26.

Tak ada yang baik-baik saja setelah aku mengatakan cinta padamu
Tak ada yang biasa lagi ketika tatap mata mulai mendebarkan dada
Sejak saat itu aku mencoba berlari mengejar angan
Tentang memiliki dan menghadirkan dirimu selalu dalam hidupku.

Aku menggenggam erat keyakinan tentang perasaanku kepadamu
Tak pernah terlintas hal lain dikepalaku selain menjadikanmu milikku
Menjadi satu-satunya yang memiliki jiwaku seutuhnya
Seluruh hidup, mimpi dan segala pengharapan di masa depan.

Langit biru membentukkan awan serupa wajahmu
Tak ada lagi alasan untukku tak menatap keatas
Dengan terpaan hangat mentari serupa sapamu tempo hari
Aku menyukai segala sesuatu yang akhirnya tertuju padamu.

Tak ada yang baik-baik saja setelah hatimu rupanya tak menerimaku
Tak mengijinkanku singgah bahkan hanya sekedar datang
Perlahan kau pergi meninggalkanku dalam lautan harapan
Yang tiba-tiba semua damaiku tergulung ombak dengan cepatnya.

Tak ada lagi awan seputih kapas yang membentuk wajahmu
Semua berubah menjadi awan hitam pekat yang mencekam
Dengan kemungkinan badai besar akan terjadi menerpa diriku.

Tak ada lagi sinar mentari yang menghangatkan perasaanku
Ia tiba-tiba berubah menjadi bara panas yang membakar sekujur tubuhku.

Akhirnya aku terjatuh juga oleh segala kenyataan yang menghampiri tubuhku
Namun sayang, wajahku tak bisa menunduk dan masih saja menengadah keatas
Ini menyakitkan, memaksa mataku tertimpa air hujan yang teramat deras
Menciptakan perih yang amat menyayat.

Kini aku terbuang karena dalamnya perasaanku sendiri
Entah dimana aku saat ini,
Mataku sudah terlalu buta dibuatnya
Hatiku sudah terlalu beku untuk merasakan yang lain
Jiwaku sudah terlalu kosong karena terpaan kenyataan
Tak ada yang bisa aku lakukan selain terdiam dalam kelam
Aku terkubur bersama ribuan angan yang belum sempat ku wujudkan
Namun sudah dengan tega dihempas oleh kenyataan
Bahwa kau tak pernah sedikitpun menginginkanku.

-Tia Purnama Setiani-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top