For You

Kertas origami—

Suasana di kantin jadi renggang karena sebagian siswa tengah berkumpul di lapangan. Aku tidak tahu apa yang mereka lakukan disana. Setahuku saja lima menit yang lalu seorang siswa yang entah dari kelas mana mengumumkan sesuatu di lapangan. Karena itu banyak siswa yang berlarian menuju lapangan. Bahkan, tiga orang sahabat ku juga ikut-ikutan. Aku juga di tarik paksa oleh mereka. Hah, sungguh menyebalkan. Padahal aku sudah kelaparan.

"Ngapain sih kita ikut kesini juga? mending kantin ajalah, mumpung kantin lagi gak ramai." Ucap aku pada mereka.

"Nanti dulu, Ris. Itu katanya si Dio mau nembak cewek!" ucap Pipi begitu heboh. Awalnya aku merespon biasa saja, tapi setelah aku cerna baik-baik nama orang yang membuat heboh seantero sekolah itu ternyata adalah Dio. Mataku langsung terbuka lebar.

"HAH DIO?!"

"Kaget kan lo, makanya kita harus liat siapa cewek yang Dio tembak." Ucap Pipi.

"Ris, sebenarnya gue gak mau nyeret lo ke sana, tapi karena gue juga kepo. Jadi lo gak apa-apa kan ngeliatnya?" ujar Zeze.

Aku cukup ragu untuk melihatnya, karena takut hati ini sulit menerimanya. Namun, aku juga penasaran siapa gadis yang akan Dio nyatakan perasaannya. Pada akhirnya aku dan ketiga sahabatku masuk ke dalam kerumunan untuk melihat dari jarak yang lebih dekat.

Aku melihat sosok yang sudah lama membuat aku memendam perasaan itu tengah berdiri di tengah-tengah lapangan sembari memegang sebuket bunga. Aku sedikit terkejut dengan tindakannya yang seperti ini. Apa masih jaman menembak seseorang dengan cara begini? jika nanti gadis yang ditembak nya ternyata menolak, apa dia tidak merasa malu? Hah! Andai saja orang itu adalah aku, mana mungkin aku menolaknya.

"Mungkin kalian belum tahu siapa dia yang berhasil ngebuat gue hampir satu bulan jadi pengagum rahasianya,"

"...dan mungkin dia juga gak tahu akan itu." Ucapnya sembari tersenyum manis. Semua orang bersorak menggodanya. Entah kenapa aku merasa tatapannya ke arah sini. Eh, atau mungkin gadis yang dia sukai ternyata berdiri di dekat sini.

Kemudian Dio mengalihkan perhatiannya dan meminta beberapa temannya untuk maju. Entah apa yang akan mereka lakukan dengan sebuah toples bening yang berisikan kertas-kertas origami yang sudah di lipat.

"Gue mau nembak cewek dengan cara beda dari yang lain. Dimana teman-teman gue akan membagikan kalian kertas origami dan.... di dalam kertas itu terdapat satu kalimat, salah satunya yang bertuliskan 'Will you be my girlfriend?' jadi siapa yang mendapatkan tulisan itu gue minta buat maju ke tengah lapangan, kalau enggak gue yang langsung menghampiri dia." Ucap Dio dengan lantang saat menyebut kalimat yang membuat semua orang kembali heboh.

Dua orang teman Dio mulai membagikan kertas-kertas itu kepada gadis-gadis. Kami tidak mengambilnya secara acak, tapi temannya yang memberikan langsung satu-persatu. Aku menerima kertas terakhir yang mereka kasi.

"Silahkan buat cewek-cewek buka kertasnya!!" Ucap salah satu teman Dio.

Mataku melihat ke sekelilingku. Semua gadis sepertinya kegirangan mendapatkan kertas itu yang entah apa isinya. Ide Dio ini membuat semuanya semakin penasaran, termasuk aku. Tapi, aku tidak siap membukanya sampai ada yang maju ke lapangan. Aku ingin tahu siapa gadis itu. Namun, sayangnya tidak ada yang maju. Apa gadis itu malu untuk mengakuinya atau memang belum ada yang dapat? aku jadi penasaran dengan isi kertas di tanganku. Akhirnya aku membuka kertas itu.

"Gue sedih ternyata isinya cuma disuruh belajar," ujar Zeze dengan wajah cemberut.

"Kalian dapat apa guys?" tanyanya sambil mengintip sedikit milik yang lain.

"Gue malah kata-kata yang nyelekit."

"Apaan tuh, Pi?"

"Nih baca sendiri." Mereka tertawa saat membaca isi kertas milik Pipi yang ternyata berisikan 'percuma cantik kalo judes, chuakss'.

"Punya gue malah disuruh jangan lupa diet." Ucap Gea.

"Punya lo apa, Ris?" tanya Zeze.

Aku termangu memandangi isi kertas itu. Sampai tidak sadar dengan panggilan Zeze.

"Oi Ris! Bengong mulu, punya lo kata apa yang di tulis? pasti disuruh jangan halu, kan?" kata Pipi.

"Hah?" kini aku benar-benar bingung harus menjawab apa, "i-ini pu-punya gue...."

"Apa sih, gue makin kepo pas ngeliat ekspresi lo." Tanpa permisi lagi Pipi mengambil kertas itu dan dibacanya bersama Zeze juga Gea.

"Will you be my girlfriend." Serentak mereka bertiga saat membaca satu kalimat yang tertulis. Sontak semua mata langsung tertuju ke arah Riska. Bahkan ketiga sahabatnya ikut terkejut.

"Buset Ris! Ternyata lo di tembak crush sendiri."

Aku menundukkan kepalaku lantaran malu di tatap banyak orang. Apalagi Dio ternyata menatapku terus sedari tadi.

Ya, tuhan. Apakah ini mimpi? bagaimana bisa orang yang aku sukai ternyata diam-diam juga menyukaiku. Apa ini artinya aku tidak mencintai sendiri.

_____________


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top