14. Saat Jatuh Cinta
Terkadang kita lupa, bahwa setiap pertemuan akan berujung pada perpisahan.
Ketika semua kenyataan telah benar-benar dilupakan.
Kita terlupa bahwa hujan tak selalu berakhir pelangi,
Terkadang badai mungkin lebih keras dari yang kita kira.
Kita terlupa untuk terjaga ketika sedang bermimpi.
Kita hanya melihat bahwa senja itu indah, tak pernah berpikir bahwa ia tak abadi.
Kita lupa jika akan ada gelap malam setelah senja.
Kita mengabaikan perpisahan setelah pertemuan,
Tangis setelah tawa,
Luka setelah bahagia.
Kita lupa saat menggenggam terlalu erat akan menghacurkan pada akhirnya.
Kita mengabaikan kenyataan bahwa semuanya akan hilang,
Yang digenggam pun akan terlepas, apalagi yang hanya sekedar tatap.
Saat jatuh cinta,
Kita terlalu mengabaikan resiko yang kelak akan terjadi.
Saat jatuh cinta,
Semua hanya akan indah tanpa memikirkan kenyataan bahwa semuanya hanya ilusi.
Saat jatuh cinta,
Hanya menatapnya saja sudah membuat bahagia,
Tanpa sadar bahwa dia takkan pernah dimiliki.
Saat jatuh cinta,
Bukan kepemilikan raga, melainkan hati.
Mengklaimnya menjadi hak mencintai seutuhnya hati.
Saat jatuh cinta,
Tatap hanya tertuju padanya,
Mengabaikan kenyataan bahwa tatapannya tertuju pada orang lain.
Saat jatuh cinta,
Kita lupa bahwa ada sesuatu diluar kuasa manusia.
Tuhan menggetarkan hati kita padanya, sementara ia tidak.
Saat jatuh cinta,
Kita terlalu percaya diri bahwa yang kita angankan akan tercapai kelak.
Saat jatuh cinta,
Kita mengabaikan,
Bahwa hai akan selalu berakhir bye!
-Tia Purnama Setiani-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top