(1). Why?

Banyak sekali, orang mengatakan kalau anak IPS itu barbar, bandel dan seterusnya. Aku tidak bisa menyangkal hal itu, karena anak IPS sendirilah yang membuatnya jadi seperti itu.

Jikalau, misalnya ada sebuah kasus tentang kenakalan remaja, penyalah gunaan narkotika-- ehem... bukan itu. Jikalau ada kasus yang memalukan nama baik sekolah, anak IPSlah yang pertama kali selalu dicibir.

Seperti kejadian waktu itu, guru Sosiologi sedang bercerita didepan kelasku.
Saat itu, kakak kelas dan murid baru sudah berani loncat pagar untuk kabur.

Gerbang yang tidak ditanami duri, dan lumayan pendek itu terletak didekat kantin. Murid hanya menyogok ibu dan bapa kantin menggunakan satu bungkus rokok saja, mereka sudah tutup mulut.

Nasib ternyata tidak berpihak pada segerombolan anak nakal ini, kalian tahu? Kamera CCTV ternyata sudah tertancap disana. Dasar dungu(:

Karena kejadian itu, sekolah menjadi heboh. Masalahnya anak barulah yang berani loncat pagar. Menurut informasi yang aku dengar, mereka adalah anak kelas IPS 1. Kalian tahu? Disana juga ada anak IPA. Tapi kenapa orang-orang selalu menjelek-jelekan anak IPS terlebih dahulu, dan anak IPA? Selalu saja mereka bela.

"Kalian tahu kan, saat ada anak baru loncat pagar?" Kata pak Wira.

Kami hanya mengangguk dengan serempak.

"Saat itu, ruang guru sangat heboh. Saat bapak masuk, ibu Sastra bertanya pada bapak."

Kami hanya mendengarkan cerita dengan khidmat. Sedangkan pak Wira melakukan drama didepan kelas.

"Pak Wira, anak kelas mana sih yang kemarin loncat pagar?" Tanya guru Sastra.

"Anak 10 Ips 1," jawab Pak Wira singkat.

"Pantesan anak IPS. Dari dulu emang seperti itu, muridteh bararengal hese pisan dibejaannateh. Komo alumni SMP **** mah, euh rieut ibumah ngajarnage."

(Murid sungguh pada nakal, susah sekali dikasih tahu. Apalagi alumni SMP **** euh pusing sekali ibu mengajarnya).

Karena bapak Sosiologiku itu pembela IPS sejati, dia tidak mau kalah adu debat dengan guru Sastra.

"Anak IPA juga sama aja."

"Wah, kenapa ya bisa gitu? Pasti salah masuk jurusan atau enggak kebawa arus sama anak IPS."

Kenapa gitu, kenapa? Seburuk itukah anak IPS dimata ibu(: ingin sekali aku menghujatnya. Saat mengatakan anak IPS, dia seolah-olah berkata "sudah biasa" saat anak IPA yang disebutkan dia seolah menyalahkan anak IPS lagi. Untung saja dia guru(:

Sabtu,26 januari 2019 oleh Mikurinrin_

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top