iblis," jawabku.

"Seorang iblis jatuh cinta pada seorang malaikat. Mereka kemudian mendapatkan anak. Cinta mereka murni karena saling jatuh cinta, namun dari kedua sisi mereka tidak bisa bersatu. Malaikat adalah makhluk suci dan iblis telah menodainya. Karena itu anak iblis dan malaikat ini dibuang. Dia tidak akan memiliki kekuatan iblis dan kekuatan malaikat jika tidak menemukan seseorang yang mencintainya." Kai membaca buku itu kalimat demi kalimat. "Saat umurnya mencapai 5.000 tahun, dia bisa memutuskan untuk mendapatkan kekuatan malaikat maupun iblis. Dia harus menemukan seorang wanita yang mencintainya dan harus membunuhnya untuk bisa mendapatkan kekuatan iblis seutuhnya. Sedangkan untuk mendapatkan kekuatan malaikat dia harus mencintai wanita yang mencintainya." Kai menyelesaikan kalimatnya.

Aku menarik napas panjang, tidak tahu harus mengatakan apa. Sejujurnya aku tidak menemukan berita buruknya. "Lalu apa berita buruknya?" tanyaku.

"Xander bilang kau harus mencintainya, kan? Itu berarti dia ingin membunuhmu." Kai menutup bukunya.

Sebenarnya, aku tidak terlalu terkejut mendengar itu. Karena aku sudah tahu semuanya dari penglihatan yang aku lihat pada Xander. Namun, aku tidak tahu apakah memang aku yang harus di bunuhnya atau setiap wanita yang melihat bayangan masa depan itu juga berada di posisiku?

"Tenang saja, aku sudah mendapatkan pengganti diriku. Dan tebak, siapa yang menggantikanku?" Aku meminta Kai untuk menembaknya.

"Siapa?" tanya Kai.

"Si wanita vampir berambut merah. Dan kau tahu apa artinya?" tanyaku lagi. Kai mengangkat bahunya. "Vampir tidak mudah terbunuh. Karena itu pasti Xander tidak akan mendapatkan kekuatan iblis jika dia membunuh vampir yang mencintainya."

Kai menatapku, seolah dia masih belum mengerti penjelasanku. "Apa kau yakin itu akan berhasil?" tanya Kai.

Aku mengangguk, berusaha meyakinkannya. Kai kemudian diam, terlihat raut wajahnya sedang berpikir. "Omong-omong, apa kau sudah menemukan pasangan pesta halloween?" tanyanya.

"Entahlah, mungkin aku akan menghabiskan malam halloween dengan bekerja paruh waktu." Aku mulai menyibukkan diri dengan pensil dan bukuku.

Aku memang tidak berniat ikut pesta halloween. Selain tidak yakin mau mengenakan apa, aku tidak mau Kai meminjamkan uang untukku lagi. Dia sudah terlalu banyak menolongku, dia benar-benar seperti my fairy God father.

Aku jadi ingat saat pertama kali Kai mengira aku adalah seorang manusia serigala. Karena aku bilang padanya bahwa Kai memiliki sayap yang indah, yang berarti aku bisa melihat sayapnya. Dia tidak mengira bahwa aku adalah seorang Demigod. Aku berbohong agar Kai bisa menunjukkan hal-hal keren yang belum pernah aku lihat. Namun, kemudian dia tahu bahwa aku bukan seorang manusia serigala.

Saat itu Kai tidak marah, dia benar-benar memiliki sifat seorang peri. Dia bahkan pernah ingin mengajakku ke istana peri, bisa dibayangkan, kan? Masuk sebuah istana saja belum pernah, apalagi istana peri. Namun, letaknya yang cukup jauh membuatku tidak bisa pergi, terutama karena aku tidak memiliki sayap seperti Kai. Setiap istana peri terletak di tengah-tengah hutan, hanya daerahnya saja yang berbeda.

"Kau harus datang untuk pesta halloween besok malam," kata Kai. "Kau harus melihatku mengenakan kostum peri."

Aku tertawa. "Kau tidak perlu mengenakan kostum untuk menjadi peri, Kai. Kau adalah perinya."

Kai tersenyum. "Dan aku akan membawa pasanganku," tambahnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top