1
Lanjut yaaa
.
.
.
"Dek.. kamu udah pulang?"
"Hmm"
Dinas baru saja pulang dan melihat adiknya justru diam sambil menonton televisi
"Fariz mana? Udah balik?"
"Hmm"
"Kamu kenapa?"
Putri melepas cincin yang ada di jarinya dan menyerahkan nya ke Dimas
"Balikin besok ke Fariz ya... "
Grepp
Dimas menahan tangan putri yang mau masuk ke kamarnya
"Kamu kenapa dek? Udah mau nikah juga jangan gini donk"
"Mas bilang sana sama Fariz jangan bilang gitu ke aku!"
Putri menghempaskan tangannya dan berlari masuk ke kamar nya. Meninggalkan Dimas yang masih bingung dengan kondisi adiknya
.
.
.
.
Dimas menghubungi fariz dan meminta waktu untuk bertemu, adiknya sekarang adalah tanggung jawab penuh dirinya setelah kepergian orang tua mereka yang mengalami kecelakaan beberapa tahun yang lalu
Mereka berjanji bertemu di sebuah kafe dekat kantor dimas tepat pada jam makan siang
"Nih, titipan dari putri"
Wajah Fariz memucat
"Bisa kau jelasin kenapa adik aku bisa kaya gini?"
"Maafin aku mas... Aku-..aku ada tugas ke Palestina Minggu depan"
"Apa?!! Terus pernikahan kalian gimana?"
"Aku rasa harus ditunda dulu"
"Sampai kapan?"
"Sampai aku balik dari sana mas"
Dimas mengusap wajahnya frustasi, dia memikirkan bagaimana adiknya menerima ini. Pernikahan ini adalah impiannya, dan ditunda?
"Berapa lama kan disana?"
"Paling cepet 1 tahun"
"Kamu mau adik aku nunggu selama itu?"
"Aku gak mau ambil resiko dengan mempercepat pernikahan kami mas"
"Kamu pikirin perasaan adik aku gak?"
"Aku tahu mas... Tapi ini tugas aku sebagai tentara mas"
Dimas mengerti, dia tak bisa menyalahkan Fariz begitu saja karena memang ini resiko pekerjaan yang dimiliki oleh fariz
"Bicara baik baik ke dia. Yakinkan dia, bisa kan?"
Fariz terdiam
"Aku usahakan"
.
.
.
.
.
--Skiipp--
"Puu... Ini aku sayang, buka pintunya aku perlu bicara sama kamu"
"Bicara apa lagi?"
"Tolong buka dulu pintunya sebentar. Kasih aku kesempatan buat jelasin semuanya"
Putri membuka pintunya dan melihat Fariz dihadapannya. Dengan segera Fariz memegang tangan putri dan menariknya ke ke dalam mobil
"Ikut aku ya"
Fariz membawa putri ke rumahnya dan membawanya ke kamarnya
.
.
.
"Mau ngapain?"
Fariz memberikan sebuah brankas kecil ke tangan putri.
"Sandinya.. ulang tahun kamu"
"Ini apa?"
"Aku... Gak bisa nikahin kamu sekarang. Aku harus pastikan aku baik baik aja dan kembali sama kamu..."
"Aku ga tahu apa yang harus aku lakukan dan yang akan terjadi nantinya disana sayang"
"Seandainya terjadi sesuatu ke aku, buka ini dan kamu bakal nemuin semua yang kamu butuhin buat urus semuanya"
"FARIZ!!! KENAPA BILANG GITU?"
"Aku bicara kenyataan sayang, kita harus realistis. Tolong pahami situasi nya"
"Kamu harus balik, kita mau nikah"
"Aku tahu... Aku tahu... Tapi aku udah siapin semuanya"
Putri kembali menangis, dadanya sesak. Entah Fariz mendapat firasat apa dan bagaimana hingga melakukan ini padanya
"Jahaaattt"
"Aku usahakan untuk kembali. Itu pasti"
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top