108
aku kira bakal update yang chanpuu
tapi ide buat story ini yang keluar duluan
.
.
.
chanyeol terlihat cukup emosi dan membentak putri. putri sedikit tersentak dan terkejut, tapi sedetik kemudian sebuah senyuman manis terulas di wajah mungilnya. tangannya mengusap lembut wajah chanyeol.
"aku bukan nya gak mau nurutin kamu. tapi, aku mau bahagia in kamu sayang"
"dengan cara nyakitin diri kamu sendiri kayak tadi?"
"kan dari awal juga dokter udah bilang kalau terapi nya bakal sakit chan"
"tapi, aku pikir gak akan se sakit itu. aku gak bisa kalau harus melihat kamu kesakitan kayak tadi, menderita kayak tadi. aku gak bisa bee"
"kalau gitu gak usah lihat. kamu gak usah nemenin aku kalau aku terapi, gampang kan?"
"astaga bee, solusi macam apa sih itu? mana bisa aku cuek dan biarin kamu sendirian di sana saat aku tahu kamu lagi kesakitan disana?"
"aku mau jadi perempuan yang sempurna lagi buat kamu"
chanyeol meremas tangan putri dan menatap lekat mata putri.
"aku udah bilang berkali kali sama kamu kan, kamu itu udah sangat sempurna. apapun keadaan kamu buat aku kamu itu udah sempurna bee. kamu gak percaya sama aku?"
"aku percaya sayang, aku sangat percaya sayang..."
"terus kenapa kamu harus begitu?"
"ini bukan hanya untuk diri kamu tapi juga untuk aku. aku pengen banget bisa jalan lagi kayak dulu. biar aku bisa lari lari sama kamu dan lompat ke pelukan kamu kayak dulu.."
"itu bukan alasan"
"tapi itu benar benar alasan aku sayang, kamu bilang kamu sayang sama aku.. berarti kamu mau kan penuhi keinginan aku?"
"aku bakal penuhi semua keinginan kamu tapi enggak untuk yang satu ini."
"oke, kalau gitu aku mau minta mas dimas buat urus administrasi dan pindah kamar aku. aku juga bakal minta mas dimas yang biayain semua biaya rumah sakit aku dan kamu.. harus stop buat biayain aku selama aku di rawat dan sembuh. gimana? adil kan?"
"aku gak lagi negosiasi sama kamu bee. lagian, apa apaan coba? kenapa aku harus stop biayain kamu? apa yang salah? aku kan biayain kamu atas keinginan aku sendiri, bukan atas paksaan siapapun. aku juga ikhlas dan rela buat tanggung jawab semua itu. aku gak terbebani sama sekali malah"
putri menarik nafas panjang
"aku juga ikhlas kok terapi kayak tadi. semua aku lakukan atas keinginan aku sendiri bukan dengan paksaan siapapun termasuk kamu. aku juga gak terbebani sama sekali dengan semua itu. aku memang capek banget dan kadang aku merasa ini berat. tapi, ini perjuangan yang harus aku lakuin buat dapet apa yang aku mau. supaya aku bisa jalan lagi"
"kamu selalu begitu"
"emang nya kamu gak suka kalau aku bisa jalan lagi suatu saat nanti?"
"ya suka lah bee"
"nah.. maka dari itu, aku butuh dukungan kamu sekarang. aku tahu kamu gak tega atau kasihan sama aku karena kamu liat aku kesakitan kayak tadi. tapi, coba pikir... kalau semua itu bakal bantu aku buat bisa jalan lagi. aku bisa meluk kamu kayak dulu lagi. kamu mau kan?"
"itu pasti nyakitin kamu banget bee"
"selama kamu ada sama aku dan kasih aku semangat aku yakin bisa lalui semuanya. mau kan di samping aku dan dukung aku?"
chanyeol menunduk, menenggelamkan wajahnya ke tangan putri dan mendesah kasar. dia benar benar bingung, di satu sisi ucapan putri benar, tapi hatinya yang sakit berkata lain lagi.
putr mendekatkan wajahnya dan mengecup kepala chanyeol yang tertunduk, dia menusap rambut chanyeol, membuat chanyeol mendongak melihat ke arah dirinya sekarang.
"mau kan sayang?"
tanya putri lagi dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
"kamu.. beneran yakin bisa? mampu?"
"iya..."
"serius?"
"iya..."
"beneran?"
"iya sayang..."
"gak bohong kan?"
"kapan aku bohongin kamu?"
chanyeol diam lagi dan nampak berpikir keras.
"oke... tapi, aku bakal tetep temenin kamu selama terapi kalau aku lagi gak ada jadwal"
"siap sayang"
cupp
chanyeol menarik tengkuk putri dan mencium lembut kekasihnya itu. melumat bibir kecil yang begitu di rindukan olehnya. dia tersenyum di sela sela ciumannya.
"aku mencintai kamu"
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top