2 of 3

Bukannya keliling sekolah, aku malah diajak ke perpustakaan, sama murid baru, yang ternyata suka baca buku juga.

"Lo suka baca buku dari kapan?" ucapku.

"Dari pas gue dilahirin. Gue sudah punya cita-cita baca buku."

"Nggak lucu."

"Siapa yang bilang lucu?"

"Yang bener!"

"Dari SD."

"Oh..."

"Sudah masuk tuh. Ayo masuk kelas!" ucapnya.

"Oke."

***

"Selamat siang anak-anak." ucap ibu Lia ramah.

"Siang buu..." ucap kami serentak.

"Buka buku kalian! Kita lanjutkan materi kemarin."

Dua jam berlalu pelajaranpun selesai.

"Pelajaran kita akhiri disini. Kita lanjutkan besok terimakasih." Setelah mengucapak itu ibupun pergi.

Tak lama bel pulang berbunyi.

Semua teman-temanku keluar dari kelas begitu juga aku.

***

"Sin kenapa lo tadi diajak ke kanti sama Raka?" ucap Elliy.

"Nggak tau."

"Ih lo nyebelin, dari tadi ditanya jawabnya nggak tau mulu."

"Emang nggak tau."

"Kalo lo disuruh milih? lo milih pangeran lo yang nggak ada wujudnya itu, apa si Raka?"

"Gue milih pangeran gue."

"Kenapa?"

"Haruskah gue jawab?"

"Kumat nih, ganti topik lain aja. kapan lo ketemu pangeran hayalan lo itu?"

"Dia bukan hayalan, dia nyata. Gue ketemu dia waktu gue umur tujuh tahun."

"Tujuh tahun? kok lo percaya omongannya?"

"Gue nggak tau, tapi gue percaya aja."

"Tap.."

"Sudahlah nggak usah bahas itu lagi! Gue mau pulang," ucapku memotong omongan Elliy.

"Ok," ucapnya. Aku berjalan menjauh dari Elliy.

***

"Tumben pulang cepet Sin?" ucap ibuku saat aku membuka pintu.

"Pulang lambat dimarahin, pulang cepet di tanyain. Mama maunya apa?"

"Eh kok kamu malah gitu jawabnya? Hem.. mama tau pasti ada yang bahas soal pangeranmukan?"

"Iya ma," ucapku pelan. Lalu memeluk mamaku.

"Jangan gitu! Masa ada yang bahas soal pangeranmu itu, kamu malah jadi emosi," ucap mamaku sambil mengelus punggungku.

"Maaf ma. Tapi aku nggak bisa ngedaliin emosiku ma."

"Yaudah sekarang kamu ganti baju terus makan!"

"Ya ma," ucapku lalu melepas pelukan dari mamaku. Lalu berjalan ke kamarku yang ada di lantai dua.

***

Setelah mandi dan mengganti baju. Aku lalu turun dan pergi ke ruang makan. Di ruang makan sudah ada mama sedang duduk.

"Ayo duduk!"

Aku duduk di depan mama.

"Sekarang kamu makan lalu tidur!"

"Nggak ma, habis makan aku mau ke pantai."

"Oh.."

***

Setelah makan aku langsung berdiri dari dudukku.

"Cepat pulang!" ucap mamaku.

Aku hanya mengangguk-anggukan kepalaku. Lalu berjalan keluar rumah.

***

Pantai saat sore hari sangatlah sepi. Tidak saat siang, bila siang sangatlah ramai dipenuhi orang. Aku menunggu hampir setengah jam.

Hem.. kok dia nggak datang sih? Sudah trbenam nih matahari. Sudahlah besok lagi aku ke sini untuk menunggunya. Semoga dia datang besok. Aku berdiri lalu berjalan pulang.

"Dia datang?" ucap mamaku saat aku membuka pintu. "Hem.. dilihat dari mukamu sepertinya dia nggak datang."

"Iya.." ucapku lalu berjalan ke kamarku.

***

Setelah mandi aku lalu duduk di kasur sambil memainkan hp. Saat kubuka banyak sekali notif chat dari Elliy.

Kayanya dia nyepam deh. Aku membuka chat dari Elliy.

Elliy cute

Sinta..

Sintaa..

Sintaaa..

Sintaaaa..

Dan hampir semua chat dari dia menyebut namaku. Aku tertawa sendiri membayangkan mukanya, pasti dia kesal sekali chatnya nggak kubalas. Aku lau melihat chat nya yang paling bawah.

Sin kalo lo sudah baca chat gue. Kalo lo nanya kenapa?

Gue nggak nanya kok. ucapku dalam hati lalu aku meneruskan membaca chatnya.

Kenapa? Dan kenapa? Gue nulis itu, itu adalah gambaran kalo hati gue lagi menjerit Sin. Lo harus tau! Hati gue sakit dikacangin Sin😢. Udah ah males gue.

Lah ngambek nih orang. Aku langsung membalas chatnya.

Elliy yang cantik nggak ada duanya. Maaf gue, gue tadi ada urusan. Dan gue nggak bawa hp makanya gue nggak balas chat lo.

Kirim...

Read

Waw langsung di read, penunggu hp nih anak.

Lo punya urusan juga? gue kira orang kaya lo hidupnya bebas.

Punya lah, dan urusan gue lebih banyak dari urusan lo.

Emang apa urusan lo?

Kepo.

Sudahlah males gue berdepat sama lo, Vc yuk.

Males, gue mau ngerjakan pr fisika.

Hah gue lupa. Dan lagian pr itu susah benget. Nyontek ya besok.

Kita kan beda kelas.

Tapi gue emang ada pr fisika, pinjam ya.

Kalo gue nggak mau minjemin gimana?

Harus mau lah, kalo nggak gue ngambek nih.

Hahaha bercanda kok.

Harus lah, lo kan takut gue ngambek sama lo.

Nggak kok. Lo aja yang kepedean.

Sudahin aja berdebatan gaje ini! gue mau chatan sama pacar gue, up sorry. Kok gue malah ngomong kaya gitu ke jomblo? Yaudah bay.

"Elliy Elliy nyebelin banget deh," gumamku.

Aku merebahkan badanku ke kasur lalu tidur.

***

"Sin Sin bangun!"

"Kenapa ma?" ucapku saat melihat mamaku ada dihadapanku.

"Kenapa malah nanya, ini sudah siang bangun! entar kamu terlambat loh masuk sekolah." ucap mamaku lalu berjalan keluar kamarku.

"Oh ya. Makasih sudah dibangunkan," aku beranjak dari tempat tidurku. Lalu berjalan ke kamar mandi.

***

"Sin nggak sarapan dulu?"

"Nggak ma buru-buru," ucapku lalu keluar dari rumah.

***

"Sintaaaa..."

Aku menghentikan langkahku. Lalu berbalik dan melihat Elliy yang sedang berlari menghampiriku.

"Sin pinjam pr fisika lo dong."

"Ini," ucapku, sambil memberikan bukuku ke Elliy.

"Makasih Sin," ucapnya sambil tersenyum lebar.

"Buku apa itu?" ucap Raka yang tiba-tiba datang.

"Buku fisika. Hari ini ada pr fisika, lo sudah belom? Kalo belom ayo ngerjakan bareng gue," ucap Elliy.

"Ooo.. fisika gue sudah kok."

"Hah.. lo sudah? Keren, Liy lo kalah sama anak baru."

"Ih biarin aja," ucapnya sambil berjalan pergi. Meninggalkanku berdua dengan Raka.

"Ayo ke kelas! kenapa malah bengong?" ucap Raka.

"Oh ya," ucapku, lalu berjalan bersama Raka ke kelas.

***

Saat aku dan Raka berjalan menuju kursi. Semua mata memandangi kami dan seakan berkata 'Sinta kenapa lo deket-dekat sama Raka'. Mungkin itu yang mereka ucapkan.

Aku lalu meletakan tasku di meja. Lalu aku duduk, diikuti oleh Raka.

"Sin ini buku lo," ucap Elliy sambil memberikan buku fisika ku.

"Ya. Buruan balik ke kelas lo! keburu guru datang."

"Lo ngusir gue?"

"Nggak ngusir, tapi nyuruh lo balik ke kelas."

"Hari ini guru rapat, jadi hari ini jam pertama jamkos," ucap Elliy.

"Lo tau dari mana?"

"Dari pacar gue, kan dia anak guru. Gue jadi tau dong."

"Ooo..." ucapku.

"Ke perpus yuk," ucap Raka.

"Kok lo malah ngajak ke perpus sih? Ke kantin kek," ucap Elliy.

"Gue maunya ke perpus. Lo kalo mau ke kantin, ke kantin aja sendiri," ucapnya lalu menari tanganku.

"Sin lo mau ikut dia."

"Iya lo ke pacar lo aja!" ucapku.

"Yaudah," ucap Elliy.

***

"Loh katanya mau ke perpustakaan kok malah ke sini?" ucapku saat melihat jalan yang dia lewati salah.

"Siapa yang mau menghabiskan jamkos di perpus. Males banget, gue mau tidur di belakang sekolah. Lo harus temanin gue!"

"Nggak," ucapku sambil melepas tangannya.

Dia berbalik menghadap ke arahku.

"Sudah sampe juga, lo duduk di kursi itu cepet!"

Aku lalu duduk di kursi. "Sudah, terus apa?" Dia malah tidur di pangkuanku.

"Woy kenapa lo tidur di pangkuan gue?!"

"Lah gue kan sudah bilang gue mau tidur. Sudah lo diam aja!" ucapnya lalu menutup mata.

Kalo dilihat-lihat, dia tambah genteng kalo dilihat dari dekat.

"Kenapa lo ngeliatin gue kaya gitu?"

"Katanya lo mau tidur."

"Suka-suka gue lah. Mau tidur kek, apa nggak," ucapnya lalu berdiri dari tidurnya.

"Ke kelas aja yuk. Nggak jadi tidur gue."

"Kenapa?"

"Oh.. lo berharap gue tidur. Supaya lo bisa mandangin muka gue yang ganteng ini terus ya? Nggak perlu sekarang juga bisa kok nih." ucapnya sambil menunjuk mukanya.

"Eh nggak-nggak. Ayo ke kelas!" ucapku berjalan mendahuluinya. Karena aku nggak mau, dia lihat mukaku bersemu merah.

~~~~~

"Dari mana lo?" ucap Elliy yang berdiri di depan pintu kelasku.

"Dar.."

"Gue tadi ke perpustakaan tapi lo nggak ada. Katanya lo mau ke sana?" ucap Elliy memotong ucapanku.

"Eh gue nggak ke perpus kok. Tapi ke belakang sekolah."

"Ngapain lo ke belakang sekolah sama Raka? Dia nembak lo?"

"Nggak kok." ucapku buru-buru.

"Terus ngapain?"

"Kepo banget sih lo," ucap Raka lalu menariku masuk ke dalam kelas.

"Heh Raka!" ucap Elliy.

"Apa?!" ucap Raka sambil membalikan badannya.

"Nggak jadi deh," ucap Elliy lalu dia keluar dari kelasku.

"Teman lo agak-agak ya?" ucap Raka lalu duduk di kursinya.

"Agak-agak apa?"

"Lupakan!"

"Hem..."

"Sin mingir! gue mau ngomong sama Raka," ucap Dita.

Aku berdiri dari kursiku. Lalu pindah ke kursi sebelah. Kulihat sepertinya Raka akrap banget sama Dita.. kok hatiku sakit ya. Apa jangan-jangan aku cemburu. Ah nggak mungkin, aku kan suka sama pengeran buka Raka.

Hampir setengah jam mereka ngobrol. Tak lama bel pulang berbunyi, Dita pergi dari tempatku, lalu aku membereskan buku-bukuku yang ada di meja, setelah itu berjalan keluar kelas.

"Sin," panggil seseorang. Aku membalikan badan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top