44. Sebuah Rindu Berbalut Sendu
Beberapa kali aku menanamkan ini dalam pikirku,
Bahwa tentang kamu tidak lagi pantas aku sematkan kata rindu.
Namun kata rindu itu terus saja mengganggu,
Meski aku bilang hatiku tengah benar-benar sendu.
Kotak penampung rinduku telah penuh terisi,
Dan dengan terpaksa, ia harus kuletakkan berdampingan dengan sendu hati.
Kini, aku tidak bisa membedakan lagi, mana rindu dan mana sendu.
Kini, aku jadi tahu, sang pembuat jatuh hati adalah orang yang sama dengan sang pengukir patah hati.
-Tia Purnama Setiani-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top