17/02/2024 - Prajurit Katanya
Day 17:
Buat cerita dengan tokoh utama hari ke-13 yang terbangun sebagai seorang prajurit pada Perang Dunia II.
...
"Bangun, Prajurit!"
Aku terlonjak kaget dengan teriakan yang tiba-tiba. Mataku harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang asing. Suara-suara terompet yang bersahutan di luar menambah kebingunganku.
Di mana aku?
Aku tidak berada di kamarku. Aku berada di sebuah tempat dengan ranjang berjajar-jajar di depan dan sisi-sisiku. Tempat yang kududuki pun tidak terasa empuk, lebih seperti dipan-dipan di—tunggu, apa ini barak? Orang-orang berlari ke sana kemari dengan kaus singlet hijau tai kuda. Di leher mereka terkalung dua buah lempeng logam. Dog-tag. Dengan tergesa, mereka memakai seragam tentara.
Seorang pria besar berambut cepak dengan tubuh tegap menghampiriku. "APA YANG KAU LAKUKAN, PRAJURIT? CEPAT BERSIAP KE LAPANGAN!" teriaknya keras sampai gendang telingaku pecah dan jantungku copot. "JEPANG TIDAK AKAN MENUNGGU SAMPAI KAU BANGUN DAN BERSIAP!"
Aku buru-buru celingak-celinguk dan mencari pakaian di sisi ranjangku. Kutiru gerak-gerik "prajurit" lain. Mengambil senapan di sisi ranjang. Berlari ke luar menghampiri suara teriakan.
Sumpah, aku ingat masih di dalam mimpi dan bertarung dengan Nitemare bersama Will, tapi kenapa sekarang aku malah ke tempat penuh tentara sambil memanggul senjata? Lagi pula ini zaman apa? Perang Dunia 2? Jepang akan menyerang katanya? INI DI MANA SEBENARNYA?
Matahari belum tinggi, tapi kami sudah disuruh lari keliling lapangan tembak dengan senapan di punggung. Derap langkah prajurit bersatu padu sambil menyanyikan yel-yel yang tidak kuhafal.
Tubuhku mungkin jadi lebih tinggi, berotot, dan cocok untuk jadi tentara. Namun, staminaku tidak bisa berbohong. Aku terkapar di pinggir lapangan dengan dada yang naik turun, mengambil napas sebanyak-banyaknya.
Seorang pria yang membangunkanku di awal menghampiri dengan garang. "Aku tidak ingat menerima prajurit yang lemah sepertimu. Kau sebaiknya punya alasan kenapa bisa sampai ada di sini, Prajurit .... "Matanya menyipit pada dadaku. "... Asa. Atau kau akan dianggap mata-mata."
Mampus. Aku baru bangun dan akan segera tidur selamanya kembali.
~~oOo~~
A/N
Abaikan latar ngawur ini, ya, Guys. Aku nulis ini di saat-saat terakhir ketika otak lagi buntu dan riset pun tidak jalan karena gak tau harus mulai dari mana. Belum lagi koneksi yang ajeb-ajeb.
Intinya aku nulis ini biar gk bolong aja. :"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top