22.
Sekali lagi aku benci mengatakan ini,
Ketika dirimu selalu menjadi yang pertama dan satu-satunya.
Sering aku mencoba mencari jejak lain untuk ku ikuti,
Atau hati lain yang bisa aku tempati,
Namun sekali lagi, semuanya menjadi sia-sia.
Jangankan perasaan bisa ku lupakan,
Bahkan setiap kata dari pesan-pesanmu pun masih ku hafal jelas dalam otakku.
Ketika dini hari aku masih terjaga,
Dan beralibi karena tugas-tugasku,
Sejujurnya aku selalu rindu canda ringanmu,
Hingga kau memaksaku terlelap dengan banyak alasan.
Aku mengerti bahwa aku tak pernah ada dalam hatimu,
Tapi apa semua itu berguna saat aku sudah benar-benar terjerat?
Meski kenyataan memaksaku menghapuskannya,
Atau kau yang tiba-tiba menjauh,
Pun tak bisa membuatku melupakanmu.
Apa ini menyenangkan?
Sungguh tidak!
Ini skenario terumit yang pernah aku jalani.
Ketika tubuhku mengajakku pergi,
Namun hati keras saja tak mampu berpaling.
Aku harap hatiku segera menyadari,
Bahwa kita selalu ada pada pertentangan,
Dan jalan tak pernah menujukanku padamu.
-Tia Purnama Setiani-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top