63
hai...
lanjutkan ya
.
.
.
cuit cuit cuit
hangat...
tubuh kecil putri terasa begitu hangat pagi itu, bahkan di kening nya terasa ada hembusan angin yang sangat hangat menerpa. membuatnya merasa sangat nyaman dan ingin melanjutkan lagi tidurnya. kakinya keluar dari selimut tebal yang hangat dan menggamit kaki chanyeol yang ada di sampingnya secara tidak sadar, karena mengira itu adalah sebuah guling untuk putri.
putri merapatkan tubuhnya untuk masuk ke dalam pelukan chanyeol dan membiarkan dirinya menghirup aroma tubuh chanyeol yang membuatnya begitu ter hipnotis pagi itu.
"hmmhhh..."
chanyeol yang sebenarnya sudah bangun sejak merasakan pergerakan putri memilih untuk tetap diam pada posisinya dan tersenyum senang. dia mengerat kan pelukan nya dan berusaha memejamkan matanya kembali. sampai tanpa sengaja chanyeol mendengar kekasihnya itu mengigau dalam tidurnya.
"itu... yang itu..."
chanyeol yang awalnya hanya mendengar pun akhirnya iseng menanggapi putri yang masih saja terpejam.
"yang mana?"
"yang itu... disana itu..."
suara putri yang sedikit ngelantur dan tak jelas karena setengah tertidur membuat chanyeol harus mati matian menahan tawa nya mendengar ucapan putri.
"yang itu?"
"iya.. itu, yang warna biru putih... bagus"
"biru putih?"
"itu... dress biru putih, yang itu..."
"ahhh.. dress yang itu? kamu mau yang itu?"
"iya.. berapa harganya?"
chanyeol mengernyit dan sedikit terkekeh sebelum kembali menjawab igauan gila kekasihnya.
"100.000 won"
"mahal banget, gak ada diskon?"
"100.000 won itu gak mahal nona... apalagi untuk sebuah dress"
"itu mahal, bajuku gak ada yang harga segitu. aku bahkan punya baju yang harganya 5000 won"
degg
chanyeol cukup terkejut mendengar pengakuan tak sadar dari kekasihnya, dia tak menyadari jika putri sesederhana itu atau mungkin se hemat itu dalam hal berpakaian. di saat dirinya dengan bangga memakai pakaian dan aksesoris dengan harga menjulang dan luar biasa mahal. kekasihnya ini justru hanya menggunakan baju mahal, dan dia sama sekali tak tahu itu.
"5000 won, dimana ada baju dengan harga itu?"
"pasar"
"...."
"aku tak jadi mengambil dress nya, terlalu mahal"
putri lalu kembali mengigau tapi lebih tidak jelas lagi, karena suaranya semakin kecil.
.
.
.
--Skiipp--
"hoooaammmmhhh..."
putri mulai menggerakkan tubuhnya perlahan saat dia merasakan ada tangan besar yang menindih perutnya. dia mendongakkan kepalanya lalu matanya membulat seketika saat itu juga. dia melihat chanyeol sedang menatapnya sambil tersenyum manis
"siang cantik"
"...."
"aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkk"
bukk
"aduhh ..."
"ya Tuhan sayang, bangun tuh pelan pelan donk. jatuh kan kamu jadinya"
"kamu... kamu sejak kapan disini? ngapain? kamu ngapain aku? ini jam berapa?"
putri terlihat panik dan terus mengajukan rentetan pertanyaan yang membuat chanyeol semakin tertawa lebar.
"sejak semalem, aku tidur sama kamu lah, peluk kamu, cium kamu ngapain lagi emang nya? dan untuk informasi kamu, ini udah jam 10 siang sayang. kamu habis minum obat jadi aku gak tega bangunin kamu"
"kamu... cium aku? cium dimananya?"
chanyeol yang mengerti arah pembicaraan putri pun langsung mengeluarkan smirk nya yang membuat putri merinding melihat wajah chanyeol pagi itu.
"masa kamu lupa sih semalem aku cium kamu dimana?"
dan...
BUGGHHH
sebuah bantal sukses meluncur tepat di wajah chanyeol
"sayang, kamu masih sakit tapi bisa main kekerasan begini deh"
"jawab dulu, kamu ngapain aja tadi malem sama aku disini?"
"tidur"
"selain itu?"
"peluk kamu ci-"
"cium? dimana?"
"hahahaha... ya Tuhan, di kening sayang, di kening kamu... cantik, sayangnya chanyeol"
"beneran? cuma di kening? gak macem macem kan?"
"kamu masih pake baju kan? lagian juga kamu masih utuh kayak semalam gak ada kurang apa apa. terus, aku juga gak mungkin lah mau macem macem sama kamu. aku sayang banget sama kamu dan aku masih sayang nyawa aku. kalau aku macem macem, bisa di gorok aku sama dimas nantinya"
"huuff untung aja"
"lagian pikiran kamu pagi pagi udah kemana mana."
"ya kan, kamu tiba tiba muncul di kamar aku tidur di sebelah aku. aku kan kaget"
"pas di rumah sakit gak apa, kok disini takut?"
"di rumah sakit kan kamu gak bakal macem macem"
"ah, kalau disini bisa macem macem ya?"
"chanyeol gak lucu"
chanyeol bangkit dari ranjang putri dan mendekat, membuat putri menunduk dan memejamkan matanya.
cupp
chanyeol mencium ujung hidung putri dan kening kekasihnya, lalu tersenyum. dia mengangka tubuh putri yang masih duduk di lantai dan membawanya kembali ke ranjang.
"masih sakit gak?"
"enggak..."
"ya udah, kamu mandi dulu ya... aku tunggu di bawah. tadi dimas pamitan mau kerja"
putri mengangguk kecil dan memandang chanyeol yang tersenyum memandang dirinya lalu menghilang di balik pintu.
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top