29

haiii

bingung ya... kenapa aku updatenya random?

wkwkwk

happy reading guys

.

.

.

"PUTRIIIIIIIIIII !!!!!"

"AKU MAU PUTRRIIIIIIIIIIIIIIII !!!!!"

BRAAAKKKK

PRAAAANNGGGG !!!

"oooekkkk... oooeekkk"

.

.

.

putri tengah membaca di sebuah toko buku kecil di pinggiran kota yang menjadi langganan nya. dia membaca sebuah novel klasik kesukaannya yang sudah tak dijual lagi di pasaran, saat sebuah telepon menghancurkan konsentrasinya

dahinya mengernyit saat melihat ada panggilan internasional yang masuk ke ponselnya

"halo?"

 "putri..."

"dina?"

"puu... aku minta maaf ganggu waktu kamu tapi, aku boleh minta tolong gak?"

"tolong? tolong apa?"

"fariz puu, dia... dia kayak orang gak waras sekarang. dia terus manggil nama kamu dan bahkan ngamuk karena gak bisa ketemu kamu. bisa kesini sekarang gak? aku butuh bantuan kamu"

putri terdiam, dia memikirkan bagaimana dan apa yang akan dilakukannya dengan kabar ini. sampai tiba - tiba dia mendengar suara tangis bayi dari ujung teleponnya

"itu... bayi kamu?"

"iya... anak aku sama fariz"

"tapi, kamu bukannya baru nikah beberapa bulan yang lalu? harusnya kan-"

"itu.. aku..."

"ah, maaf harusnya aku gak perlu nanyain itu. dan soal fariz, aku minta maaf aku gak bisa"

"tapi puu"

"maaf dina.. aku udah punya kehidupan sendiri disini. ada orang yang aku sayangi disini dan aku harus jaga perasaan dia juga. aku mohon, maafin aku ya"

"puu..."

"salam buat orang tua kalian dan selamat atas kelahiran bayi kamu.. semoga fariz baik baik aja"

bip

.

putri memegang dadanya yang terasa nyeri, bohong jika dia mengatakan sudah tak peduli lagi pada fariz. jujur, di dalam lubuk hatinya masih ada tersisa sedikit rasa peduli pada lelaki itu terlebih begitu mendengar tangis bayi tadi dan bagaimana suara sahabatnya yang terisak di telepon. 

mereka semua, baik fariz maupun dina adalah orang yang pernah begitu berharga dan begitu disayangi oleh putri. 

tapi, bagaimanapun juga sudah ada chanyeol di sisinya sekarang. dan dia tak mau berkhianat ataupun melukai hati chanyeol sedikitpun.

.

.

.

--Skiipp--

"bee... kamu di dalam?"

"hmm.. chan? kenapa disini? bukannya kamu ada perform?"

"sudah selesai dari satu jam yang lalu sayang..."

"ah.. begitu.. "

"sedang apa?"

"membuat makan malam untukku. dimas masih sibuk dan tak sempat pulang"

"kenapa tidak memesan dan harus memasak?"

"aku hanya ingin memasak malam ini"

"mau aku bantu? aku bisa memasak kalau kau belum tahu"

"aku tahu sayang... ehmm, cuci tanganmu dan duduklah disana. tunggu aku selesai, aku yang akan menyiapkan nya untukmu"

"tak butuh bantuan?"

"aku masih sanggup menyelesaikannya. aku juga tahu kamu lelah jadi aku mohon kamu duduk saja, oke?"

chanyeol tersenyum dan justru mendekat kemudian memeluk putri dari belakang

"chaann...."

"aku rindu padamu..."

"aku tak mau kau terluka karena aku sedang memegang pisau sekarang"

"biarkan aku seperti ini, aku tak akan mengganggu mu"

"pegang erat pinggangku, jangan sampai kau terkena pisau"

"dengan senang hati sayang..."

putri melanjutkan kegiatan masaknya sambil terus dipeluk oleh chanyeol. kalau boleh jujur, keberadaan chanyeol yang dalam posisi seperti ini memang sedikit menyulitkan untuk putri. karena ruang geraknya yang menjadi sangat terbatas. 

namun, di sisi lain kehangatan tubuh chanyeol yang menyeruak di sekujur tubuhnya membuatnya menjadi tak bisa menolak sikap dan perlakuan chanyeol pada dirinya. dia merasa berjuta kali lebih nyaman dan tenang dari sebelumnya.

"jantungmu bergedup kencang"

"salahkan dirimu yang bernafas di leherku"

"ahh.. aku penyebabnya? syukurlah"

"maksudnya?"

"selagi jantungmu berdegup karena diriku, maka aku tak akan masalah"

"chaann... berhenti merayuku seperti itu"

"itu bukan rayuan kok"

"lalu apa?"

"Kenyataan.."

Obrolan mereka terhenti tepat ketika ponsel putri kembali berdering

'fariz...'

"Kamu masih hubungan sama dia?"

Putri menggeleng cepat, membuat Chanyeol akhirnya mengambil ponselnya dan mengangkat telponnya

"JAUHI ISTRIKU!!!! JANGAN GANGGU DIA LAGI!"

.
.
.
LANJU?

VOMMENT JUSEYO

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top