61

Hai

lanjutkan lagi ya

.

.

.

sehun memandangi putri yang sudah terlelap beberapa saat setelah meminum obat nya. dia juga melihat ke arah luka yang ada di lengan putri. dia merinding lagi, mengingat seperti apa rasa sakit yang dirasakan putri malam itu. 

"kamu lagi ngapain? kok ngeliatin putri begitu?"

sehun memandang ke arah chanyeol dan menunjuk ke lengan putri yang penuh goresan luka.

"ini kejam hyung. aku gak membayangkan hal ini bisa terjadi"

"Ini memang tak seharusnya terjadi."

"Apa yang akan Hyung lakukan pada dua wanita gila itu?"

"Membiarkan polisi yang menyelesaikan semuanya. Dan untuk Dina, dia juga sudah mendapat hukumannya dari Fariz."

"Hmm.."

"Ini semua bermula dari aku, benar kan hun?"

"Kalian berdua lebih tepatnya. Entah Hyung atau Noona sama sama memiliki orang yang mencintai kalian dan terobsesi dengan kalian sampai seperti orang gila. Jadi, kalian sama saja"

"Apa... Yang harus aku lakukan, agar dia tak terluka lagi karena diriku?"

"Lindungi Noona, jangan lepaskan dia. Walaupun itu sakit, dan Noona atau Hyung bisa terluka. Akan jauh lebih baik kalian bersama dan saling menguatkan. Kadang, cinta bisa jadi penyembuh luka kan Hyung?"

Chanyeol tersenyum konyol melihat ke Sehun dan mengusak rambut nya dengan gemas.

"Mck, gak Noona gak Hyung. Suka banget ngerusak rambut aku"

.

.

.

--skiipp--

Hari ini putri sudah diijinkan untuk keluar dari rumah sakit, hanya dimas yang mendampinginya hari itu. Karena chanyeol harus berada di Jepang untuk beberapa hari bersama EXO.

"Nanti sampai di rumah kamu gak perlu ngerjain apa apa ya, cucian udah aku taruh di laundry dan aku juga pesan catering khusus untuk kamu. Seandainya kau gak cocok, kamu bisa pesan delivery makanan yang kamu suka. Untuk beres beres rumah, ada pembantu yang Dateng tiap pagi dan pulang setelah semuanya bersih dan rapi"

Putri hanya diam dan tersenyum ringan. Pikirannya melayang ke seseorang yang ada jauh darinya.

"Mas.. udah ketemu dina?"

"Udah, kemarin malam ketemu dia di penjara"

"Dia... Baik baik aja? Dia sehat kan? Em, bayinya.. apa bayinya juga disana?"

"Kamu masih peduli sama dia?"

"Aku.. penasaran aja mas"

"Dia sehat, bayinya ada di tangan keluarganya sekarang."

"Oh, syukurlah..."

Putri mengulas senyum nya lagi mendengar jawaban Dimas, ada perasaan lega di hatinya saat mendengar kabar terbaru sahabatnya itu.

"Kamu bersyukur karena dia baik baik aja atau karena bayinya baik baik aja?"

"Dua duanya.."

"Dek, mas bingung sama jalan pikiran kamu. Kamu gak marah? Gak kesel?"

"Marah sih, tapi sekarang udah enggak. "

"Ya Tuhan putri, kamu tahu? Dia udah nyakitin kamu dan hampir bunuh kamu. Dia juga udah nyiksa kamu dan memperlakukan kamu secara tidak manusiawi. Kamu masih bisa khawatir sama orang yang begitu sama kamu?"

"Gak salah kan mas?"

"Gak salah, tapi kamu ga normal. Aku aja rasanya pengen bunuh dia kalau aku gak inget ada hukum disini"

"Dia cuma salah jalan mas, Dina cuma lagi kebawa emosi sesaat aja. Dia tuh sebenernya gak sejahat itu. Aku udah kenal dia bertahun-tahun. Aku tahu persis gimana sifat sama karakternya. Dia orang baik, cuma keadaan yang bikin dia bertindak diluar batas."

"Mck, suka suka kamu mau bilang apa."

Dimas keluar dari ruangan itu dan menuju ruang administrasi. Sementara putri meraih ponselnya dan melihat foto nya bersama Dina di ponsel itu sambil tersenyum kecil.

'maaf ya Dina, aku bikin kamu susah begini'
.

.


.

LANJUT ?

VOMMENT JUSEYO

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top