[5]
Happy Reading😍
Sejak bell pertama berbunyi Sena selalu menatap jam dinding yang ada di atas papan tulis. Dia menebak-nebak apa yang akan terjadi setelah jam pertama ini habis.
Dia tersenyum tipis sangat tipis hingga hanya terlihat garis lurus di bibirnya, dengan keadaan bosan dia tetap mendengarkan penjelasan guru yang ada didepan sana sambil sekali-kali menatap jam yang tergantung diatas papan tulis itu.
Suara bell pergantian mata pelajaran bergema di setiap sudut sekolah itu membuat senyum Sena mengembang. Dia masih duduk di bangkunya memerhatikan teman sekelasnya yang mulai keluar untuk mengganti baju karena jam pelajaran selanjutnya mate pelajaran olahraga.
Setelah kelas sudah sepi barulah Sena dan Safira keluar untuk mengambil baju olahraga yang berada didalam loker mereka.
Saat melangkah ke arah loker, Sena dan yang lain dibuat terkejut oleh teriakan salah satu teman sekelas mereka.
"Akhhhh!" Nampak ceceran darah dan bangkai karena dia spontan membuang kotak tersebut kelantai.
Sena mengerjabkan matanya menyadari apa yang terjadi melihat bangkai hewan berada diujung sepatunya.
"Lo nggak apa-apa?" tuding Daffa menarik Sena menjauh dari tempat itu.
Sena masih mematung melihat ceceran bangkai dan darah yang berserakan di lantai hingga dia tersentak kaget karena Daffa menepuk pipinya.
"Lo nggak apa-apa kan?"
Sena matapa Daffa lalu melirik ke lantai, dia cuman menggeleng kecil kemudia mendekat kearah Syifa korba teror tersebut.
Syifa menunduk sambil menangis semua orang yang disana tidak ada yang mau mendekat kaerah dia. "Syifa nggak apa-apa kan?" tanya Sena, sontak membuat Syifa berjalan mundur.
Syifa menatap Sena dengan raut takut membuat Sena tersenyum licik dan gencar untuk mendekat. "Pergi!!" teriaknya dengan napas memburu.
Bukan menjauh Sena malah mendekat sambil mengancam dengan gerakan mulut. "Jangan main-main sama gue," ujarnya tampa suara membuat Syifa menggeleng kuat dan langsung mendorong Sena ke lantai.
Sena menatap Syifa dengan pandangan kosong. "Sena cuman mau bantuin," ujarnya membuat yang lain menatap sinis ke arah Syifa.
Dengan wajah takut Syifa menggeleng kuat. "L--lo!" tunjuk Syifa memberanikan diri.
Sena cuman menantikan ucapan Syifa dengan raut cemas+takut sejadi-jadinya.
"Lo JAHAT!!" pekiknya hampir menampar Sena kalau tidak ada tangan yang menahan tangannya.
"SYIFA!!" bentak Daffa membuat dia kaget dan menatap tajam ke arahnya.
Syifa menghempaskan tangan Daffa dari pergelangan tangannya. "Apa lo mau belain cewek sinting ini juga!" tunjuk Syifa persis didepan wajah Sena yang sedang menunduk.
"Lo keterlaluan nggak, jelas-jelas Sena tadi mau bantuin lo dan apa yang lo lakuin dorong dia dan hampir nampar dia!" bentak Daffa mentap Syifa tajam.
"Lo nggak tau sebenarnya dia itu siapa, dia psikopat!" teriak Syifa. Bukannya terkejut malahan Daffa memandang Syifa sinis.
"Bukannya lo psikopat yang sebenarnya. Kotak itu seharusnya ada di dalam loker Sena bukan? tapi lo malah kejebak di permainan sendiri. Ck," tuding Daffa membuat yang lain terkejut.
Syifa melirik Sena yang juga tengah meliriknya membuatnya menggempalkan tangannya dan pergi dari tempat itu.
Banyak cibiran-cibiran untuk Syifa membuat Sena tersenyum picik hingga intruksi guru membuat semua menoleh ke arah suara.
Sena menatap rombongan anak cowok kelasnya yang bermain basket dengan pandangan kosong, hingga suara Safira memecahkan lamunannya itu.
"Na lo nggak apa-apa kan?" tanya Safira sadari tadi memerhatikan Sena cuman diam saja.
Sena menggeleng kecil dan tetap menatap lurus tampa menoleh ke arah Safira yang ada di sebelahnya.
Safira menghela napas. "Jangan masukin ke hati perkataan Syifa tadi, jelas dia yang sinting," guman Safira membuat Sena menoleh ke arahnya.
Bukan menyaut perkataan Safira dia malah bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkannya sendirian.
"Eh, jangan tinggalin gue!!" teriak Safira menyusul Sena yang sudah menjauh.
Jangan lupa Vote, Comen, dan Shere
Thanks you gaess😙
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top