1 - 1 (Wake Up)

Angin sepoi – sepoi meraba wajah, kubuka mata dan duduk. Warna hijau rerumputan langsung menyapa, angin sejuk, harum bunga, dan suara kicau burung. Aku terbangun di sebuah taman, tepatnya di bawah sebuah pohon yang rindang, rasanya aku bangun dari sebuah tidur yang sangat panjang.

Gajah dengan kaki yang kurus dan tinggi seperi jerapah, melewatiku. Aku reflek menjauh darinya, dengan jantung yang berdebar. Belum sampai disana, aku melihat sebuah tas yang tampak menyeret dirinya sendiri di jalan taman, lalu pyramid yang terlihat berwarna warni dengan potongan kain perca di tubuhnya berjalan dengan empat pasang kaki.

Tempat apa ini?

Aku tidak yakin bisa menyebut mereka sebagai 'orang' karena seingatku sesuatu yang disebut 'orang' tidak memiliki penampilan yang sangat abstrak dan nyeleneh seperti ini.

"Ayo tarik napas, tariiiik.... Buaang..."

Aku mensugesti diriku sendiri bahwa aku sedang tidak berhalusinasi akibat terlalu banyak tertidur, bahkan langit telah berwarna jingga.

Setelah degup jantung kembali normal, aku memperhatikan sekitar lebih seksama.

Ada yang aneh disini, yang berjalan dan berkeliaran di taman ini memiliki bentuk yang 'aneh', ada yang terlihat seperti percampuran antara domba dengan ayam, ada yang berbentuk abstrak dengan tubuh setipis kertas, ada yang hanya punya satu mata, atau lima mata.

Namun mereka semua tampak tak membahayakanku, jadi dengan percaya diri aku berjalan di antara mereka.

Ya, tidak ada hal yang aneh selain bentuk mereka yang sangat tidak normal, tidak seperiku yang memiliki bentuk dan rupa seperti manusia normal.

Tunggu, apakah ini bumi? Apakah aku berada di alam lain? apakah aku berada di dimensi alien?!

Tiba – tiba aku merasa sakit kepala, tempat ini sama sekali tak kukenal, namun juga terasa akrab. Aku mencoba mengingat ingat tempat ini, namun tidak kutemukan jawaban dari pertanyaanku.

"Ck! Aku tidak mungkin masuk ke dalam sebuah game kan?! Seperti di film – film kan?" gumamku rada frustasi

Kalau dipikir – pikir aku merasa sangat aneh, kenapa aku bisa berada di taman? Ngapain aku disini? Apa yang adinya aku lakukan sebelum berada disini?

Tunggu...

Siapa aku?

Seuara lonceng yang memekakkan telinga langsung menghantam kepala.

Siapa aku?

Sebuah ketidaktahuan yang akhirnya kuketahui.

Ketakutan menghampiri aku langsung memegang mie yang lewat di sebelahku.

"Hei! Hei! Kau kenal aku kan?!" tanyaku sambil menggoyangkan – goyangkan tubuhnya yang rapuh itu.

"Minggir! Kau menghalangi saja!"

Dia langsung menepisku dengan tangan gurita yang entah darimana tiba – tiba muncul, aku langsung jatuh ke tanah.

Dan bokongku sakit.

Sial... kemana aku harus pergi?

Tapi... tapi tidak mungkin kan jika ada yang tidak mengenalku? Pasti ada seseorang yang mengenalku!

Aku bangkit berdiri, menghentikan beberapa orang yang menurutku mengenalku, namun mereka terus mendorongku dan berkata bahwa mereka tidak mengenalku.

"Masa nggak ada yang kenal aku sih?!" teriakku

Namun sepertinya meski aku sudah berteriak di tengah jalan tidak ada yang melihat ke arahku.

"Mereka tuli ya..." gumamku sambil berjalan menjelajahi kota,

Ya, tidak ada yang aneh dari tempat ini selain orang – orangnya, tempat ini memiliki beberapa gedung pencakar langit, terdapat kereta juga bus. Ada banyak orang yang juka keluar masuk pertokoan.

Tunggu, artinya pasti ada polisi kan?

Aku bergegas berlari, bermodalkan insting dan petunjuk jalan, aku akhirnya sampai di kantor kepolisian. Aku langsung masuk ke dalam gedung itu tanpa ba bi bu lagi.

"Hei! Disini bisa melaporkan orang hilang kan?!" ucapku pada seekor landak yang memiliki setengah rupa lalat, dengan baju berwarna merah terang, yang berada di meja pengaduan.

Namun ia hanya menatapku tanpa mengatakan apapun.

"Oi! Jawab aku!"

Aku menggebrak meja dengan kesal, namun landak itu masih saja diam tak mengatakan apapun. Perutku terasa sangat mulas sekarang, sepertinya kantor polisi yang ada disini hanyalah pajangan saja.

Dengan langkah gontai aku keluar dari gedung dan duduk di tangga depan kantor, merenungi apa yang terjadi pada diriku yang malang ini.

"Sepertinya aku terjebak di wonderland..." kelakarku

Ini menyedihkan kurasa, aku lalu melihat beberapa orang yang lalu lalang, tidak ada satupun diantara mereka yang saling bicara, tidak ada.

Sepertinya aku terjebak di sebuah dimana orang – orangnya terlalu apatis pada sesama.

"Haish..."

Aku melihat ke arah jam tangan, terlihat sudah pukul 7 lewat 10 menit.

Tunggu, pukul 7?!

Aku langsung melihat langit, tidak ada tanda – tanda menggelap, matahari masih berada di ufuk barat dengan posisi seakan sebentar lagi akan terbenam.

Keringat dingin langsung menyapu punggung.

Langitnya... tidak berubah?!

Ya Tuhan! Kenyataan apa lagi ini?!

Aku menggosok rambutku dengan frustasi, apa yang sebenarnya terjadi di dunia ini?!

"Astaga! Kurasa aku akan gila! Tunggu... mungkin aku hanya berhalusinasi... ya, ya pasti begitu aku hanya berhalusinasi..."

Sekali lagi aku menenangkan diriku dengan kebohongan semu, meyakinkan diri bahwa semua yang terjadi hari ini adalah halusinasi.

Ya, semua ini hanya halusinasi. Jadi aku tinggal tidur saja dan nanti ketika aku bangun, aku akan menemukan semua kembali normal dan tiada yang berbeda.

Aku langsung rebahan di lantai, tidak peduli dengan orang – orang yang melihatku nanti, aku hanya butuh tidur, ya tidur.

***

Namun sepertinya bukan itu yang benar – benar aku butuhkan.

Begitu terbangun lagi, aku masih berada di tempat yang sama, dengan orang – orang yang sama, serta dengan langit senja yang sama.

Namun jam di tanganku sudah menunjukkan pukul 2.

Sepertinya aku terjebak di tempat yang selalu terlihat senja ini, dengan orang- orang yang aneh. Aku berdiri, tiduran dan berkeliaran di depan kantor polisi dalam waktu yanglama sepertinya tidak bagus dan tidak efektif juga.

Aku memutuskan untuk mencari tempat yang bisa kutinggali sekalian berkeliling 'kota' ini. Sambil berjalan aku mulai memikirkan kemungkinan apa yang terjadi pada diriku.

Mungkin saja aku memang warga sini,namun karena satu hal aku malah hilang ingatan.

Tapi itu tidak menutup kemungkinan kalau aku adalah orang 'luar'.

Atau mungkin saja ini kons-

PLAK!

"Sakit tau!" teriakku spontan, lagi pusing – pusingnya menyusun alur konspirasi hidup, sebuah bola malah menghantamku.

Sebuah bintang kecil yang memiliki telinga kelinci tampak memandangiku takut, matanya yang bulat itu bergetar, dia menggigit bibirnya kuat – kuat seperti menahan tangis dan takut bersamaan. Aku yang diberi wajah dan tatapan seperti itu hanya bisa melongo bagai seorang penculik yang tiba – tiba saja menjadi khilaf akan perbuatan bejatnya setelah melihat tagisan suci seorang anak kecil.

Belum sempat aku meminta maaf, dia langsung mengambil bolanya dan berlari sambil menangis menjauhiku.

"He- hei! Tunggu!" teriakku

Rasa bersalah langsung menghinggapi, yaampun belum ada 24 jam disini namun sepertinya aku sudah membuat seoranganak kecil bersedih, aku jadi merasa seperti orang yang sangat jahat.

Gerakannya juga sangat lincah, bintang kecil yang nampaknya seperti bocah itu telah menghilang di antara kerumunan orang – orang.

Walau cukup aneh melihat sebuah bintang yang biasanya berada di langit, tiba – tiba ada di bumi dan memiliki telinga kelinci, namun karena ada yang lebih aneh darinya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top