170

Hai

Lanjut lagi

.

.

.

"Kondisi anda sekarang sudah lebih baik tapi harus tetap banyak istirahat agar anda tak mengalami vertigo lagi seperti biasanya... Harus bisa menjaga kondisi anda sendiri mulai sekarang nona putri.."

"Iya dokter terima kasih banyak.."

Sudah 3 hari...

3 hari sejak putri di rawat di rumah sakit karena vertigo yang di alami olehnya dan juga karena dia terjatuh di apartemen malam itu.

Tapi..

Sudah 3 hari juga, Chanyeol sama sekali tak menghubungi putri apalagi menjenguk putri di rumah sakit. Dia sama sekali tak ada kabar sedikitpun pada putri sekarang, dan putri sendiri juga sama sekali tak mencoba menghubungi Chanyeol karena perselisihan mereka malam itu di telpon.. juga karena putri tak ingin mengganggu waktu latihan dan kerja dari Chanyeol.

"Aku.. kasih kabar ke dia apa enggak ya.."

Gumam putri lirih sambil memandang ke arah ponsel nya...

Dia menimbang nimbang apakah dia akan menghubungi dan memberi kabar Chanyeol bahwa dia sudah di ijinkan untuk pulang hari ini atau tidak.. dia takut kalau Chanyeol masih marah dan tak mau menggubris lagi pesan nya saat ini

Sampai akhirnya...

Chan.. hari ini aku udah boleh pulang dari rumah sakit, maafin aku soal kemarin ya.. jangan lupa makan dan istirahat..

Aku cinta kamu
Putri

Send!

.

Setelah mengirimkan pesan pada Chanyeol, putri pun melanjutkan merapihkan koper nya dan menata baju baju nya untuk di bawa pulang

.

.

--skiipp--

"Uhmm.. maaf, saya mau mengurus administrasi rumah sakit atas nama saya.."

"Atas namanya siapa?"

"Putri anisya.. saya sudah di ijinkan pulang oleh dokter hari ini"

"Oh.. tunggu sebentar ya nona"

"Iya.. makasih"

Putri duduk dan menunggu petugas admistrasi itu merinci biaya rumah sakit nya selama dia di rawat sampai akhirnya nama putri di panggil lagi ke loket pembayaran.

"Jadi.. berapa jumlah yang harus saya bayar?"

"Atas nama putri anisya, untuk administrasi nya sudah lunas semua bahkan ada kelebihan biaya kalau di hitung dari jumlah tagihan rumah sakit dengan debit yang masuk ke rumah sakit nona.."

"S-sudah lunas? Tapi, bagaimana bisa?"

"Mungkin keluarga anda yang sudah melunasi nya.. untuk nama lengkapnya disini tidak di cantumkan. Hanya saja ditulis bahwa pihak keluarga yang sudah melunasi pembayaran rumah sakit"

"Maaf, kalau boleh tahu...kapan pembayaran nya dilakukan?"

"Menurut tanggal yang tertera, pembayaran dilakukan 2 hari yang lalu nona.."

"Oh begitu.. terima kasih banyak"

"Ah, nona.. ini.. kelebihan biaya yang harus dikembalikan.. silahkan di terima"

"Oh.. iya, terima kasih banyak"

Putri menerima amplop yang cukup tebal yang dia yakini berisi uang yang cukup banyak sekarang dengan perasan tak karuan.

'siapa yang udah bayar rumah sakit sih? Kok bisa gak ada namanya?'

Gumam putri dalam hati.

.

.

Cklek

Ssrtt

Putri masuk ke ruangan dan dia agak bingung juga kaget saat melihat seorang yang berpakaian seperti supir ada di dalam sana..

"A-anda siapa?"

"Nona putri? Saya di tugaskan untuk menjemput anda dan mengantar kan anda pulang ke apartemen"

"Saya? Tapi, saya tidak-"

Orang itu hanya tersenyum dan mulai membawa koper putri dan keluar menuju ke mobil yang sudah siap di parkiran rumah sakit.

"Maaf, tapi.. siapa yang minta kamu untuk jemput saya?"

"Saya.. tidak di ijinkan untuk-"

"Ahh.. iya, makasih banyak"

Putri hanya diam dan akhirnya naik ke dalam mobil untuk langsung menuju ke apartemen nya kembali atau lebih tepatnya, apartemen milik Chanyeol yang di huni oleh putri sekarang.

.

.

--skiipp--

Putri sudah berada di apartemen dan dia lagi lagi terkejut karena kondisi apartemen yang sudah bersih dan sangat rapi dengan kulkas yang penuh dengan makanan dan minuman juga beberapa bahan makanan yang siap untuk di konsumsi.

"Ini pasti Chanyeol..."

Gimana putri lagi, dia segera mengambil beberapa makanan dan akan memanaskan nya di oven saat tubuhnya kembali sedikit limbung dan hampir jatuh karena kepalanya yang kembali berputar.

"Aauuhh"

Grepp

Sebuah tangan besar kini menangkap tubuh putri yang akan jatuh dan mulai memeluk nya erat.

"C-chan.."

Chanyeol..

Lelaki itu datang tepat pada waktunya sebelum putri sempat jatuh dan bisa saja melukai dirinya lagi untuk ke sekian kalinya.

Chanyeol sama sekali tak menjawab panggilan putri dan hanya menggendong putri dengan bridal style untuk kembali ke dalam kamarnya setelah mematikan oven. Sementara, putri hanya diam dan mencengkeram kecil baju Chanyeol

.

.

Brukk

Chanyeol menempatkan putri di ranjang dan menyelimuti tubuh gadis itu lalu akan beranjak lagi dari sana

Ssrtt

Putri menarik lengan baju Chanyeol saat itu dan menghentikan pergerakan Chanyeol

"Jangan pergi.."

Lirih putri sambil menunduk, tapi Chanyeol mengindahkan itu semua dan melepaskan tangan putri yang menahan lengan bajunya untuk kembali keluar dari kamar putri saat itu juga. Meninggalkan putri yang mulai menunduk dengan air mata yang meleleh di kedua pipinya.

.

.

--skiipp--

Saat putri sedang menangis dalam diam dan sedikit terisak, dia merasakan ada jari lembut yang menyeka bulir air mata nya dengan perlahan.

"Makan dulu.."

Ucap Chanyeol dengan nada yang tak ingin di bantah lagi dan mulai menyuapkan putri bubur yang sudah dia masak sendiri.

Mendapat perlakuan semacam itu tentu saja membuat putri tak bisa menahan lagi air matanya dan kembali menangis.

"Jangan nangis.. nanti buburnya kecampur sama air mata kamu, rasanya jadi gak enak"

"M-maaf"

Chanyeol sama sekali tak menjawab itu dan kembali menyuapkan bubur itu setelah mengusap air mata putri dengan tisu yang dia ambil dari atas meja...

Begitu selesai menyuapi putri dan membantu putri untuk minum susu coklat yang sudah di buatkan Chanyeol sebelumnya. Kini.. Chanyeol menarik putri ke dalam pelukan nya.

"Chan..."

"Ini yang aku maksud.."

Putri diam, dia tak mengerti arah pembicaraan Chanyeol saat ini.

"Ini yang aku takutkan dan ini yang aku maksud, kenapa kamu harus bilang sama aku kalau kamu kenapa kenapa kapan pun itu dan dimana pun itu bee, misalnya.. ada sesuatu yang terjadi sama kamu.. dan gak ada orang lain yang tahu, kan kamu juga yang rugi.. aku juga yang bakal jauh lebih khawatir lagi nantinya..."

"..."

"Kamu sendirian disini, di Korea.. gak ada Dimas Hyung yang jagain kamu atau siapapun.. kamu cuma punya aku disini bee, kalau bukan aku yang jagain kamu dan khawatir sama kamu.. siapa lagi yang mau kayak gitu?"

"..."

Putri lagi-lagi menangis

"Mungkin, kalau ada Dimas Hyung disini.. aku gak akan terlalu khawatir kayak sekarang. Tapi, kalau sekarang ini? Untung aja tadi aku datang tepat waktu.. coba kalau aku terlambat datang dan kamu jatuh terus luka lagi kayak sebelumnya gimana? Kalau cuma luka kecil yang langsung sembuh, kalau misalnya sampai parah gimana?"

Putri hanya menundukkan kepalanya dan membenamkan wajahnya dalam pelukan kekasihnya itu

"..."

"Apa aku juga gak berhak untuk khawatir sama orang yang aku sayang dan aku cintai? Aku kayak kemarin juga karena aku sayang sama kamu, aku gak mau sampai terjadi sesuatu sama kamu.. apalagi kamu tahu sendiri kalau aku gak bisa terus ada di samping kamu karena risiko pekerjaan aku yang kayak gini"

"Aku.. minta maaf"

"Tanpa kamu bilang gitu juga aku udah maafin kamu sayang, aku juga minta maaf karena kemarin aku sempat ngomong kasar dan keras sama kamu.. aku terbawa emosi karena aku lagi capek dan khawatir banget sama kamu..."

"Kamu.. marah?"

"Enggak.."

"Tapi kamu cuekkin aku kemarin dan gak hubungin aku sama sekali"

"Aku emang gak bisa hubungi kami karena aku ngejar waktu latihan aku dan pekerjaan aku supaya lebih cepat selesai dan bisa langsung kesini buat ketemu sama kamu.."

"Kamu.. yang bayar rumah sakit?"

"Iya... Yang kirim supir juga aku, tadi setelah kamu kabarin aku kalau kamu udah pulang dari rumah sakit"

"Kembalian uang nya ada di-"

"Simpan aja, itu juga punya kamu.. semua yang aku punya itu milik kamu juga.. jadi kamu gak perlu sungkan atau mikir apapun lagi"

"Maaf..."

"Iya.. aku juga minta maaf ya sama kamu"

.

.

.

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top