「↻┇𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝟎𝟗┆ 𝒅𝒂𝒅」

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

𝒔𝒆𝒓𝒂𝒑𝒉𝒊𝒄

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

"Berani - beraninya kau mendekati anakku lagi?!" Teriak Miyazaki Isamu, kepala keluarga klan Miyazaki sekaligus ayah dari Miyazaki [Name] dan kakek MIyazaki Haru dan Miyazaki Hiro. Dengan raut wajah yang penuh akan emosi yang tak bisa ia bendung, Isamu melayangkan teinju mentah kearah Gojou Satoru yang sebelumnya di teriaki kencang.

"Ayah!" Sedangkan [Name] hanya bisa menjerit sembari menangis deras melihat sang ayah memukul Satoru hingga tersungkur. Tak ada yang bisa ia lakukan, karena ibu dan bibinya terus menahan dirinya agar tidak pergi ikut campur urusan sang ayah dan 'mantan' menantunya.

Pertanyaan yang mungkin ada di benak kalian pastilah, mengapa keduanya bisa berada di kediaman Miyaxaki?

Jawabannya adalah, karena kecerobohan [name]. Ia melupakan satu fakta, bahwa sang ayah adalah kepala keluarga yang selalu memikirkan keselamatan anggota keuarganya. Apalagi setelah mendengar cerita [Name] yang mengalami kejadian buruk yang di karenakan 'Mantan' menantunya itu, membuat Isamu terus memantau pergerakan [Name]. Walau mereka tidak berada di satu rumah.

Sebenarnya, ketika [Name] memutuskan untuk pindah rumah, sang ayah terus menentang dan meminta sang anak untuk tetap tinggal dengan nya agar lebih aman. Tetapi dengan segala cara yang dimiliki [Name], sang ayah pun berhasil di luluhkan. Pada akhirnya, [Name] di izinkan untuk tinggal sendiri dengan syarat harus pulang di akhir pekan.

Kemudian tanpa sepengetahuan [Name], sang ayah sebenarnya menyewa mata - mata untuk mengawasi [Name] takut - takut ia kesulitan atau si brengsek Gojou Satoru itu kembali. Ternyata yang di takuti sang ayah benar terjadi, Gojou Satoru datang untuk menemui [Name]. Ia sudah tahu sejak kunjungan pertama si pria berambut platina itu ke apartemen milik [Name].

Awalnya ia tepis laporan yang di berikan oleh mata - matanya. Menganggap bahwa mata - mata itu hanya salah lihat. Tetapi kemudian berbagai macam laporan ia terima, bahwa ternyata sang mata - mata tak salah lihat. Benar jika yang dilihat itu adalah Gojou Satoru.

Mendengar hal itu, membuat emosi Isamu tak lagi dapat ia bendung. Ia langsung menyuruh bawahannya untuk menyeret Gojou Satoru ke kediamannya. Mikio yang melihat adanya tanda - tanda bahayadi kediamannya langsung pergi menghubungi Sang kakak. [Name] pun langsung bergegas datang ke kediamannya.

Tetapi terlambat. Gojou Satouru sudah babak belur. Menjadi alat pelampiasan emosi sang ayah.

"Setelah semua luka yang kau tinggalkan untuknya, Masih berani kau menunjukan mukamu?!" Belum puas, Isamu menark kerah baju milik Satoru, membuat sang empun sedikit terangkat. "kenapa Satoru? kenapa kau lakukan itu?" Suara Isamu memelan, nadanya tak terdengar marah lagi. Tetapi tergantikan oleh nada sendu.

"Kenapa? Padahal aku percayakan ia kepadamu. Aku percaya kau bisa menjaganya dan membuatnya bahagia" Perlahan cengkraman di kerah baju Satoru melemah kemudian terlepas. Membuat Satoru yang tak berdaya hanya bisa terduduk menyentuh lantai yang begitu dingin. Isamu pun hanya bisa terduduk di atas lantai.

Kakinya bersila dengan tangan kanannya yang mengurut pelipisnya yang terasa berdenyut. Perasaannya begitu hancur. Ia sedih bercampur marah.

"kelahiran [Name] membuat ku menjadi sebuah ayah yang bernjanji akan selalu melindunginya. Membuat aku merubah semua pola hidupku yang tak sehat sebelumnya. Aku menjaganya daari kecil dengan sekuat tenagaku. Selalu berasah yang terbaik agar ia selalu tersenyum bahagia. Menghindari [Name] dari tanggung jawab besar seorang kepala keluarga dengan menikahkannya denganmu.

Pernikahan kalian bukan hanyalah sekedar janji lama yang harus aku tepati. Tetapi kutumpahkan seluruh harapankku pada pernikahan kalian. Padamu Satoru. AKu Melapas gadis kecilku kepadamu dengan harapan kau bisa menggantikanku untuk menjaganya dan membuatnya bahagia. Hanya itu keinginanku sebagai seorang ayah.

Tapi kau hancurkan [Name]. Kau hancurkan semua harapanku. Kau hancurkan gadis kecilku yang selalu merengek meminta permen. Apakah ini salahmu? tidak, sepertinya ini salahku. Salahku tidak bisa menjadi ayah yang baik untuk dirinya."

Selama Isamu menuturkan kalimat panjang, tak ada yang berani bersuara. Bahkan isak tangis [Name] pun tak terdengar lagi. Semua pasang telinga hanya terfokus mendengarkan semua perasaan Isamu yang selama ini ia pendam tanpa di ketahui siapapun, bahkan Isrtinya.

Sang istri yang mendengar cerita panjang Suaminya, kembali memutar kepaanya. Memainkan memori lamanya ketika [Name] kecil baru lahir. Yang ia ingat adalah, Isamu benar benar berubah ketika tangannya menyentuh kulit halus nan lembut milik [Name] yang baru lahir. Isamu benar benar berubah ketika matanya menangkap pemandangan dari anak pertamanya yang begitu mungil. Isamu benar - benar berubah ketika pendengarannya mendengar tangis nyaring yang keluar dari mulut mungil milik [Name] ketika ia baru saja lahir.

Isamu, benar benar menyayangi putrinya jauh dari yang semua orang duga.

Ketika mulutnya sibuk bercerita, mata Isamu tanpa di sadarinya sudah mengeluarkan air mata. Menggambarkan betapa sakit hatinya ketika mengingat sang anak yang begitu kacau saat dulu. Saat ia berhasil kabur dari Gojou Satoru. [Name] bahkan hampir tak makan berhari hari karena depresinya. Tetapi ia, Isamu dengan sukarela membuang semua harga dirinya.

Menghampiri putri satu satunya itu sembari membawa satu nampan berisi makanan lezat untuk [Name]. Membujuk [name] untuk makan dan bahkan menyuapinya hingga mangkuk makan [Name] Habis.

Menemaninya Tidur di malam hari, bahkan rela tak terlelap hanya mematikan [Name] tidak terbangun di malam hari atau terganggu.

Mendengar semua isi hati sang ayah membuat hati [Name] terasa sakit. Ia kini menyadari bahwa dirinya yang dulu begitu menyusahkan orang - orang di sekitarnya, bahkan sang ayah. Menyadari bahwa betapa egoisnya dirnya yang selalu memikirkan dirinya tanpa mau melihat perjuangan sang ayah yang sudah berkorban banyak untuk dirinya.

"Bawa [Name] kekamarnya. Jangan biarkan ia keluar" Perintah Isamu setelah keheningan terjadi beberapa menit. Ibu [Name] dengan berat hati menuntun [Name] untuk masuk ke kamarnya yang biasa ia tempati dengan si kembar yang sudah ada di sana menunggu kehadiran sang ibu.

Sedangakan Satoru?

Isamu memandang lagi tubuh Satoru yang sudah penuh luka yang di akibatkan oleh dirinya. Tak peduli jika Klan Gojou berada di atas klan nya atau apalah. Yang ia pedulikan hanya anaknya dan keluarganya. Karena ia adalah seorang kepala klan.

Karena ia adalah seorang ayah.

"Pergilah, dan jangan pernah muncul lagi di hadapanku atau keluargaku"

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

18 Juli 2021

Lupa kalo skrng malming, tehe💁

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top