(22). BAB gak pake (i)

Buang ari besar (BAB) adalah nikmat yang bisa dirasakan, setelah kita melaksanakan panggilan alam. Hal itu sangatlah manusiawi, karena dari mulai orang cantik, ganteng, menawan, presiden, raja, semuanya pasti suka melakukan hal itu. Kalau enggak, kebayang gimana 'kan rasanya?

Orang-orang itu berbeda, ada yang rutin BAB tiap hari, ada yang ga rutin, dan sejenisnya.

Teruntuk kalian, mahluk yang sering rutin BAB tiap hari, jangan pernah lewatkan itu, karena nanti kejadiannya seperti temanku kala itu.

****

Temanku yang berada di kelas IPA, mendadak memanggilku yang sedang berjalan berdua dengan teman sekelasku.

"Mikurin, sini dulu!" teriak temanku dari kejauhan.

Aku pun berbalik, menghampiri temanku yang melambai-lambaikan tangan.

"Ada apa, De?"

"Itu, si Friday nangis," jelasnya.

"Kenapa?"

"Kagak tau, pokoknya ayo ke kelas IPA 1."

Aku pun mengikuti Deza dan Sankua untuk segera menemui Friday. Saat aku sudah berdiri di sana, wajahnya nampak pucat pasi. Air mata juga deras tak berhenti mengalir.

Tubuhnya gemetaran, kami semua mengerubuninya dan bertanya.

"Friday kenapa?" tanyaku begitu datang.

"Sa-sa-ki-t pe-pe-rut, hiks ... hiks ... hiks," katanya terbata-bata sembari terus menangis.

"Ke WC atuh!" perintahku.

Dengan cepat ia menggelengkan kepala, "enggak mau!" teriaknya.

Dia pun memutuskan untuk mengambil ponsel dari dalam tasnya.

"Hallo ma? Dede sakit, mau pulang!"

Suara panik dari orang tuanya nampak di telpon. Namun, aku tidak tahu apa yang mereka katakan.

***

Selang beberapa menit atau jam berlalu, kedua orang tua Friday sampai dan langsung panik memegang Friday. Sementara Friday sambil terus menangis.

Setelah ia pulang, kami semua tertawa terbahak-bahak bersama. Bukannya sakit perut ke WC, dia rela menahan BAB dan dijemput oleh orang tuanya.

Setelah kami interogasi, ternyata penyebabnya adalah kurangnya posisi wenak ketika ia BAB di pagi hari.

***

Senin, 20 Mei
Mikurinrin_

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top