「↻┇𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝟎𝟓┆ 𝒘𝒉𝒂𝒕 𝒊𝒇」
✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩
𝒔𝒆𝒓𝒂𝒑𝒉𝒊𝒄
✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩
Hari berjalan begitu cepat. Tak terasa kini mentari telah berganti dengan sang rembulan. Satoru pun memutuskan untuk pulang. Ia kini sudah berdiri di pintu depan dengan [Name] mengantarnya.
"Apa benar kau tidak mau ikut makan malam bersama dulu?" Tanya [Name]. Satoru mengangguk sebagai jawaban. Entah mengapa hatinya enggan sekali meninggalkan tempat ini.
"Kalau begitu, makanlah dengan benar. Sepertinya kau kehilangan berat badanmu" Ujar [Name] mengingatkan. Memang benar, semenjak [Name] pergi Satoru hanya makan ketika ia ingat untuk makan saja.
"Apa aku boleh datang berkunjung lagi?" Dari sekian banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan, pertanyaan itulah yang berhasil keluar dari mulut Satoru. [Name] terdiam sejenak sebelum kemudian kepalanya mengangguk.
"Tentu saja"
Setelah Satoru pulang, [Name] membereskan rumahnya yang tidak begitu berantakan. Kemudian ia membersihkan diri nya beserta kedua bayi nya. Ia juga memberikan asi untuk kedua bayi nya kemudian menidurkan nya di box khusus bayi.
"Hah.."
Ia menghela nafas panjang. [Name] mendudukkan diri di sofa di ruang tengah yang sebelumnya ramai oleh Satoru dan anak - anaknya. Kepalanya kembali memutar memori ketika Satoru datang kerumahnya pagi tadi.
[Name] tidak menyangka akan bertemu Satoru dengan cara seperti ini. Berkali - kali ia berusaha melupakan Satoru, yang terjadi malah lelaki itu terus menghantui pikirannya. Terlebih paras anaknya yang begitu mirip dengan Satoru.
Terlebih, Satoru meneteskan air mata ketika bertemu dengannya. Membuat hati [Name] kembali goyah. Ia sebelumnya sudah menetapkan hatinya untuk berhenti mencintai Satoru. Tetapi melihat Satoru datang menghampirinya dan bertemu anaknya membuat pendiriannya goyah.
Apa yang harus ia lakukan sekarang?
Hatinya merasa sedikit sakit ketika melihat tubuh Satoru yang dulu berisi dan tegap, kini sedikt lebih kurus dari sebelumnya. Tanpa alasan, air mata [Name] menetes begitu saja. Mengingat kembali masa lalu sulit yang ia lalui.
"Aku sudah bertahan sejauh ini, apa yang harus aku lakukan sekarang?"
Ketika [Name] yang tengah sibuk dengan berbagai macam pikiran yang menghantuinya, Suara pintu terdengar menandakan adanya seseorang yang membuka pintu. Detik berikutnya, suara langkah kaki terdengar mendekati ruang tempat [Name] berada.
"Ah, nee -chan"
Suara yang familiar, terdengar oleh pendengaran [Name]. Matanya kemudian terbuka dan menangkap sosok jangkung, Mikio sang adik. "Ah, kau kesini" Ujarnya spontan. Mikio kemudian menaruh tas yang sebelumnya ia bawa di atas sofa yang tengah [Name] duduki. Kemudian Mikio melangkah kan kaki nya menuju dapur milik [Name].
"Hm, aku akan menginap disini" Ujarnya dengan pandangan dan tangannya yang sibuk menuangkan susu putih ke gelas. "hm? ada apa? tumben sekali" Tanya [Name]. Memang benar, semenjak bayi [Name] berusia 3 bulan, Mikio sudah jarang menginap atau mengunjungi kediamannya.
"Tidak apa - apa. Hanya... ingin saja" Ujar Mikio dengan nada yang semakin mengecil. [Name] kemudian tersenyum masam ketika matanya menangkap pemandangan pipi adiknya yang sedikit merona.
Beberapa waktu keduanya sering bersama, [Name] semakin mengenal sikap sang adik yang sebelumnya tak ia ketahui. Mereka menjadi lebih dekat, dan keduanya juga lebih saling terbuka. [Name] juga mengetahui bahwa Mikio ini memiliki sifat Tsundere yang menggemaskan.
"Ah, kau merindukan ku ya? ya kan?" Ujar [Name] menggoda sang adik. Membuat Mikio semakin merona. "A- apa maksudmu?! aku hanya merindukan Haru dan Hiro!" Mendengar jawaban Mikio berhasil membuat [Name] tertawa lepas. Tak pernah ia bosan menggoda adik kecil nya yang begitu manis.
Keheningan terjadi di antara keduanya. Mikio sibuk dengan segelas susunya. Sedangkan [Name] sibuk dengan berbagai pikiran yang kembali menghantuinya. Beberapa menit keheningan terjadi, [Name] bersuara memecah sunyi di malam hari itu.
"Mikio" [Name] memanggil nama sang adik. Mikio berdehem menjawab seruan sang kakak. "Bagaimana jika aku kembali dengan Satoru?" Mendengar pertanyaan [Name], menyulut emosi Mikio.
Dengan mata terbelak ia membantak sang kakak. "Apa maksudmu?! apa kau gila?" Ujarnya. [Name] hanya bisa terdiam. Ia juga tidak mengerti kenapa ia bertanya seperti itu. "Aku hanya bertanya" Ujarnya dengan nada tak yakin nya.
"Apa kau lupa? semua hal yang di lakukan lelaki brengsek itu kepada mu?"
Yang di lakukan sang kakak hanya bisa terdiam. Ia kembali memikirkan berbagai macam hal yang dilakukan Satoru kepada nya. "Kumohon, nee -chan? Jangan yah? yang kuharapkan hanyalah kebahagiaanmu" Ujar Mikio sembari memegang kedua pundak sang kakak. Maniknya menatap lurus manik milik sang kakak.
[Name] kemudian tersenyum. Ia mengangguk.
"Terimaksih banyak, Mikio. Aku menyanyangi mu"
✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩
𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅
✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩
【 1 Juli 2021】
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top