BONCHAPT ++3

Hai

Lanjut

.

.

.

Ckiiiitttt

BRAKK!!!!

Hantaman keras di rasakan oleh putri saat ini, suara pecahan kaca yang terdengar jelas di telinga gadis itu kini menusuk punggung kecil putri yang sedang memeluk Chanyeol dan melindungi Chanyeol dari hantaman keras itu.

Benar...

Gadis itu dengan cepat dan entah bagaimana caranya, menghadapkan tubuhnya di depan tubuh suaminya untuk bisa melindungi Chanyeol dari hantaman keras yang terjadi akibat kecelakaan itu. Mobil berputar dan berhenti tepat di bibir jurang jalan tol malam itu.

"Chan..sa..kit..."

Hanya kata itu yang keluar dari bibir kecil putri sebelum matanya menutup sempurna dan tidak sadarkan diri lagi sekarang.

"Putri!!! Sayang, bangun!!!"

Teriak Chanyeol yang terus menerus mengguncang tubuh istrinya. Dia melihat darah keluar dari kepala putri dan banyak pecahan kaca mobil yang menancap di punggung putri.

.

.

--skiipp--

Junmyeon dan Minseok juga jongdae berlarian di lorong rumah sakit dengan wajah super khawatir, mereka sangat terkejut dan khawatir mendengar berita dari manager Hyung bahwa putri dan Chanyeol sekarang baru saja mengalami kecelakaan besar.

Disana...

Mamah dan papah park juga yoora sedang duduk sambil menunduk, mamah park terlihat menangis terisak begitu juga dengan yoora. Sementara Chanyeol kini masih terduduk di lantai rumah sakit tepat di depan pintu ruang gawat darurat dengan menundukkan wajahnya.
"Yeol..."

Junmyeon melihat ke Raha Chanyeol dan ikut berjongkok, menayangkan tingginya dan menepuk pelan pundak Chanyeol yang masih menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan Chanyeol sendiri. Dia kini menatap junmyeon dengan pandangan hancur, air matanya meleleh membasahi pipi dan matanya sudah merah juga bengkak karena menangis.

"Hyuuuungg..."

Chanyeol segera memeluk junmyeon tanpa menunggu lagi, dia menangis kencang sambil memeluk erat leadernya itu yang kini terus menepuk punggung Chanyeol untuk menenangkan Chanyeol.

"Tenang Yeol, tenang.. putri pasti baik baik aja"

"Dia berdarah Hyung..."

Ucap Chanyeol lagi di sela tangisannya.. sementara minseok dan jongdae hanya mampu menatap dengan air mata mengalir tanpa bisa berucap apapun lagi saat ini.

.

"Tulis waktu kematiannya"

Ucap dokter yang menangani putri dan segera berjalan ke luar ruangan.

"Baik dokter"

.

.

Cklek

Pintu ruang gawat terbuka dan seorang dokter keluar dengan wajah yang sulit di artikan.

"Dokter, bagaimana kondisi istri saya?"

Tanya Chanyeol segera setelah melihat dokter itu.

"Dia mengalami luka dalam yang cukup luas areanya tuan, tapi beruntungnya kita masih bisa menyelamatkan nyawa istri anda.. hanya saja... Kami minta maaf, karena tak bisa menyelamatkan janin yang di kandung oleh istri anda tuan.."

Degg

Jantung Chanyeol terasa lepas dari tempatnya sekarang.

"A-apa maksud anda? Ja-janin apa?"

"Apa anda belum tahu? Ehm.. istri anda sedang mengandung tuan, dan usia kandungannya sudah memasuki 2 Minggu. Jadi kondisinya masih sangat lemah, sehingga benturan yang tadi pasien alami... Membuat janin yang dikandung nyonya Park gugur tuan.."

Kaki Chanyeol lemas, dia langsung jatuh dan matanya menerawang kosong. Sekali lagi.. air matanya kembali mengalir deras, hatinya terasa sangat sakit..

Anaknya..

Calon anaknya...

Ya Tuhan...

.

.

--skiipp--

Chanyeol berjalan mendekati putri yang masih terbaring dan belum sadarkan diri...

"Sayang..."

Chanyeol mendekati putri dan menelusuri wajah istrinya itu dengan jari jari nya yang terus meraba setiap inchi wajah putri. Luka yang terlihat di sekujur tubuh putri membuat hati Chanyeol terasa lebih perih dan seperti di hantam palu besar yang menyakitkan...

Tangan chanyeol kini mulai bergerak lagi menelusuri perut istrinya yang rata, perut itu seharusnya akan membesar karena calon anak mereka yang tumbuh dengan sehat di dalamnya.. tapi.. kenyataannya berkata lain, putri keguguran.. janin itu kini sudah pergi.. meninggalkan dirinya juga sang ibu yang sama sekali tak tahu tentang keberadaannya selama ini.

Chanyeol menangis dan merasa hancur.. dia sudah gagal, gagal sebagai suami yang baik untuk istrinya dan juga ayah yang baik untuk anaknya.. seharusnya.. bukan putri yang terbaring disini dengan luka yang memenuhi setiap jengkal tubuhnya itu. Seharusnya dia.. Chanyeol yang seharusnya ada disana.. jika saja dia yang terluka.. anak mereka pasti masih hidup, putri pasti tak akan kesakitan seperti sekarang ini.

Ya Tuhan...

"Maaf... Maafin aku sayang.. maafin aku..."

Chanyeol menciumi punggung tangan putri yang lemah dan dingin.

.

.

--skiipp--

Tiga hari berlalu sejak kejadian kecelakaan tragis yang menimpa Chanyeol malam itu. Janin mereka sudah di kuburkan dengan cara yang baik, tanpa menunggu putri sadar terlebih dahulu...
Benar...

Istrinya belum sadarkan diri sampai saat ini entah karena apa..

Dokter mengatakan bahwa kondisi vitalnya baik-baik saja meskipun memang ada benturan cukup keras di bagian kepala dan perutnya.

"Maafin aku Yeol.."

Ucap Leeteuk pada Chanyeol, bukan karena apa.. tapi, beritakecelakaan Chanyeol dan keguguran yang di alami oleh putri sudah menyebar luas dan menutup berita skandal yang sebelumnya menyebar dan sempat mengusik sm entertainment termasuk pihak super junior sendiri

"Untuk apa Hyung.."

"Banyak yang mengira jika berita ini sengaja disebar untuk menutupi kesalahan salah satu anggota ku. Aku tahu kalau kamu maupun putri pasti akan lebih terluka dengan semua pemberitaan yang menyebar sekarang"

"Aku gak peduli Hyung, terserah dengan apapun berita yang menyebar di luar sana mengenai diriku ataupun istriku.. aku hanya ingin putri cepat sembuh dan bangun.. juga pulih seperti semula.. aku juga gak peduli, apakah berita ku ini akan digunakan untuk menutupi skandal apapun yang ada. Karena bukan itu prioritas ku sekarang"

Ucap Chanyeol yang di angguki oleh Leeteuk.

"Sekali lagi aku minta maaf, aku harap.. kondisi putri segera pulih seperti semula.."

"Amiin, makasih Hyung"

.

Selesai bertemu dengan Leeteuk, Chanyeol kembali berjalan menuju ke ruang inap istrinya. Ada yang aneh disana... Karena ada banyak orang berkerumun di luar ruangan itu.

Ayah...

Ibu...

Kakaknya..

Bahkan beberapa member juga disana, entah untuk apa

"Kalian disini? Udah lama?"

Tanya Chanyeol sambil menatap ke semua orang.

"Chanyeol..."

"Kenapa mah?"

Mamah park menatap putranya dengan pandangan yang sulit di artikan, dia terlihat sedih dan terluka tapi juga bingung...

"Ayo masuk, kalau kalian mau jenguk putri"

Grepp

Ayah chanyeol menahan langkah putranya.

"Ada kakaknya di dalam.."

"Dimas hyungnim udah datang? Bagus dong, aku.."

"Yeol... Dengarkan ayah dulu, ini penting"

Chanyeol menatap sang ayah dengan bingung, kenapa? Ada apa sebenarnya?

"Istri kamu sudah siuman beberapa waktu yang lalu Yeol"

Mata Chanyeol membulat, dia berbinar.. rasanya sangat lega mengetahui kenyataan bahwa putri sudah sadar.

"Tapi.."

"Ada apa ayah?"

"Dia belum tahu soal kehamilannya Yeol, kami belum berani mengatakan hal ini secara langsung padanya karena khawatir dengan kondisinya sekarang. Jadi.. papah harap kamu bisa mengerti dan menahan sementara waktu kenyataan ini dari istrimu. Untuk kebaikannya"

Ucap papah park pada akhirnya.

"Iya pah, Chanyeol ngerti"

Chanyeol mengangguk lesu dan dia segera masuk ke dalam ruang inap putri sekarang.

.

.
--meanwhile--

"Astaga dek, kamu tuh ya.. mas rasanya hampir copot jantungnya waktu denger kabar kalau kamu kecelakaan. Gimana bisa begini sih?"

Dimas sekarang memberondong putri dengan pertanyaan penuh rasa khawatir, dia sudah tahu kalau dirinya baru saja kehilangan calon keponakannya tapi... Dia juga tak ingin membahas hal semacam ini terlebih dahulu.

"Apa Chanyeol baik baik aja mas?"

Tanya putri tanpa menjawab pertanyaan Dimas.

"Kamu masih bisa khawatir sama dia setelah liat kamu yang masih begini?"

Tanya Dimas lagi

"Dia suamiku mas.. aku-"

Cklek

Pintu ruangan terbuka dan sosok chanyeol terlihat disana, mengulas senyum cerah dan segara mendekat ke arah putri dengan langkah lebar dan cepat.

Grepp

Chanyeol menarik putri ke dalam pelukannya. Dia menangis terisak lagi entah untuk ke berapa kalinya sejak beberapa hari yang lalu.

"Apa kamu baik baik aja ?"

Tanya putri yang masih dalam pelukan Chanyeol

"Dasar bodoh! Kenapa kamu harus melakukan itu sih? Kenapa harus melindungi aku begitu, hmm?! Kamu tahu sendiri kalau badan kamu lebih kecil dan lemah dari aku. Aku yang seharusnya disini dan terbaring sambil di infus, bukannya kamu. Bukan kamu bee.. bukan kamu..."

Racau Chanyeol yang membuat putri juga Dimas yang mendengarnya sempat tersentak, tapi kemudian putri tersenyum di pelukan suaminya lagi sambil mengusap lembut punggung chanyeol.

"Maaf.. aku cuma gak suka kalau kamu terluka.."

Ucap putri, dan dengan cepat Chanyeol melepaskan pelukannya. Dia menatap manik mata istrinya sangat lekat.

"Kamu pikir aku suka liat kamu terluka?! Kamu pikir aku seneng kalau kamu akut sampai kayak begini bee? Aku jauh lebih sakit dan hancur waktu aku tahu kamu sampai sakit dan terluka begini. Aku ngerasa kalau aku udah gagal total.. aku gagal jadi suami yang baik buat kamu dan aku gagal jagain kamu..."
"Maaf.."

Cupp

Chanyeol seolah tak peduli lagi dengan keberadaan Dimas di dekatnya dan langsung mencium lembut bibir putri dengan memberinya sedikit lumatan.

"Jangan di ulangi lagi, aku gak suka kamu sakit atau luka. Ngerti?"

Ujar Chanyeol setelah melepaskan ciumannya dan di jawab anggukan kecil oleh putri.

Sampai..

"Ehemm...!!"

Dimas berdehem cukup keras sampai Chanyeol menoleh ke arahnya.

"Kalian tuh ya, bisa gak sih.. kalau mau ciuman atau apa gitu jangan di depan orang lain? Apalagi di depan jomblo kayak aku?! Nyesek tahu gak liatnya."

Ujar Dimas sambil mengerucutkan bibirnya.

"Heheh.. maaf ya hyung. Kelepasan.."

"Mas tuh sirik aja sih, kan ciumannya juga sama suami sendiri kok"

Jawab putri sambil mengulas senyuman.

"Iyaaa.. iyaaa.. yang udah nikah tuh gitu.. gak inget apa? Kamu gak bakal bisa nikahin adikku kalau gak dapat restu dari aku ya Yeol"

Chanyeol terkekeh

"Iya Hyung maaf.."

Dimas hanya kembali berdecih kecil, dia memandang putra yang sekarang tertawa kecil melihat kelakuan Dimas juga Chanyeol. Yang tanpa gadis itu sadari, kedua lelaki itu sedang saling menatap satu sama lain dengan pandangan khawatir yang sangat besar...

Khawatir jika senyum itu akan hilang dan sirna..

Khawatir tentang bagaimana reaksi putri saat tahu kalau dia baru saja kehilangan bayinya... Calon anaknya..

Dan bingung, harus memulai darimana untuk memberitahukan kenyataan ini pada gadis yang masih tersenyum manis itu sekarang

.

.

.

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

1 part lagi

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top