PART 6 , SAKIT ?


Kamu adalah kesakitan yang begitu nyata

Kamu adalah kenyataan yang tidak bisa kuhadirkan dalam ruang dialegtika

* * * * *

"Mengapa?"
Menit berganti jam seluruh peserta upacara membubarkan dirinya masing - masing kecuali Sena, kepalanya masih menunduk membiarkan suara derap kaki orang - orang melewatinya, ya tak seorang pun kini disana hanya dia,  gadis berkulit sawo matang tengah berdiri sejak 5 menit yang lalu, bila ada seseorang melihat mungkin akan menimbulkan pertanyaan dibenak mereka,

"Sedang apa dia?"

Sena kalut, ia menghela nafas sebelum seorang gadis menepuk pundaknya keras

"Ayu!"

Dirinya tersentak, lalu membalikkam badan dengan kilat

"Apa?!" tanyanya

"Kamu kenapa masih disini? Ini tasmu!"

"Huh, masih saja kamu memanggil saya Ayu." gerutunya kesal

"Kan kata orang ini panggilan sayang, hahaha." cengengesnya

Perempuan itu adalah Helena Mahrisa, dia teman ah bukan ia adalah Sahabat Sena, mereka dekat semenjak kelas 2 SMA lalu, seperti yang orang tahu Sena bukanlah tipikal gadis yang pandai bergaul, bahkan tentang mereka yang sedekat ini sekarang Helena lah yang mendekati Sena, mereka berdua berjalan beriringan menuju kelas,

"Sen kamu tadi lagi mikirin apa si?" tanyanya

"Apa s..."

"Tunggu! biar aku tebak pasti Rama ya?" potongnya

"Bukan kok."

"Mukamu itu gabisa boong kali Sen, huh masih saja kamu mikirin si cowo tengil kaya gitu, mending tuh sama Raja kek pinter apa sama Prio keren tuh motornya ntar bisa dibonceng kemana - mana, ya ga?" godanya

Sena memutar bola matanya, ia sama sekali tak menggubris tawaran dari Helena, mau bagaimana pun yang ia suka hanya Rama seperti mustahil akan menggantikan posisinya dihati Sena, sampailah mereka berdua didepan pintu sebuah kelas yang diatasnya tertulis XII IPA B

"Nah, sudah sampai silahkan masuk tuan putri Sena Ayudia."

"Hahaha." Sena tertawa

"Baiklah wahai pelayan."

"Dasar!" ia kesal

Sena berlari menghindari amukan Helena, tiba - tiba tubuhnya menghantam punggung seseorang

"Brak!!"

Mereka berdua terjatuh bersamaan, rasanya tidak asing baginya sosok ini, aroma parfum yang telah lekat dengan ingatannya, mata Sena mencoba menatap memastikan sosok itu benar - benar.

"Rama!" gumamnya

Ia bangkit membenarkan pakaiannya yang kusut, seisi kelas memperhatikan kejadian itu, lagi - lagi ia menundukkan kepala menahan malu dan rasa sesak yang sudah memuncak

"Maafkan saya."

"Ti,, tidak apa - apa."jawab Rama

Tanpa Sena sadar sosok Helena masih mematung didepan pintu menyaksikan Scene yang sangat mendebarkan itu, ia menatapnya sebentar lalu memalingkan wajah.

Rama adalah salah satu anggota Osis disekolahnya, ia kerap ke kelas Sena walau hanya sekedar menemui Ghina untuk membahas masalah yang berkaitan dengan organisasi mereka atau ya berkencan mungkin, Ghina sendiri adalah Wakil Ketua Osis yang semestinya akan memiliki hubungan organisasi dengan Rama, namun kedekatan mereka terkadang menimbulkan persepsi berbeda bagi orang lain.

Mata Rama menatap tajam Sena yang sedang berjalan menuju mejanya.

Selang beberapa menit datanglah Bu Anita guru Matematika di kelas Sena

"Selamat Pagi!" sapa Bu Anita

"Selamat Pagi juga bu!" sahut para murid - murid

"Hm, Sena? apa kamu baik - baik saja?" tanyanya

Sena tak menggubris pertanyaan dari gurunya dirinya masih saja melamun, ntah apa yang sedang berputar - putar dikepalanya.

"Sena !" bentak Bu Anita

Sena baru saja sadar, pandangan seluruh murid di kelas tertuju padanya termasuk Ghina

"Kenapa kamu melamun?"

"Tidak apa - apa hanya kurang tidur bu An."

"Yasudah."

Menit telah berganti jam suara bel menandakan tiba saatnya jam istirahat, di kelas Rama Helena tampak sedang membereskan beberapa bukunya, Helena adalah teman satu kelas Rama tepatnya pada kelas XII IPA A, ia menghampiri Rama yang tengah mengerjakan beberapa dokumen, kelas kala itu sepi sunyi anak - anak baru saja berhamburkan keluar untuk menjajakan uangnya atau mengobrol didepan kelas.

"Ma!" Bentak Helena sembari memukul meja

"Hah apa?!" Rama menghela Nafas

Tubuh Helena terduduk pada sebuah kursi didepan Rama.

"Aku mau ngomong sama kamu."

"Ngomong apa?"

"Apa kamu ngga sadar? Sena itu masih mencintaimu."

"Ini pasti ada hubungannya sama kejadian tadi pagi hahaha." Rama tertawa licik

"Aku serius!"

"Hm oke, lalu aku harus apa?" Ia menyerah

"Dasar! Laki - laki ga gentle! Setidaknya meminta maaflah kepadanya atau jangan menampakkan sedikitpun wajahmu dihadapannya bersama wanita ga tahu diri itu!" emosi Helena memuncak

"Maafkan aku, oke Hel jika kau menyuruhku meminta maaf kepada Sena, akan aku lakukan tapi untuk tidak melihatnya sebentar saja sungguh aku belum mampu."

"Dasar orang ga punya pendirian! Kamu mau menduakan Sena sama Ghina? Lalu Sena mau kamu jadikan apa ha? Simpanan?"

"Tidak - tidak sama sekali, jujur aku masih mencintainya dan tentang Ghina, aku dengannya tidak memiliki hubungan apa - apa."

"Lalu kenapa kamu meninggalkan Sena?"

"Kamu tidak perlu tahu, dan masalah tadi jangan beritahu dia, aku mohon." pintanya

"Baik." Helena tersenyum lega

Ia meninggalkan Rama yang tengah merenung di bangkunya, dirinya berlari menuju kelas Sena bermaksud hendak mengajaknya ke kantin.

Sedangkan Sahabat yang ia cari kini tengah asik memainkan ponsel digenggamanya

"Sena!"

"Ya, ada apa?"

"Ayo ke kantin! Cie kamu chattingan sama siapa?"

"Ngga kok ini temen, kemarin baru ketemu."

"Namanya siapa? Kenalin dong."

"Dia Abhi."

"Laki? Hahahaha apa gara - gara kejadian tadi pagi kamu bisa move on Sen?" Ia terkekeh

Percakapan mereka diakhiri dengan candaan Helena, senang rasanya melihat sahabat dekatnya kini tak lagi seperti biasa, tampak matahari mulai terbit pada dirinya

* * * * *

Holaaa readerss jadi kalian team mana nih? Sena Abhi apaa setelah baca Part ini jadi dukung Rama buat CLBK an gitu sama Sena :v

Hahaha

Tunggu part selanjutnya yaa

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top