Puisi 2 [Nandra, berhenti untuk bersabar]

Nandra, berhenti
untuk bersabar

Karya : Yunita Salsabila

Matahari menjangkau cahaya mengitari langit di perempatan bulan
Kokok ayam mengabarkan kuasa Tuhan pada suatu yang tak terjemahankan oleh kata-kata
Nadra, lelaki yang dianugerahkan semangat cahaya cinta untuk mengudarakan segala harapan dan mimpinya

Detik jarum jam berputar tak lagi sama
Bumi makin tenggelam atas kekuatannya,
bumi hampir menangis dan tumbang oleh virus-virus yang mewabah
Mangaburkan kebiasan yang selama ini berjalan di atas warna suara
Kini mulai sunyi dengan ancamannya
Kematian terdengar dimana-mana,
duka, sakit, tangis, tekanan semua menyatu dalam satu waktu yang tak terduga

Nadra, cahayanya tetap bersinar
mimpinya akan selalu hidup, semangatnya tak pernah padam, doa menjadi peganganya

Apa Tuhan mendengar suara ini?
Tunjukanlah kuasamu
Nadra ingin tumbuh dan mencapai langit, menggamit mimpi yang kian hari menjauh tak ada kabar

Ditengah lantunan doa, satu kabar menyentak hati
Sang nenek tercinta menutup mata untuk selamanya
Kesedihan orang-orang kini menjadi kesedihannya
Mimpi hilang dalam sekejap mata, tak ada sinar, tak ada cinta, tak ada doa hanya ada kegelapan dimana-mana menghasilkan kebutaan yang kejam
Kini Nandra menangis pilu menatap tubuh yang terbalut kain kafan

Pohon subur mulai layu dihantam angin ribut
Badai melanda jiwa, matanya kosong
menerawang jauh ke atas sana

Dibalik layar hitam ada Bintang yang berkedip merayu-rayu Nadra
Bumi tetap mengelilingi matahari tak kan berhenti karna satu kematian
Inilah jalannya

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top