115

Hai

Ayo lanjutkan

.

.

.

Tangan chanyeol menggenggam tangan putri yang dia yakini belum tertidur. Ibu jarinya mengusap terus punggung tangan putri dalam diam.

"Aku gak akan beri alasan apapun sekarang. Aku tahu kamu marah"

"Pergi"

"Bee"

"Pergi Chan pergi!!!"

Air mata putri kembali meleleh dan membasahi pipinya. Chanyeol memeluk putri dari belakang dan menelusupkan kepalanya di pundak putri.

"Pergi chanyeol, pergi! Pergi aja, aku gak mau kamu disini. Pergi"

Putri menggerakkan badannya berusaha keras untuk melepaskan pelukan chanyeol yang terasa lebih erat lagi. Lebih sulit untuk di lepaskan.

"Kalau kamu gak mau lepasin dan pergi dari sini sekarang, kita gak usah ketemu lagi"

Chanyeol tersentak dan langsung melepas pelukan nya. Dia menatap nanar pada Putri. Sebegitu terluka nya kah putri sekarang? Apa dia sangat menyakiti putri tadi?

"Aku nunggu kamu di luar, panggil aku aja kalau kamu butuh sesuatu"

"Aku punya bel dan perawat di sini. Pulang aja ke dorm"

"Demi Tuhan bee, aku minta maaf. Sumpah aku gak bermaksud buat nyakitin kamu sama sekali sayang. Sumpah.. aku tahu kalau aku salah karena udah bentak kamu tadi, aku udah kasar sama kamu. Tapi, itu karena aku khawatir sama kamu bee. Aku panik liat kaki kamu berdarah kayak tadi dan kamu sampai duduk di lantai. Pikiran aku kacau tadi bee"

"Itu bukan alasan buat membenarkan sikap kamu ke aku tadi Chan. Kamu sama sekali gak tahu perasaan aku, kenapa aku sampai harus berjuang mati matian sekarang kayak begini. Untuk siapa aku lakuin ini semua. Kamu sedikitpun gak tahu apa apa tentang ini Chan.. kamu gak tahu"

Chanyeol memejamkan matanya. Dia tahu baik dirinya atau pun putri masih penuh rasa marah saat ini. Emosi mereka masih tak stabil sekarang.

"Aku keluar dulu. Kamu gak akan pernah pindah dari kamar ini dan aku bakal tetap biayain kamu dan juga kamu GAK PERLU GANTI APAPUN BUAT AKU, kamu calon istri aku jadi ini adalah kewajiban aku buat kamu. Aku minta maaf"

Chanyeol berbalik dan mulai keluar kamar inap putri dan duduk di depan kamar itu

"Maaf tuan, kamar untuk pindahnya"

"Dia gak akan pindah, apa kamu gak dengar?"

"Baik tuan"

.

.

.

--skiipp--

Putri masih terdiam dan tak bisa memejamkan matanya sama sekali. Hatinya masih terasa panas, tapi disaat yang sama dia juga merasa sangat merindukan chanyeol. Hati dan pikiran juga tubuhnya sama sekali tak bisa menyatu. Di satu sisi hatinya sakit, tapi dia begitu merindukan chanyeol dan ingin melihat wajahnya.

Dia masih menutup wajahnya sampai subuh menjelang.

Pip

"Ya nona putri? Ada yang bisa saya bantu?"

"Aku mau keluar, bisa tolong bawakan kursi roda?"

"Baik nona.. akan saya ambilkan kursi roda untuk nona. Tunggu sebentar"

Putri yang dari tadi tak bisa tidur, dia sudah bersiap untuk keluar tanpa sempat mandi. Wajahnya terlihat sembab dan bengkak karena menangis semalaman.

Cklek

"Nona.."

.

.

Putri terlihat terkejut saat dia melihat sosok chanyeol yang tertidur di kursi tepat di depan kamarnya.

"Dia.. masih disini?"

"Iya.. beliau disini dari semalam"

Putri menarik jaket yang di pakainya dan menyelimutinya di tubuh chanyeol. Jaket itu tentu saja tak bisa menutupi seluruh tubuh chanyeol yang besar tapi dia menutupi bagian tangannya yang sangat dingin

"Tolong ambil kan selimut yang di dalam"

Perawat itu akhirnya masuk lagi dan membawakan selimut milik Putri. Dan dengan segera putri menyelimutkan lagi selimut itu. Setelahnya putri mulai berlalu dan pergi ke arah taman tanpa ditemani perawat.

.

.

.

--skiipp--

Dua lengan besar merengkuh tubuh putri dari belakang. Chanyeol...

"Disini dingin bee.. kamu kenapa disini"

Ucap Chanyeol lirih di telinga putri, membuat gadis itu memejamkan matanya. Kehangatan yang begitu dirindukannya oleh putri selama beberapa bulan belakangan ini. Putri bahkan tak mampu menolak atau melepaskan pelukan itu sekarang.

"Aku minta maaf ya bee"

Suara berat chanyeol pagi itu benar benar membuat putri sangat lemah, hembusan nafas hangat chanyeol yang mengenai ceruk leher putri.

"Kamu nyebelin.. aku benci sama kamu"

"Iya.. kamu boleh kok benci sama aku. Kamu juga boleh kok marah sama aku dan lakuin apapun buat lampiasin kemarahan kamu sama aku. Tapi, jangan lakuin yang kemarin kamu bilang, kamu.cukup pukul aku atau bentak aku juga boleh bilang kasar apapun sama aku. Aku minta maaf.. aku minta maaf"

"Aku bakal ganti semuanya"

"Enggak, plis.. aku mohon, jangan.. jangan kayak gini sayang. Aku minta maaf, tolong dengerin penjelasan aku dulu."

"Kamu bahkan gak mau denger penjelasan aku tadi, kenapa aku harus dengerin kamu?"

Chanyeol beralih dan berlutut di hadapan putri. Dia meremas tangan putri dan menyembunyikan wajahnya di pangkuan putri.

"Aku mohon, Jangan sayang.. jangan seperti ini sayang, aku mohon"

"Chanyeol bodoh! Nyebelin? Aku benci aku benci sama kamu!!!"

Ucap putri sambil menangis dan memukul pelan tubuh chanyeol sekarang yang hanya diam tanpa melakukan apapun.

.

.

.

.

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top