12
Lanjut yaaa
.
.
.
Chanyeol berlari menuju ke mobilnya untuk mengambil baju ganti karena baju milik Putri yang basah karena terkena ombak
"Pakai ini aja ya"
"Kenapa oppa?"
"Baju kamu basah puu, nanti kamu sakit gimana?"
"Ehmm.. "
"Ganti dimobil aja, aku tunggu diluar"
Putri masih memandang chanyeol
"Aku gak akan ngintip kok"
"Ya oppa"
Putri menuruti chanyeol dan masuk ke mobilnya untuk mengganti baju yang dibawa chanyeol di dalam tasnya yang super besar
"Oppa gak ganti baju?"
"Gak usah, bajuku gak basah kok"
Putri melepaskan jaket yang dipakainya dan menyerahkan ke chanyeol
"Lepas aja baju oppa terus pake jaket ini. Kan lumayan tebal jaketnya"
"Kamu mau aku buka baju? Yakin?"
"Oppa gak akan macem2 kok"
"Kata siapa aku gak bakal macem2?"
"Gak kata siapa2... Aku percaya apa sama oppa, oppa orang baik jadi gak akan nyakitin aku"
Degg
Ucapan putri yang terdengar ringan dan tanpa beban itu justru membuat hati chanyeol menghangat
Dia tersenyum kecil dalam diam mendengar ucapan gadis yang ada dihadapannya
"Oppa..."
"Ya??"
"Bisa pulang sekarang gak? Aku takut mati kemalaman. Aku udah janji sama kakakku buat gak pulang terlalu malem"
"Oh... Oke oke... Ayo pulang"
Chanyeol pun mengantarkan putri sampai ke apartemen nya dan mengembalikan kunci mobil milik Putri
.
.
.
--skiipp--
"Mas, aku pulang..."
Lampu dinyalakan dan terlihat Dimas sedang kesal sambil meremas sesuatu ditangan nya
"Mas kenapa?"
"Dek... Mas boleh tanya kan?"
"Tanya apa mas?"
"Apa waktu kamu ke rumah Fariz. Orang tua nya bilang sesuatu ke kamu?"
"Enggak kok"
"Kamu udah buka brankas nya?"
"Belum mas, kenapa?"
"Jangan kamu buka dulu. "
"Emang ada apa mas? Mas tau isinya?"
"Mas gak tahu, tapi... Perasaan mas gak enak"
"Ada apa sih mas?"
Dimas tiba2 memeluk adiknya dengan erat dan menahan segala perasaan di hatinya
Dia meremas sebuah kertas dimana ada nama Fariz dan wanita lain disana
Kertas itu tak lain adalah undangan pernikahan Fariz dengan sahabat dekat putri sendiri
Dimas mendapatkan undangan itu dari temannya yang sudah lama mengenal mereka berdua. Yang kebetulan adalah sahabat Fariz juga
.
.
"Mas... Sebenernya ada apa? Jangan bikin aku penasaran gini"
Dimas masih diam dan tak bergeming, dianememgang tangan adiknya dan menangis
"Lupain Fariz ya dek, selamanya... Mas bahkan pengen hilangin ingatan kamu tentang dia"
"Jawab aku mas, dari kenapa?"
Dimas memberikan undangan itu dan seketika tubuh putri membeku
"Gak mungkin"
.
..
.
Lanjut?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top