82

Lanjut lagi

Karakter putri disini aku gambarin sama di setiap story ku ya..

.

.

.

setelah pertengkaran mereka semalaman dan pagi tadi, entah kenapa putri akhirnya mau ikut dengan chanyeol untuk menuju ke sebuah tempat yang entah ada dimana. dengan membawa separuh barang barang mereka, putri yang masih dalam diam dan merasa kesal hanya mengikuti chanyeol tanpa berniat untuk bicara sepatah kata pun pada lelaki itu.

sebenarnya, kalau boleh jujur. chanyeol sangat frustasi dengan keadaan ini. dimana putri benar benar cuek dan tak bicara sedikitpun dengannya, sekalipun secara fisik putri ada di sebelah nya tapi  hati dan pikirannya sama sekali tidak. 

"masuk bee"

blam

'ya Tuhan... tolong buat kekasihku ini memaafkan aku kali ini saja'

"...."

"nih, aku titip ke kamu ya bee"

ucap chanyeol sambil menyodorkan ponsel nya kepada putri yang dengan super cuek nya tidak menerima barang itu dan hanya melirik sekilas.

"bee..." 

"gak usah sok kasihin ponsel kamu ke aku. nanti kalau cewek kesayangan kamu itu telpon dan aku yang angkat malah bahaya. ntar yang ada dia ngambek sama kamu dan ngejauh kann kamu juga yang repot. dijauhin cewek cantik kayak dia"

damn!

chanyeol pikir waktu semalam sudah bisa sedikit mendinginkan hati putri, namun nyatanya justru sama sekali berbeda. putri masih dengan kondisi awal yang sangat emosi dan marah pada chanyeol.

"bee"

"berangkat aja sekarang atau aku turun dari mobil sekarang juga"

chanyeol akhirnya melajukan mobilnya dalam diam, dia benar benar benci situasi ini. dia tahu ini kesalahannya karena bisa bisa nya dia melupakan putri yang ada di sebelahnya dan malah asik sendiri mengobrol dengan sunbin kemarin. bahkan, dia sampai tidak menyadari jika kekasihnya itu sudah berada di dalam kamar hotel mereka beberapa waktu yang lalu.

.

.

.

'tuuutt tuutt'

astaga, kenapa sunbin harus menelepon dirinya terus menerus di saat seperti ini? chanyeol yang hampir mematikan dan mengabaikan panggilan itu justru tak bisa melakukan itu karena putri dengan cepat menekan tombol hijau untuk menerima panggilannya.

"ha-halo? ya noona?"

"chan... aku butuh bantuan kamu, ini aku sekarang lagi di hotel dan aku butuh buat beli oleh oleh untuk teman teman aku di korea. tapi, aku gak tahu tempatnya. bisa gak, kamu temenin aku sekarang?"

"i-itu.. aku..."

BLAM

putri langsung turun dan menyetop taksi yang ada di belakang mobil chanyeol. beruntungnya untuk putri karena mereka berhenti di lampu merah hingga putri bisa dengan mudah turun dari mobil itu namun, sial untuk chanyeol karena dia harus melihat kekasihnya pergi dengan cara seperti ini.

"maaf noona, aku gak bisa. aku ada janji sama kekasihku"

"apa? kamu punya-"

bip

chanyeol langsung memutus teleponnya dan mengejar putri, dia menghentikan taksi yang baru akan berangkat dengan menggedor gedor jendela supir dan juga kursi penumpang tempat putri duduk.

.

.

.

"nona, kekasih anda"

"dia bukan kekasih saya"

"tapi dia meminta anda untuk turun"

akhirnya dengan terpaksa putri turun dari taksi dan mau langsung pergi berlalu begitu saja namun...

grepp

chanyeol menahan tangan putri

"aku bakal teriak dan membiarkan seluruh dunia tahu sekarang juga kalau kamu kekasihku. dan aku akan lakukan itu tanpa peduli lagi dengan karier ku kalau kamu masih gak mau dengar penjelasan aku"

langkah putri terhenti dan dia berbalik, hingga...

PLAKK

sebuah tamparan yang sebenarnya tidak keras atau menyakitkan tapi sangat mengejutkan dan menyakitkan di hati chanyeol mendarat mulus di pipi kanan chanyeol kala itu. membuat mata chanyeol membulat dan lebih terkejut lagi karena melihat putri sudah berlinang air mata.

"aku bisa jelasin semuanya bee, sumpah ini gak seperti yang kamu pikirkan. aku tahu aku salah, tapi aku mohon jangan begini. aku minta maaf bee"

ucap chanyeol sambil menahan air matanya. dia memohon agar putri mau mendengarkan dia dan memaafkan dirinya.

.

.

.

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top