Bab 7 - Terbuka Hatinya

Aku ingin mencintaimu seperti sujud dalam salat yang begitu indah; berbisik ke bumi, didengar oleh langit. Artinya semakin aku mencintaimu, semakin Allah mencintaiku juga.

~Senja di Istanbul~
Karya Mellyana Dhian

Tag dan follow instagram @mellyana.i @senjadiistanbul agar tidak ketinggalan informasi.

***

"Minta doanya, Umah Abah," pinta Hamish di layar ponsel sambil menelungkupkan tangan.

"Orang tua mana yang tidak mendoakan anaknya, Mis Mis," jawab Abah lalu meneruskan membaca Al-Qur'an di samping Umah.

Hamish menarik napas panjang kemudian mengeluarkannya cepat. "Dengan izin Allah, Hamish mau mendekati cewek."

Tubuh Umah mundur beberapa senti, sedangkan Abah berhenti membaca Al-Qur'an. "Akan kami doakan." Keduanya menjawab bersamaan.

Ini kali keempat lelaki itu meminta doa bersangkutan prihal cinta. Lama waktu lajang Hamish bukan tanpa usaha. Pertama kali ia lulus kepolisian, ia dekat dengan Hanifa seorang mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Kedekatan mereka kurang lebih satu bulan, Hamish juga disambut baik oleh keluarga. Yang membuat hubungan mereka tidak sampai di pelaminan adalah ketidaksiapan Hanifa. Gadis itu meminta Hamish menunggunya selesai S2, padahal waktu itu Hanifa masih semester empat. Bersama bertahun-tahun dapat, memperlama waktu pernikahan dengan dalih sudah tunangan berpotensi zina lebih besar. Oleh karena itu, Hamish dan keluarga memilih melepas. Hingga sekarang tidak ia jumpai akun media sosialnya pun berjumpa secara langsung.

Perempuan kedua bernama Hanik. Ia adalah adik kelas Hamish semasa SMA. Namun keduanya dekat setelah reuni. Kenyataan pahitnya, lelaki idaman seperti Hamish tidak luput dari penghianatan. Hanik diam-diam pergi bersama mantannya. Tanpa sengaja Hamish menemukan hal mencurigakan pada swafoto yang wanita itu posting di Facebook. Dia berselingkuh, parahnya tidur di hotel bersama sang mantan yang segera melaksanakan pernikahan. Allah menunjukan jalan, ia bukan wanita baik. Hubungannya seketika kandas.

Ketiga, namanya Hanida. Entah kenapa semua gadis itu berinisial H. Hanida mengalami kecelakaan mobil seminggu sebelum akad nikah berlangsung. Luka itu juga yang membuat Hamish cukup sulit membuka hati untuk perempuan lain. Usai kematian sang calon istri, enam tahun lalu, Hamish tidak pernah dekat dengan kaum hawa. Hingga Allah pertemukan Hawwa dengannya.

Sebelum umrah Hamish pernah bermimpi menikmati senja di Istanbul bersama seorang gadis bercadar. Sayang ia tidak melihat rupanya. Tangan keduanya bergandengan hingga menghasilkan degup jantung begitu cepat. Hamish menduga itu petunjuk dari Allah untuk memulai niat melaksanakan ibadah terlama yang menyempurnakan separuh agama, yakni menikah.

"Namanya siapa?" Tanya ibu tidak berhenti menghadiahi anaknya senyuman.

Melihat reaksi bahagia kedua orang tuanya, Hamish merasa bersyukur. Sekian lama, akhirnya ia bisa memulai perasaan serta harapan bersama seorang perempuan Shalehah. Dahulu dirinya tidak tahu apa tujuan bercadar, tapi kini ia tahu. Tak lain dan tak bukan untuk menjaga pandangan lelaki. Juga bermaksud menghadiahi wajah cantiknya kepada sang suami. Sungguh mulia. Dan ini pertama kali Hamish berniat mengkhitbah perempuan bercadar.

"Namanya Hawwa Az-Zahra. Mahasiswa Sastra Indonesia semester enam. Seorang penulis novel Islam. Dia perempuan yang Hamish ceritakan sewaktu telepon sama Umah di Istanbul."

"Owalah. Itu toh. Cantik namanya. Semoga kepribadiannya juga," doa Umah.

"Nanti Abah bantu istikharah ya, Mis."

"Terima kasih, Abah."

Ada suatu perkara yang membuat Hamish merasa takut. Sebab tidak ada perempuan bercadar dari latar belakang keluarganya. Dia takut orang tuanya tidak mengizinkan begitu tahu atau kalau tidak nantinya Hawwa merasa kurang nyaman mendapat prilaku keluarga yang masih mengganggap cadar adalah sesuatu yang tabu.

"Abah, Umah, gadis idalaman Hamish ini bercadar," ucap Hamish penuh kehati-hatian.

Ketakutan Hamish tidak terjadi. "Kami tidak mempermasalahkan itu, justru Abah sama Umah bersyukur kalau kamu dapat perempuan yang pandai menjaga kehormatan."

Abah menambahi kalimat Umah. "Nanti kamu kasih tahu calon istrimu siap tidak berhadapan dengan keluarga dan lingkungan kita yang hampir tidak ada yang bercadar. Bisa saja dia dianggap sesat."

"Baik, Abah. Nanti akan Hamist utarakan."

"Apakah Abah tidak harus ikut berkujung?"

"Kalau Hamish diterima baru kita lamaran resmi seperti adat istiadat Jawa ya, Bah. Hamish juga takut kalau ditolak, soalnya ini perempuan kalau sama Hamish sensi banget."

Kata-kata Hamish dibalas gelak tawa oleh keduanya.

Tidak lama Hamish izin bersih diri. Ia harus berangkat pagi mengikuti apel di kantor dan prosesi pemakaman Balqis si gadis malang.

Menghabiskan waktu tiga puluh menit bagi Hamish mandi, berganti pakian, dan salat witir. Tidak lupa dia membaca surah Al-Mulk. Selesai membaca, Hamish memutuskan membuka notifikasi Instagram. Sebuah user yang namanya tidak asing menyukai salah satu foto. Begitu Hamish cek, foto pertamalah yang penguna itu sukai. User itu milik Hawa, tidak sengaja menyentuh simbol cinta di bawah foto. Lelaki itu tersenyum membayangkan betapa kesalnya Hawwa karena merasa bodoh ketahuan stalking. Ini menjadi langkah optimis Hamish bahwa gadis itu punya ketertarikan sedikit kepadanya.

Hamish membuka direct massage. Lagi-lagi ia menemukan pertanyaan paling sering diajukan. Supaya mempermudah orang lain dan dirinya, Hamish menjawab, men-screenshot layar, memposting di snapgram, lalu memasukannya ke sorotan berjudul QnA. Sejak lelaki itu menangani kasus pembunuhan artis Indonesia, banyak followers berdatangan. Sekarang angka pengikutnya mencapai 10K. Jumlah yang banyak bagi seorang polisi seperti Hamish.

Tidak jarang ada akun online shop peninggi badan, otot kekar, pelangsung, maupun suplemen vitaman yang mengajak kerja sama. Namun Hamish menolak, tidak ingin berbohong. Mengaku memiliki tubuh kekar karena obat padahal ia mendapatkan itu dari latihan dan olah raga rutin. Parahnya ada yang menawarkan obat kuat. Semula Hamish kita sejenis vitamin juga supaya bertenaga mengangkat benda berat, ternyata bukan. Langsung saja akun tersebut ia block.

Selain itu ada juga beberapa wanita kecentilan yang begitu mudahnya memuji lelaki bukan mahram. Mereka bilang Hamish ayah idalam, suami idaman, kakak idaman, anak idaman, dan lain sebagainya. Yang buat Hamish tidak mengerti lagi pesan masuk meminta dikhitbah. Padahal ia tidak tahu bagaimana kepribadian Hamish di dunia nyata. Tidak selamanya posting-an di media sosial dapat mencerminkan karakter pemiliknya.

Hamish melihat lagi insta story.

Assalamualaikum. Maaf lancang, saya ingin bertanya. Kak Hamish apa gak takut mati jadi polisi? Pasti musuh selalu mengintai.

Justru saya bersyukur diberikan pekerjaan yang selalu mengingatkan akan kematian. Hidup dan mati sudah Allah tentukan jauh sebelum kita ada di dunia, untuk apa kita takut? Karena belum siap?

Ya gak siaplah kalau dari sekarang saja tidak mau mempersiapkan. Contoh kecilnya saat saya mengobrol dengan teman.

"Mis kita ketemu Minggu depan ya!"

Saya jawab 'iya kalau masih hidup?'

'eh jangan gitu! Serem banget sih mis'

Dari sikap teman saya itu ... Jelas klo dia menghindari pembicaraan tentang kematian, atau kasarnya tidak mau diingatkan dgn kematian karn takut mati.

Takut mati tapi gak nyapin bekal mati? Gimana tuh? Padahal hal yang paling dekat dengan manusia adalah kematian.

Kalau kalian baca ini jangan bilang serem ya. Kalau bilang serem terus kalian gak mau lagi baca snap saya tentang kematian sikap kalian gak jauh beda dengan teman saya yang membenci diingatkan ttg takdir yang sudah pasti menimpa setiap org yg dilakukan di bumi Allah ini.

Kak Hamish setahu aku masuk kepolisian kan gak mudah ya? Terus apa cita-cita kakak kalau misah gak keterima jadi polisi?

Saya bilang sama Abah mau jadi penggali atau penjaga kuburan. Biar selalu ingat sama kematian. Selalu bersiap mati sehingga takut bermaksiat.

Kalau saya jadi polisi, saya tahu kapan saja musuh bisa menembak kepala saya. Itu menimbulkan sikap sadar mati.

Setelah merasa matanya perih, Hamish menyetel muratal lalu mengejamkan mata.

***

Terima kasih sudah membaca Senja di Istanbul

Keep vote and boom comment.

Yang ingin masuk grup WA pembaca silakan cek syarat di bab 5

Absen dulu yuk. Pembaca SDI kalangan apa saja?

1. Pelajar

2. Mahasiswa

3. Pegawai

4. Ibu rumah tangga

5. Santri

6. Penulis

7. Dll

Selamat rahmaainur sebagai The Best Comment Bab 6


- Kewajiban manusia adalah beribadah -

Mel~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top