33. Secangkir Kopi dan Segenggam Rindu
Merindukanmu memang begitu melelahkan,
Aku harus terjaga setiap malam karena runtutan bayangmu yang tak pernah usai.
Merenung sekian lama dan berharap semua akan berakhir,
Meski hasilnya akan tetap sama saja, rinduku tetap juga datang.
Secangkir kopi turut menyertai senja berhujanku,
Atau saat pagi ketika terang fajar mengisi langit hitam dengan angin dan embun.
Ku hirup dalam aromanya yang tercampur bersama rindu yang tak pernah usai,
Setidaknya aku punya satu hal yang bisa aku nikmati saat rindu itu datang lagi.
Menyesapnya perlahan menyatukannya dengan segenggam rindu yang membeku,
Ku nikmati hangatnya menyentuh kerongkonganku kemudian melonggarkan ikatan rindu yang membelitku.
Aku menikmatinya, meski menurutku kopi lebih nikmat saat di campur gula, bukan rindu!
-Tia Purnama Setiani-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top