112
Halo
Lanjutkan
.
.
.
"Sayangku... Bobok ya sekarang, aku janji aku pasti cepat pulang"
"Janji?"
"Iya sayang, janji.. aku pasti cepat pulang kok. Tunggu aja ya sayang"
"Iya..."
"Ya udah, putri nya chanyeol sekarang bobok dulu ya.."
"Ini di matiin?"
"Kamu bobok dulu aja, nanti aku matiin kalau kamu udah tidur ya.."
Putri terus memegang ponselnya sambil menatap Chanyeol di layar ponsel. Dia berusaha mati matian untuk mempertahankan kesadarannya saat matanya berulang kali.terpejam dengan sendirinya. Chanyeol bersenandung kecil, hanya gumaman tanpa lirik yang jelas. Tapi, suara itu membuat putri seolah melayang dalam dunia mimpi nya.
Putri sudah tak bisa menahan rasa kantuknya. Ponselnya tertelungkup begitu saja merosot dari telapak tangannya. Chanyeol yang menyadari layar nya berubah gelap karena putri sudah tertidur pun akhirnya menutup teleponnya. Dia tersenyum sambil menatap layar ponselnya dan air matanya masih menetes.
"Aku juga kangen banget sama kamu bee"
Lirih chanyeol sendiri.
.
.
.
--skiipp--
"Pagi sayang..."
Mamah park sudah ada di hadapan putri yang baru saja bangun.
"Mamah.. ehm.. maaf mah, aku baru bangun. Soalnya tadi malam.. itu.."
"Gak apa sayang.. mata kamu kenapa bengkak gitu?"
"Gak papa mah"
"Baru nangis ya.. kenapa? Kangen sama Chanyeol?"
"Iya mah.."
"Aduh, menantu mamah segitu kangennya sama anak mamah sampai nangis gini."
Mamah park mencubit pipi putri dengan gemas.
"Hehehe.."
"Bener ya kata chanyeol
"Chanyeol? Dia bilang apa mah?"
"Pipi kamu itu lho, gemesin banget jadi suka mamah nyubit nya.. lucu. Tembem deh"
"Hehehe.. mamah.."
"Oh ya, bentar lagi chanyeol mau ulang tahun lho"
"Iya mah, aku pengen kasih hadiah buat chanyeol mah"
"Kamu mau kasih kado buat dia?"
"Iya.. mah, kado apa yang bisa buat dia seneng ya mah?"
"Sini deh, mamah bisikin"
Mamah parkendekat dan membisikkan sesuatu pada Putri dan membuat putri tersenyum sedikit.
"Aku.. bisa mah?"
"Pasti bisa, kamu harus semangat dong sayang. Oke?"
"Iya mah.. aku pasti berusaha keras buat kasih hadiah ini untuk chanyeol. Demi chanyeol mah"
"Sipp.. bagus, mamah bangga sama kamu sayang"
.
.
.
"Hiks.. hiks.."
Putri menangis di ujung koridor rumah sakit yang cukup sepi. Dia memegang kedua kakinya.
"Sakiiitt.. hikkss.."
Puk puk
Putri memukuli kakinya sambil terus menangis, dia merasa frustasi karena kondisi kakinya. Dia merasa begitu lelah dan tak bisa lagi untuk melanjutkan ini semua.
Kepalanya bersandar di dinding dan air matanya terus meleleh membasahi wajah mungilnya. Perlahan mata putri tertutup dan jatuh tertidur dalam kondisi duduk.
"Aku.. capek.."
.
.
.
--skiipp--
BRUKK
PRANGGG!!!
putri terjatuh lagi, bulir peluh nya memenuhi wajah dan membuat rambutnya lepek, di terengah engah dan terlihat begitu kelelahan. Tangannya berusaha membenarkan lagi posisi kakinya sebelum tangannya terulur lagi ke dinding untuk membantunya berdiri dan merambat. Dia berpegangan pada sebuah pegangan yang ada disana dan berusaha mengangkat tubuhnya.
Gagal lagi..
Putri gagal mengangkat tubuhnya lagi, dia kembali terjatuh dan tubuhnya terhempas lagi ke tanah.
Brukk
"Ahh..hiks.."
Putri masih terus berusaha berdiri dengan sedikit terisak. Tangannya gemetar karena kelelahan tapi dia terus menerus berusaha tanpa henti.
"Buat Chanyeol..."
Lirih putri pada dirinya sendiri.
"Hufffttthhh.. ayo buat chanyeol putri.. buat chanyeol"
Gumam putri lagi untuk menyemangati dirinya sendiri.
Brukkk!!
Tubuh putri kembali jatuh dan kakinya sobek karena terkena pecahan vas bunga yang tadi tak sengaja tersenggol. Darah keluar dari kaki Putri dan membuat putri berusaha meraih tisu di dekatnya untuk bisa menyeka darah yang keluar di kakinya sendiri.
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top