146
Hai
Lanjutkan ya
.
.
.
"Ibumu sakit apa?"
"Kepalanya sakit dan pusing, dia juga sering batuk batuk dengan suara yang keras..."
Ucap Jung jae, anak kecil tadi pada pegawai apotek. Dengan cepat pegawai itu mengambilkan beberapa obat yang di butuhkan yang menurutnya cukup ampuh untuk mengobati penyakit ibu Jung jae. Menyerahkan nya pada putri untuk di bayar dan dibungkus.
.
.
"Udah sana masuk, udah malem.. dingin banget disini"
Ucap putri lembut sambil mengusap usap kepala Jung jae yang akhirnya sampai ke rumah dengan di antarkan oleh Chanyeol dan putri.
"Terima kasih Noona Hyung.."
"Sama sama.. salam buat ibu ya.."
"Iya Noona..."
Jung jae pun masuk setelah memberikan salam dan melambaikan tangan nya pada putri dan Chanyeol.
.
.
BLAMM
"Aku minta maaf ya Chan.."
Ucap putri secara tiba tiba begitu masuk ke dalam mobil dengan Chanyeol. Bahkan sebelum dia dan Chanyeol sempat memasangkan sabuk pengaman mereka masing masing. Segera saja Chanyeol menatap putri dengan pandangan penuh tanya.
"Aku minta maaf ya.. kamu pasti capek banget kan sekarang? Mana udah malem banget kayak gini.. tapi, kita masih jauh buat sampai apartemen kamu. Kamu juga pasti ngantuk kan? Aku minta maaf ya, aku gak tahu kalau bisa sampai jam segini dan makan waktu lama kayak gini.. gimana kalau aku aja yang nyupir mobilnya? Kamu bisa tidur kok sela perjalanan.. jadi kamu gak ngantuk lagi.. aku bener bener minta maaf ya.. tadi juga aku sempat mampir mampir dulu, terus juga aku ajak ngobrol Jung jae terus ya? Aku gak maksud buat cuekin kamu kok. Beneran serius Chan.. maaf ya.."
Putri meracau tanpa henti dengan tangan nya yang terus memegangi tangan Chanyeol dan menggoyang goyangkan nya. Dia bahkan memasang wajah panik dan khawatir yang begitu kentara, air matanya hampir mengalir keluar selagi dia bicara pada chanyeol sekarang. Putri merasa tak enak hati pada Chanyeol karena waktu sudah menunjukkan lewat tengah malam sementara mereka belum sampai ke apartemen milik Chanyeol sekarang. Tubuh putri yang bergoyang goyang, ke kanan dan ke kiri tanpa henti membuat Chanyeol justru menjadi gemas dan menahan tawanya, saat melihat tingkah kekasihnya itu sekarang.
"Chaaaann.. jangan diem aja.. kamu marah ya? Maaaafff.. chaann.. aku-"
Cupp
Chanyeol mencium bibir putri dan tersenyum kecil
"Kok dicium?"
Cupp
"Chaaann.. kok kam-"
Cupp
Putri selalu tak bisa menyelesaikan kalimatnya karena Chanyeol dengan cepat akan mencium bibir putri.
"Kamu mau ngomong apa lagi?"
Ucap Chanyeol sekarang menatap tajam ke arah putri.
"Gak ada.. tap-"
Cupp
Chanyeol mencium lembut bibir kekasihnya itu cukup lama dan melumatnya lalu dengan perlahan dia melepaskan ciuman itu.
"Dengerin aku ya sayang"
Ucap chanyeol sambil memegang kedua tangan putri dan mengusap usap punggung tangan putri dengan kedua ibu jari nya.
"Kamu gak perlu minta maaf untuk itu semua.. karena aku gak marah atau pun keberatan dengan apapun yang kamu lakukan tadi.. apapun yang membuat kamu bahagia dan senang, sekalipun itu membuat aku harus ikutin kamu kemanapun kaki kamu melangkah dan kemanapun tujuan kamu.. selagi itu membuat kamu senang dan bisa tersenyum aku bakal ikutin dengan senang hati. Kalau kamu bilang aku capek.. ya pasti capek sayang, capek banget malah.. ngantuk? Juga aku ngantuk banget.. jujur kan? Tapi, itu semua mudah aja buat aku tepis.. karena nantinya aku tinggal lari ke pelukan kamu dan menyandarkan kepala aku di pangkuan kamu.. lalu.. puuufff!! Semua rasa capek dan ngantuk aku langsung hilang di bawa angin."
"Dipeluk?"
"Iya.."
"Kayak gini?"
Putri memeluk Chanyeol dengan kedua lengan kecilnya dan mengusap usap punggung Chanyeol juga kepala lelaki itu dengan lembut.
"Persis kayak gini sayang, ini adalah tempat istirahat yang paling nyaman buat aku selamanya"
Putri lalu melepaskan pelukannya lagi dan menatap Chanyeol
"Gak boleh"
"Kenapa?"
"Kita kan masih di mobil Chan.. masa kamu mau tidur sekarang? Terus nanti kita kapan sampai ke apartemen? Masa aku disini sendirian selagi kamu nya tidur.. aku kan takut Chan.. ini udah tengah malam"
"Hahahaha.. ya udah, nanti kalau udah sampai apartemen. Aku mau kamu peluk aku lagi kayak tadi ya"
"Iya.. uhmm.. Chan"
"Hmm"
"Mau aku gantiin nyupir nya gak?"
"Gak usah cantik, tuan putri cukup duduk manis disini dan pegang tangan aku ya.."
Wajah putri kembali merona dan Chanyeol lagi lagi meraih tangan kekasihnya lalu mengaitkan jari jari mereka satu sama lain dan setelah nya Chanyeol pun menaruh kembali tangan putri di atas pahanya.
"Siap berangkat?"
"Siap!"
Dengan perlahan Chanyeol mulai melajukan mobilnya dan suara musik mengalun menemani malam mereka waktu itu.
.
.
.
--skiipp--
--01.46 A.M--
Sudah hampir jam 2 malam saat Chanyeol baru saja sampai di apartemen miliknya. Putri masih tertidur dan Chanyeol sebenarnya tak tega untuk membangunkan putri dari tidurnya sekarang, tapi.. sepertinya putri sudah menyadari bahwa mereka sudah sampai dan akhirnya membuka matanya sendiri sekarang.
"Kita udah sampai?"
"Iya.."
"Udah lama? Kok gak bangunin aku?"
"Baru 15 menit yang lalu.. aku gak tega bangunin kamu, mau aku gendong juga takut kalau kamu nya kebangun nanti.."
Putri meregangkan tubuhnya dan sedikit menguap kecil hingga matanya berair.
"Masih ngantuk banget ya"
Chanyeol menyeka air mata yang keluar dari pelupuk mata putri karena menguap tadi. Dan putri hanya mengangguk kecil untuk menjawab pertanyaan chanyeol.
"Aku gendong aja ya"
"Gak mau.."
"Kenapa?"
"Akuntasi habis makan tengah malam, berat badan aku pasti nambah.. nanti kamu keberatan lagi"
"Mau kamu beratnya nambah 100 kg juga gak masalah kok buat aku"
Putri tertawa kecil dan merentangkan tangannya.
"Ya udah gendong"
Ucapnya pada Chanyeol sekarang. Lalu chanyeol pun turun dari mobil dan memutari mobilnya untuk membukakan pintu mobil dari sisi putri dan berjongkok untuk menggendong putri masuk ke dalam apartemen miliknya sekarang.
"Chan.."
"Ya sayang.."
"Turunin aja"
"Gak berat kok"
"Bukan itu.."
"Terus apa?"
"Nanti kalau di lihat orang kan malu"
"Gak akan ada yang lihat, apartemen ini punya lift khusus untuk setiap pemilik nya. Semacam lift pribadi. Jadi gak mungkin kalau ada yang lihat kalau pun ada.. biarin aja, mereka udah tahu aku calon suami kamu kok"
Putri mengangguk angguk kecil di pundak Chanyeol
"Chan.."
"Ya sayang"
"Besok ada jadwal gak?"
"Enggak sih, aku free.. paling aku bakal ketemu manager hyung sama Suho Hyung buat bahas masalah perempuan itu"
"Sunbin?"
"Jangan sebut namanya ya sayang"
"Kenapa?"
"Darahku mendidih kalau aku dengar nama dia.. apalagi kalau kamu yang sebutin namanya, aku gak rela bibir kamu nyebutin nama dia"
"Chanyeol.. jangan kejam banget gitu donk.. kan kasihan kalau kamu marah marah sama dia"
"Kamu udah di perlakukan begitu, masih aja kasihan sama dia.. kamu tuh ya.. dia gak pantas dapat rasa kasihan kamu"
Ucap Chanyeol tegas dan sarkastik.
"Iya.."
"Jangan di bahas lagi ya sayang, cukup aku yang urus dia. Aku gak akan biarin dia buat sentuh kamu lagi apalagi kalau harus nyakitin kamu. Gak akan pernah aku ijinin..."
Ting!!
Pintu lift terbuka, dan seperti ucapan Chanyeol bahwa lift itu langsung masuk ke apartemen miliknya.
Mata putri membulat sempurna melihat bagaimana mewahnya apartemen milik Chanyeol saat itu. Begitu anggun, elegan dan luar biasa dimmata putri. Jika di bandingkan dengan apartemen miliknya, hanya bernilai 1 sementara apartemen Chanyeol bernilai 99 atau 100
"Welcome to our home babe.."
Ucap Chanyeol dengan senyuman lebar..
Benar..
Apartemen yang di siapkan Chanyeol untuk dirinya dan putri saat mereka menikah nanti.
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top