✩｡:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:｡✩

𝒔𝒆𝒓𝒂𝒑𝒉𝒊𝒄

✩｡:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:｡✩

Satoru menghela nafas. Dirinya tengah berdiri di hadapan sebuah pintu megah, di depan sebuah apartemen dari seseorang yang ia cari selama ini. Entah sudah berapa kali suara helaan nafas terdengar dari mulut Satoru. 

Setelah percakapannya dengan Shoko malam kemarin, ia mendapatkan sebuah fakta mengejutkan. 

"Hah? jangan bercanda"

"Hah... kalau tidak percaya, datangi saja alamat ini. Semoga berhasil!"

Setelah itu, Shoko memberikan sebuah kertas berisi alamat apartemen yang ia datangi saat ini. Kembali menghela nafas, kini dengan keberanian yang telah ia kumpulkan tangan Satoru memencet bell apartemen [Name].

'ting tong'

Suara bell terdengar. "Sebentar!" Sebuah suara yang begitu ia rindukan terdengar dari dalam apartemen. Entah mengapa, saat ini Satoru terasa sangat emosional padahal dirinya hanyal mendengar suara [Name].

Detik berikutnya pintu itu terbuka memunculkan [Name] di baliknya. Betapa terkejutnya [Name] ketika matanya melihat siapa orang yang mengunjunginya. Terlebih, sang tamu datang dengan air mata yang mengalir di pipinya. 

"Sa- satoru?!" 

[Name] tanpa sadar memegang kedua bahu Satoru. "Ada apa Satoru? apa ada sesuatu terjadi?" Ujarnya dengan nada khawatir melekat. Satoru yang menyadari air mata yang berlinang kemudian menghapusnya dengan segera. 

"Ti -tidak. Maafkan aku" Ujarnya sembari mengusap air matanya. Setelah itu, ia kemudian mempertemukan manik keduanya. Membuat [Name] sedikit terkejut. Detik berikutnya, Satoru menarik [Name] kedalam dekapannya.

"sa - satoru?" Ujar [Name] yang semakin kebingungan. Tetapi [Name] hanya bisa terdiam. Membiarkan seseorang yang pernah mengisi hatinya itu untuk mendekap dirinya erat. Satoru mendekap sang wanita erat, ia begitu takut dan tidak percaya.

Ia tidak percaya bahwa wanita di depannya adalah wanita yang selama ini ia cari. Dan ia begitu takut kalau [Name] akan pergi dan meghilang lagi. 

Setelah Satoru lebih tenang, ia melepaskan pelukan erat iu. Dan [Name] juga mempersilahkan Satoru untuk masuk ke dalam apartemen kecilnya. Kemudian ia menyuguhkan secangkir teh hangat untuk Satoru.

Satoru pun menerima cangkir itu dan meminum sedikit dari teh tersebut. Beberapa menit keheningan melanda keduanya. [Name] hanya bisa terdiam sembari menundukkan wajahnya. Sedangkan Satoru sendiri sibuk menatap paras cantik milik [Name].

"Satoru, bagaimana kau bisa tahu alamt ku?" Setelah beberapa menit keheningan melanda, akhirnya [Name] mengeluarkan suaranya. "Shoko yang memberikannya"Jawab Satoru singkat dengan matanya yang tak bisa berhenti memandang [Name].

"Oh, souka..." Setelah itu, keheningan kembali melanda selama beberapa detik. "Apa kau tidak marah?" Tanya Satoru kepada [Name]. "Untuk apa?" [Name] menjawab pertanyaan dengan pertanyaan. 

"Karena aku datang"

Mendengar jawaban Satoru, entah mengapa membuat [Name] tertawa. Satoru yang melihat tawa [Name] lagi setelah sekian lama hanya bisa terdiam. "Hahaha, kenapa aku harus marah, Satoru? kita juga sudah pernah bertemu sebelumnya kan?" Ujar [Name] setelah berhenti tertawa. 

Mendengar kalimat itu keluar dari mulut [Name] entah mengapa hati Satoru merasa sedikit lega. "Sejujurnya, aku sedikit terkejut ketika melihat Satoru di depan apartemen ku" [Name] berkata sembari tersenyum.

"tetapi, tak bisa di pungkiri, aku juga sudah lama ingin bertemu denganmu haha" Ujar [Name] membuat Satoru berdegup. Apakah ia masih bisa membawa [Name] kedalam pelukan nya?

"Sebenarnya, ada apa sampai kau datang mencariku Satoru?" Tanya [Name]. Satoru yang di tanya hanya terdiam. Padahal jawabannya sudah ada dalam kepalanya. Tapi kenapa sulit sekali untuk mengatakannya.

"[Name]?" Satoru kembali menyerukan nama sang wanita di hadapannya. [Name] hanya berdehem sebagai jawabannya. Kemudian ia menunggu kalimat selanjutnya yang akan di lontarkan Satoru.

"Apa aku boleh bertemu dengan anakku?"

✩｡:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:｡✩

𝒔𝒆𝒓𝒂𝒑𝒉𝒊𝒄

✩｡:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:｡✩

【 22 Juni 2021】

This book almost done in my draft yeaayyy 😃