30. Desember Berhujan
Setengah Desember sudah berlalu, dan hujan mengguyur hampir setiap harinya,
Menghapus jejak-jejakmu yang selalu ku ikuti.
Bahkan dari pagi hingga senja langit selalu sama mendungnya,
Membenamkan mentari bersama bayang-bayangmu.
Aku pikir hujan itu bukan hanya menghapus jejak tetapi juga rasa,
Tetapi nyatanya tidak begitu, hujan turun malah menyesatkanku.
Hujan turun terus-menerus, mengikis jejak hingga tak tersisa,
Namun bagiku hilang jejak tidak menjadi sesederhana itu.
Ternyata kamu masih dalam ingatan saja meski hilang jejaknya,
Aku malah semakin tersesat dibuatnya.
Telah jauh aku melangkah mengikuti jejakmu, bahkan mungkin terlampau jauh,
Hingga Desember ini hujan tak henti-hentinya turun setiap hari.
Aku tersesat karena kehilangan jejakmu,
Juga tak bisa kembali karena jarakku sudah terlampau jauh.
Hujan mengikis jejak, hujan menutup jarak, namun tidak dengan rasa,
Semakin deras, semakin aku tersesat didalamnya.
Aku kehilangan arah, aku kehilangan tujuan, bersama rasa yang menyakitkan,
Dingin dan pilu rupanya sudah setuju menerjangku,
Bersama menikam aku begitu dalam hingga tak tau lagi kemana harus melangkah.
Aku di dera rindu dan dingin yang berpadu menjadi satu,
Aku yang terlampau jauh berjalan namun kehilangan tujuan.
Desember,
Kaukah itu yang datang bersama hujan?
Terimakasih telah membuatku tersesat sejauh ini.
-Tia Purnama Setiani-
Desember, 2017
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top