[9]
"Cukup selama ini aku menahan sakit, setalah semua berakhir perlahan sakit akan ilang berganti dengan ketenangan."
~Crystilia Senandra~
_______________🌹🌹🌹______________
ketika motor berhenti Sena langsung turun tampa mengucapkan terimakasih terlebih dahulu. Dia langsung berlari menerobos Maure dan Bik Inah yang sedang berada diteras.
Setibanya di dalam kamar Sena langsung mencari obatnya di dalam laci nakasnya. Dengan napas yang memburu dia menelan lima butir obat sekaligus.
Dia menatap kedepan dengan pandangan kosong, perlahan rasa sakit dan paniknya berkurang hingga dapat membuatnya sedikit tenang.
"Sakit," gumannya meremas dadanya yang kembali sakit. Sena kembali meraih obat dan menelas tiga butir lagi tampa memekirkan efek sampingnya nanti.
"Sekali lemah tetap akan jadi lemah!"
Dia merebahkan badannya ke kasur kemudian menatap lagit-langit kamar dengan tersenyum kecut.
Sena tak pernah mengeluh akan yang dia rasakan, dari sakit sialan itu yang kapan saja bisa merengut nyawanya dan ditambah lagi Self-injury yang membuatnya saking paniknya bahkan bisa membunuh dirinya.
Dia cuman berharap semuanya akan berakhir dan tenang untuk selamanya. Sena mulai memejamkan matanya berharap dia masih bisa melihat dunia untuk hari besok.
"Sena belum pengen pergi sebelum semua terbalas," gumannya sebelum kesadarannya benar-benar hilang.
***
Hamparan padag rumput dan bunga membuat senyum Sena mengembang, sekarang dia tidak tau dimana tempat ini, tapi dapat membuatnya betah seakan tak ingin meninggalkan tempat ini.
"Sena," panggil sesorang membuat siempu menoleh ke samping.
"Ella!"
Terlihat gadis yang seumuran dengannya tengah menatapnya dengan senyum mengembang.
"Sena pulang ya," bujuknya membuat Sena menggeleng.
"Sena ikut Ella," gumannya meraih tanggan Ella tapi tidak bisa digenggam semua seakanseperti hologram tapat ditembus begitu saja.
"Sena pulang, kasian Mama."
Stella mulai menjauh. "Sena harus janji sama Ella, jangan pernah lakuin itu."
Setalah mengucapkan itu Stella menghilang beriringan dengan cahaya yang sangat terang.
"SENA."
Keringat berbanjiri dengan napas yang memburu, Sena masih diam sambil menatap langit-langit kamar dengan pandangan kosong.
"Mimpi," gumannya.
Tok! Tok! Tok!
Sena menoleh kearah pintu kemudian beranjak dari tempat tidurnya.
Seketika pintu kamar terbuka Sena dibuat terkejut karena keberadaan Aulfa.
Sena menatap Aulfa tajam karena masuk begitu saja tampa izin dari siempu.
Aulfa menoleh kearah Sena yang tengah menatapnya tajam. Dia diam sejenak lalu melangkah menuju nakas Sena.
"Ck." decakannya melihat curter dan beberapa obat di dalam nakas tersebut.
"Ngak sekalian aja mati," celutuknya membut Sena menatap dirinya tajam.
"Mau lo apa?!"
Aulfa menoleh ke arah Sena. "Ngak banyak, cuman ...." dia beranjak membuka pintu balkon, "Berhenti neror dia! Dia nggak salah!"
Sena mendengar itu tersenyum miring. "Cih. Karena lo suka sama dia?"
Aulfa menatap sang surya yang mulai tenggelam diufuk barat itu. "Gue suka atau nggak nya sama dia bukan hal yang penting, tapi Ella selalu minta bantuan ke gue supaya lo kembali seperti dulu lagi. Jadi Sena yang dulu!"
"Dia selalu datang kemimpi gue sambil nangis, apa lo nggak mikir dengan kelakuan lo itu bikin dia sedih disana!"
"Sebaiknya jangan pernah lakuin itu lagi, gue benar-benar nggak kenal diri lo yang sekarang!"
Sena diam cukup lama. "Gue nggak bisa," jawabnya membuat Aulfa mengela napas gusar.
"Sama aja gue ingkar janji." Lanjutnya menatap Aulfa yang juga menatap dirinya.
Sena menghela napas. "Walaupun hati gue menolak tapi gue nggak bisa, nggak akan bisa sebelum semua terbalas."
"Gue juga pengen ketenangan setelah semua berakhir," lirihnya.
"Sekuat apa pun lo larang, maka semakin gencar gue untuk melakukannya. Jangan pernah suruh gue berhenti atau diri lo sendiri yang kena imbas."
Aulfa menyimak semua yang diucakan Sena. Kadang dia tidak bisa menebak jalan pikiran Sena atau pembicaraannya.
"Gue cuman ngingatin. Kasian Ella di sana," ujarnya meninggalkan Sena.
Sena memejamkan matanya membiarkan angin sore menerpa tubuhnya. "Maaf," gumannya menatap langit yang mulai diselimuti kabut.
Jangan lupa Vote, Comen and Shere😙(♡˙︶˙♡)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top