135
Hai
Lanjut lagi?
.
.
.
Putri menangis tertahan melihat kondisi Chanyeol saat ini. Seluruh barang di kamar nya hancur, tak hanya sekedar berantakan. Tapi, benar benar hancur tak berbentuk lagi...
Tangan Chanyeol sudah terluka dan ada jejak darah yang mengering di buku buku tangan nya. Juga beberapa lebam di bagian tubuhnya yang entah karena apa, apa sesulit ini untuk berpisah dari putri? Apakah sesakit itu yang dirasakan Chanyeol sekarang karena berpisah darinya?
Putri mendorong kursi rodanya sendiri mendekat ke arah chanyeol yang terbaring lemah, nafasnya terasa panas. Badannya juga panas dan dia seperti nya demam tinggi, bibirnya sedikit terbuka dan ada igauan yang terdengar lirih dari nya.
'putri..'
'putri...'
Putri membeku, lelaki ini memanggil nama nya bahkan di saat dia tak sadarkan diri seperti saat ini? Ya Tuhan.. apa yang putri sudah lakukan sekarang pada Chanyeol hingga jadi seperti ini.
"Chaannn..."
Putri mengulurkan tangannya meraih tangan Chanyeol dan menggenggam tangan kekasihnya itu dengan erat tapi lembut.
Tak ada reaksi, sampai putri menelusupkan wajahnya di tangan chanyeol, yang membuat Chanyeol merasakan air mata putri ada di tangannya. Putri menangis terisak dan memanggil nama Chanyeol.
"Maafin aku..."
"B-bee.."
Putri mengangkat wajahnya dan menatap Chanyeol yang melihat ke arahnya dengan pandangan sayu.
"Bee... Ini.. kamu?"
Putri mengangguk
"Iya sayang ini aku.. aku disini Chan.. aku disini..."
Chanyeol yang tadinya masih ragu dan tak percaya pada apa yang dia lihat, segera bangkit dan memegang pundak putri.
"Benar ini kamu?"
"Iya... Ini aku, putri.."
Grepp
"Bee.. sayang, jangan pergi.. aku minta maaf.. aku minta maaf, maafin aku.. aku salah sama kamu.. aku gak bisa jagain kamu, aku sakiti kamu.. aku minta maaf bee.. aku minta maaf.. maafin aku..."
Racau chanyeol tanpa henti sambil memeluk putri dan menangis.
"Udah sayang... Udah, aku yang minta maaf. Aku minta maaf karena udah pergi tinggalin kamu sayang, aku minta maaf ya.."
"Kamu masih cinta kan sama aku?"
"Masih Chan.. aku masih cinta kamu"
"Tapi kenapa kamu pergi bee.. kenapa kamu tinggalin aku.. aku takut bee, aku takut..."
Chanyeol kembali menangis terisak, dia tak bisa lagi menahan segala emosinya sekarang.
"Aku... Aku cuma mau jadi perempuan yang pantas di samping kamu"
"Kamu bohong! Kamu bohong bee"
"Aku gak bohong Chan, aku memang cuma mau jadi perempuan yang lebih pantas dan-"
"Aku.. aku yang gak pantas buat kamu kan bee?"
"Chan... Ini bukan kayak gitu"
"Iya.. aku tahu, aku tahu bee, aku emang belum bisa jadi laki laki yang sempurna buat kamu, aku gak bisa bahagiain kamu. Aku tahu kalau aku gak pantas buat kamu, makanya.. makanya kamu pergi dari aku.. makanya kamu pergi tinggalin aku, kayak yang aku takutkan bee.. iya kan?"
"Enggak Chan.. sumpah bukan begitu"
Bugghh
Chanyeol memukul kepalanya sendiri seperti orang frustasi di hadapan putri sambil terus menangis tanpa henti.
"Chanyeol jahat!!! Aku jahat!! Aku gak bisa jagain kamu!! Aku pengecut!!! Jahat!!!!"
"Chan udaahh.. udah..ini bukan salah kamu.. bukan sayang, bukan.. udaaahh..."
Chanyeol menjambak rambutnya dan putri berusaha menahan tangan Chanyeol agar tak menyakiti dirinya sendiri lagi sekarang. Hatinya hancur melihat Chanyeol yang menyalahkan dirinya sendiri saat ini.
Brukk
Chanyeol berlutut dan meremas tangan putri. Menenggelamkan wajahnya di tangan putri sambil memohon lirih pada putri.
"Ampuni aku bee.. jangan pergi.. jangan tinggalin aku, aku takut bee.. aku takuutt..."
Putri sendiri sudah menangis tanpa henti melihat Chanyeol
"Jangan pergi... Aku lebih baik mati sekarang kalau kamu pergi bee, gak ada gunanya lagi semua ini kalau kamu pergi bee.. aku mohon, jangan pergi bee.. jangan pergi.. aku minta maaf"
Putri mengangkat kepala Chanyeol dan menangkap wajah laki laki itu, menatap lekat kedua manik mata Chanyeol. Putri tak bisa menahan air matanya karena dia melihat Chanyeol hancur di hadapan nya sekarang. Wajahnya dan sorot mata yang penuh luka telat berada di hadapan nya.
Cupp
Putri mencium lembut bibir Chanyeol, hanya mengecup lembut penuh rasa cinta dan kasih sayang pada Chanyeol. Dengan air mata yang terus mengalir dari pelupuk mata keduanya.
"Aku.. yang minta maaf sayang, aku yang salah karena memutuskan untuk pergi dari kamu. Kamu yang mencintai aku dengan tulus dan begitu besar.. kamu yang.. bahkan hancur kayak gini, karena aku pergi dari sisi kamu.. aku minta maaf"
"..."
"Tolong.. jangan sakiti diri kamu lagi kayak gini, aku gak mau kamu kayak gini Chan.. aku cinta sama kamu.. cinta sama kamu, cuma kamu Chan.."
"Aku takut bee... Aku takut.. aku takut.."
"Ssttt.. udah ya sayang.. jangan takut lagi ya.. aku disini, aku udah disini sama kamu sayang.."
Putri memeluk Chanyeol dan menaruh kepala Chanyeol di dadanya. Dia mengusap lembut kepala Chanyeol terus menerus yang sedang terisak di pelukan nya.
"Jangan takut sayang.. aku gak akan pergi lagi.. aku janji.. sumpah demi Tuhan, aku gak akan pergi lagi dari kamu..."
Chanyeol mengangguk dan mengeratkan pelukan nya pada putri, dia benar benar takut jika putri bisa pergi lagi dari sisinya.
.
.
--skiipp--
"Pinjem tangan kamu sebentar sayang"
Putri meraih tangan Chanyeol yang duduk di tepi ranjang dan membersihkan luka yang ada di tangan nya, jejak darah yang mengering terlihat jelas disana.
"Maaf ya, kalau nanti agak sakit sama perih"
Chanyeol menggeleng kecil dan terus menatap lekat ke arah putri tanpa bersuara sedikitpun. Perlahan, putri.mulai membersihkan luka itu dengan berhati hati agar tak menyakiti chanyeol.
"Kamu ngapain sih sampai tangan kamu begini"
"Gak ngapa ngapain."
Putri memandang sekeliling kamar dan melihat bekas darah yang hampir sama di sebuah bagian dinding kamar Chanyeol.
"Dindingnya salah apa sampai kamu pukul begitu, hmm?"
Tanya putri dengan suara bergetar menahan tangisnya yang bisa kapan saja keluar lagi sekarang. Melihat kondisi Chanyeol, benar benar menyakitkan untuknya.
"Aku yang salah.. bukan dindingnya yang salah"
Putri menghentikan kegiatannya dan menunduk, dia mencium tangan Chanyeol dan menangis memegang erat tangan Chanyeol yang terluka.
"Apa aku menyakiti kamu lagi bee?"
Putri menggeleng..
"Aku.. aku yang menyakiti kamu.. aku yang buat kamu sakit Chan.. aku orangnya.."
Ucap putri tertahan karena sambil menangis.
"Aku mohon.. jangan sakiti diri kamu lagi, aku benar benar ngerasa bersalah karena keputusan aku yang bodoh udah tinggalin kamu kemarin"
"Bee.."
"Kamu sayang sama aku kan?"
Chanyeol mengangguk
"Kalau gitu, berhenti salahin diri kamu karena bukan kamu yang salah sayang.. ya.. aku mohon sama kamu"
Chanyeol merengkuh tubuh putri dalam pelukan nya, menciumi puncak kepala putri berkali kali
"Iya.. aku gak akan lakukan lagi.. asalkan kamu disini, aku gak akan lakuin itu lagi.. aku janji"
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
kurang feel ya, maafkan author
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top