114

Halo

Aku pengen banget update banyak buat tiap story' aku...

.

.

.

Putri mulai meraih pinggiran ranjangnya dan mulai berusaha untuk menarik badannya ke atas. Dia ingin menekan bel dan memanggil perawat, tapi belnjya di taruh di atas dan sulit untuknya bisa menggapai bel itu.

"Harus bisa putri.."

Gumam putri menyemangati dirinya sendiri, dia menyeka air mata yang meleleh di pipinya dengan kasar lalu kembali menarik tubuhnya untuk ke atas. Dan..

Gagal...

BRUKK

"Aduh..."

Grepp

Dua tangan besar melingkar di tubuhnya. Satu tangan meraih kakinya dan satu lagi punggungnya. Dia di.bopong naik ke ranjang oleh chanyeol yang melihat dirinya kesulitan untuk kembali ke ranjangnya.

"Makasih, kamu boleh pergi. Maaf buat karena aku gak nurutin kamu."

Ucap putri dengan nada datar, dia merasakan hatinya di hujan ribuan pisau mengingat bagaimana chanyeol meninggikan suaranya saat bicara dengannya tadi. Dia bahkan tak mau mendengar penjelasan dari putri lebih dulu dan lebih memilih meluapkan segala emosinya pada Putri saat itu juga.

Chanyeol mau menyelimuti kaki Putri dan tangannya langsung di tepis oleh putri saat itu juga.

"Aku minta maaf, aku gak bermaksud buat bentak kamu tadi. Aku cuma-"

"Ya, aku maafin. Kamu pergi aja sekarang"

"Bee.."

Putri membaringkan badannya dan memunggungi chanyeol. Membuat chanyeol jadi tambah frustasi sekarang.

"Bee"

"..."

Pip

Bel itu di tekan oleh putri secara tiba-tiba. Membuat Chanyeol juga ikut terkejut. Perawat tak lama masuk ke ruangan itu

"Ya nona putri? Ada yang bisa di bantu?"

"Carikan aku kamar kelas 1 yang berisi 1 atau 2 orang agar aku bisa pindah dari kamar ini secepatnya"

"Anda mau pindah kamar?"

"Iy-"

Pip

Mata chanyeol membulat mendengar permintaan putri. Apa ini? Pindah kamar?

"Bee.. ngapain pindah kamar? Aku masih"

"Mulai besok mas Dimas yang akan biayain aku. Kamu stop buat biayain aku atau keluarin biaya apapun lagi buat aku. Dan untuk biaya yang selama ini kamu kasih buat pengobatan aku. Aku bakal ganti, aku masih punya uang walaupun mungkin harus aku cicil. Aku bakalan ganti uang kamu, juga soal ponsel baru nya. Anggap aja aku masih hutang sama kamu"

"Ya Tuhan bee! Kenapa kamu bilang gitu?"

"Kenapa? Kamu yang bilang tadi kalau kamu udah gak mau lagi peduli sama aku kan? Kamu yang bilang kalau aku bebas lakuin apapun yang aku mau. Aku lakuin sekarang"

"Bee.. yang tadi itu, aku gak serius. Aku gak maksud buat bilang gitu ke kamu bee"

"Terserah kamu, menurut aku kamu tak sadar benar saja yang barusan kamj ucapkan dan bukan ini untuk kita"

'tok tok tok'

"Maaf nona... "

"Ada apa?"

Jawab chanyeol posesif.

"Pesanan anda sudah ada, isinya satu kamar 2 orang dan Anda bisa pindah 2 jam lagi"

"Dia gak akan pindah dan agak akan boleh untuk pindah. Aku gak akan ijinin itu, dia ada di bawah tanggung jawab ku sekarang."

"Tolong keluar dulu sebentar ya"

Perawat yang tadi langsung keluar lagi dan putri menatap Chanyeol dengan tajam

"Tanggung jawab? Emang kamu siapa?"

"Bee.. jangan begini"

"Kamu bukan siapa siapa buat kok. Aku berhutang Budi dan uang untuk pengobatan aku. Akhirnya bakal ganti"

"Aku calon suami kamu"

Putri tersenyum getir mendengar ucapan itu dari chanyeol

.

.

"Gak usah sok peduli lagi sama aku Chan. Aku tahu kamu selama ini capek kan sama aku? Sama kondisi aku? Aku cuma bebanin kamu aja selama ini. Iya kan? Mulai sekarang, kamu gak akan terbebani lagi. "

"Ya Tuhan, kamu bicara apa sih?"

"Aku bicara kenyataan yang beberapa menit yang lalu keluar dari bibir kamu ke aku tadi"

"Aku bisa jelasin bee. Aku tadi tuh capek banget dan aku khawatir sama kamu jadi aku"

Putri hanya diam, dia kembali memunggungi chanyeol dan membiarkan chanyeol sendiri.

"Bee.."

.

.

.

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top