99
Lanjutin lagi ya
.
.
.
"Chan...Yeol.."
Tiiiitttttt...
Monitor itu menunjukkan garis lurus yang berarti bahwa setiap jantung putri sudah berhenti berdetak untuk saat ini.
.
.
.
--skiipp--
Chanyeol perform dengan EXO, dia berusaha untuk profesional saat ini ditengah kondisi hati dan pikirannya yang tidak tenang karena memikirkan kondisi putri saat ini. Kehadiran fans memang bisa mengalihkan sedikit rasa khawatirnya sebentar. Tapi, begitu turun dari panggung, chanyeol kembali merasakan ruang kosong menelisik di hatinya. Pikirannya terus melayang pada Putri yang masih terus terlelap selama beberapa bulan belakangan ini.
"Yeol, gimana kondisi nya putri?"
"Masih sama kayak biasanya"
Xiumin hanya bisa menghela nafas mendengar jawaban chanyeol dengan tatapan yang datar dan terkesan kosong saat menjawab pertanyaan nya.
"Kamu masih.."
"Aku bakal setia sama dia sampai kapanpun Hyung. Aku yakin sama pilihan aku, aku gak mungkin ninggalin dia. Apalagi dengan kondisi dia kayak gini."
"Ini udah hampir 5 bulan, kamu tahu kalau sudah masuk 6 bulan dia masih belum bangun juga, kemungkinan besar dokter akan melepaskan alat bantu di tubuhnya Yeol"
"Gak akan aku biarin itu terjadi sama gadisku.. aku akan lakukan apapun dan bayar berapapun asalkan mereka mau merawat putri sampai dia pulih. Aku bakal kerja keras untuk kesembuhan putri"
Member yang disana menghela nafas panjang. Mereka tahu persis bahwa chanyeol pasti akan melakukan apa yang dia ucapkan. Perjuangan chanyeol selama ini tidak bisa dianggap remeh, dia benar benar menjaga putri sekuat tenaga nya.
"Aku yakin dia pasti bangun kok Yeol, tenang aja"
Ucap Kyung-soo sambil menepuk pundak chanyeol. Ucapan Kyung-soo yang dengan nada datar tapi tersenyum seolah memberikan chanyeol keyakinan nya kembali.
'tuuutt tuuuttt'
"Halo?"
"..."
"Iya Hyung, aku bentar lagi kesana kok. Kenapa?"
"..."
"Serius Hyung? Beneran?"
"..."
"Oke, aku kesana sekarang"
Bip
Chanyeol segera menyambar kunci mobilnya dan berlari, dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke rumah sakit. Putri bangun, dia sadar.. kabar itu benar benar membuat Chanyeol sangat bahagia.
.
.
--flashback ON--
Tiiiitttttt
Cklek
"Ya Tuhan!! Adek!!"
Dimas berlari menuju ke arah tempat tidur putri, tangannya meraih tangan adiknya yang sudah terasa dingin. Dia berteriak memanggil dokter dan perawat yang langsung berlari masuk dan menangani putri saat itu juga.
"Ambilkan alat pacu jantung!"
"Baik dokter"
"120 juga Joule! Menjauh!"
Drrtt
Dimas meraup wajahnya kasar
"200 joule! Menjauh!"
Drrtt
Titt titt titt
"Detak jantungnya kembali dokter"
"Syukurlah, observasi segera kondisinya"
"Baik dokter"
.
.
"Chan..."
Suara putri dengan lirih terdengar disana memanggil chanyeol. Dokter yang masih disana segera memeriksa kondisi putri dan tersenyum lega
"Dia sudah melewati masa kritisnya"
"Syukurlah ya Tuhan.. terima kasih banyak dokter, terima kasih"
--flashback off--
.
.
Drap drap drap
Cklek
"Bee..."
Dimas menoleh ke arah chanyeol yang langsung masuk dan mendekat ke arah putri. Tatapan nya tak lepas dari sosok putri yang masih mengerjakan matanya dan memandang ke arah langit langit kamar.
"Bee... Ini aku.. chanyeol"
Putri melihat ke arah chanyeol dengan tatapan yang nanar. Air matanya mengalir dari pelupuk matanya.
"Chan... Yeol..."
"Iya sayang, ini aku.."
"Chan.. Yeol.."
"Iya sayang... Iya.. ini aku.."
Chanyeol langsung menghambur ke pelukan putri dan menangis terisak dengan cukup keras, Dimas memutuskan untuk keluar dan memberi waktu pada Putri dan chanyeol saat itu.
"Maafin aku bee... Maafin aku.."
"..."
"Maafin aku bee.. aku gak bisa jagain kamu, maafin aku..."
Putri hanya diam merasakan hangatnya pelukan Chanyeol padanya. Ada banyak hal yang ingin dia katakan dan tanyakan pada chanyeol tapi bibirnya kelu dan kaku. Hingga dia membiarkan chanyeol menangis dalam pelukannya.
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top